Ateis adalah orang yang tidak bertuhan tidak beragama, Teis bertuhan beragama, suatu ketika mereka yang berbeda ini ketemu lagi sebagai sahabat yang sudah lama berpisah,
" Apa kabar temanku ?," tanya Ateis.
" Berkat lindungan Tuhan, baik ," kata Teis.
" Wow hebat juga tuhamu," kata Ateis.
" Iya dong dia kan pencipta semua pemilik kehidupan pemilik alam,' Teis.
" Alam yang sebelah mana," tanya Ateis.
"Ya semua ini, eh pagi - pagi sudah berdebat seperti temanku yang dulu, kita duduk dulu ngopi dulu setelah lama tidak bertemu.
" Ada apa denganmu teman ? kok pagi - pagi sudah berdebat tentang Tuhan ? ada masalah apa ? bicaralah !," kata Teis.
" Tidak temanku tidak ada masalah, hanya banyak membaca saja seperti dulu banyak diskusi," kata Ateis.
" Terus hasilnya kamu memarahi Tuhan ?," tanya Teis.
" Tidak juga teman, hanya tidak suka orang mengtasnamakan tuhan mengatasnamakan agama mencari untung materi sendiri, menghakimi orang lain, bahkan menyiksa orang lain, ' kata Ateis.
" Terus kamu kira itu maunya Tuhan ? sehingga kamu marah sama Tuhan ?,' tanya si Teis.
" Mana saya tahu maunya tuhan, saya tidak pernah dengar langsung apa maunya yang ada cuma cerita orang - orang saja yang mengatasnamakan tuhan sehingga saya saya tidak terima lagi perintah tuhan itu masak kasar begitu ? " sedangkan sewaktu saya kecil katanya tuhan baik tuhan adil lha ko sudah dewasa melihat tuhan jadi aneh," kata Ateis.
" Banyak litelatur tentang Tuhan temanku, banyak agama banyak cara orang mengenal Tuhan, tapi itu semua kembali ke hati kita semua kalau ada niat baik di hati semua bisa dibicarakan dengan tenang seperti kita hari ini saya akhir - akhir ini banyak menemukan pencerahan dari agama, " lha kok ketemu kamu bicara Ateisme. Tapi karena kita sahabat yang sudah sangat lama saya tahu isi hatimu kamu bukan orang jahat dan saya berani bertaruh untuk itu tapi jujur hari ini saya kaget juga mendengar kata - katamu. Karena dalam fikiran saya Ateis itu tidak bermoral tidak beradab tapi mengenalmu membuat saya jadi berfikir ulang, urai Teis.
" Benar teman, Ateisme juga jadi alat propaganda negatif bagi orang berniat jahat seperti katamu tadi kembali ke niat mereka memang berniat jahat, karena secara umum jahat tidak beragama tidak bertuhan mereka malah mengaku ngaku tidak bertuhan yang mana menjadi poin pertama Ateis, tapi bukan berarti Ateis tidak takut hukum negara yang mana hukum itu juga di kutip sarinya dari agama - agama, kalau bicara di muka umum beda pendapat ya takut juga dengan amuk massa saya kira kalian juga begitu to kalau bicara agama berlebihan di negara skuler bisa kena jerat hukum atau bicara keras tentang perbedaan di depan agama lain tentu takut juga apalagi kalian di posisi minor, " urai Ateis.
" Kamu tidak takut kalau masuk neraka ?," tanya Teis lagi.
" Kalau tidak butuh surga ya tidak butuh neraka juga teman itu kan satu paket," kata Ateis.
" Tapi kami takut masuk neraka, kalau tidak mengingatkan kalian teman, " kata Teis.
" Silakan saja teman mengingatkan dengan pengetahuanmu asal jangan memaksa apalagi memukul jadi kalau saya mau dengar karena dipukul apa bedanya kalian dengan geng preman ?," kata Ateis.
" Ya tidak begitu juga teman ada waktunya ada masanya kita bicara panjang lebar ada juga masanya kita menunggu momen untuk bicara agama secara tepat, suatu ketika kamu berduka kehilang orang dekat oleh karena kematian maka kalimat yang akan saya katakan iklaskan kepada keinginan Tuhan yang berjalan hari ini dia selalu punya rencana," kata Teis, bersambung..
