Kamu janji menikahi aku bang, jangan harap kamu jadi Gubernur kalau tidak mau menikahi aku,ancam Lenty kepada Azis Toni SH sang calon Gubernur.
Azis diam saja, tidak perduli ancaman janda paruh baya itu.
Azis diam saja, tidak perduli ancaman janda paruh baya itu.
Lenty pengusaha yang bergerak di bidang transportasi laut di pulau Jawa, suaminya selingkuh membuat dia murka dan hijrah ke Sumatera dan berusaha sendiri. Dalam usaha yang menembus