" Apa kabar temanku ?," tanya Ateis.
" Berkat lindungan Tuhan, baik ," kata Teis.
" Wow hebat juga tuhamu," kata Ateis.
" Iya dong dia kan pencipta semua pemilik kehidupan pemilik alam,' Teis.
" Alam yang sebelah mana," tanya Ateis.
"Ya semua ini, eh pagi - pagi sudah berdebat seperti temanku yang dulu, kita duduk dulu ngopi dulu setelah lama tidak bertemu.
" Ada apa denganmu teman ? kok pagi - pagi sudah berdebat tentang Tuhan ? ada masalah apa ? bicaralah !," kata Teis.
" Tidak temanku tidak ada masalah, hanya banyak membaca saja seperti dulu banyak diskusi," kata Ateis.
" Terus hasilnya kamu memarahi Tuhan ?," tanya Teis.
" Tidak juga teman, hanya tidak suka orang mengtasnamakan tuhan mengatasnamakan agama mencari untung materi sendiri, menghakimi orang lain, bahkan menyiksa orang lain, ' kata Ateis.
" Terus kamu kira itu maunya Tuhan ? sehingga kamu marah sama Tuhan ?,' tanya si Teis.
" Mana saya tahu maunya tuhan, saya tidak pernah dengar langsung apa maunya yang ada cuma cerita orang - orang saja yang mengatasnamakan tuhan sehingga saya saya tidak terima lagi perintah tuhan itu masak kasar begitu ? " sedangkan sewaktu saya kecil katanya tuhan baik tuhan adil lha ko sudah dewasa melihat tuhan jadi aneh," kata Ateis.
" Banyak litelatur tentang Tuhan temanku, banyak agama banyak cara orang mengenal Tuhan, tapi itu semua kembali ke hati kita semua kalau ada niat baik di hati semua bisa dibicarakan dengan tenang seperti kita hari ini saya akhir - akhir ini banyak menemukan pencerahan dari agama, " lha kok ketemu kamu bicara Ateisme. Tapi karena kita sahabat yang sudah sangat lama saya tahu isi hatimu kamu bukan orang jahat dan saya berani bertaruh untuk itu tapi jujur hari ini saya kaget juga mendengar kata - katamu. Karena dalam fikiran saya Ateis itu tidak bermoral tidak beradab tapi mengenalmu membuat saya jadi berfikir ulang, urai Teis.
" Benar teman, Ateisme juga jadi alat propaganda negatif bagi orang berniat jahat seperti katamu tadi kembali ke niat mereka memang berniat jahat, karena secara umum jahat tidak beragama tidak bertuhan mereka malah mengaku ngaku tidak bertuhan yang mana menjadi poin pertama Ateis, tapi bukan berarti Ateis tidak takut hukum negara yang mana hukum itu juga di kutip sarinya dari agama - agama, kalau bicara di muka umum beda pendapat ya takut juga dengan amuk massa saya kira kalian juga begitu to kalau bicara agama berlebihan di negara skuler bisa kena jerat hukum atau bicara keras tentang perbedaan di depan agama lain tentu takut juga apalagi kalian di posisi minor, " urai Ateis.
" Kamu tidak takut kalau masuk neraka ?," tanya Teis lagi.
" Kalau tidak butuh surga ya tidak butuh neraka juga teman itu kan satu paket," kata Ateis.
" Tapi kami takut masuk neraka, kalau tidak mengingatkan kalian teman, " kata Teis.
" Silakan saja teman mengingatkan dengan pengetahuanmu asal jangan memaksa apalagi memukul jadi kalau saya mau dengar karena dipukul apa bedanya kalian dengan geng preman ?," kata Ateis.
" Ya tidak begitu juga teman ada waktunya ada masanya kita bicara panjang lebar ada juga masanya kita menunggu momen untuk bicara agama secara tepat, suatu ketika kamu berduka kehilang orang dekat oleh karena kematian maka kalimat yang akan saya katakan iklaskan kepada keinginan Tuhan yang berjalan hari ini dia selalu punya rencana," kata Teis, bersambung..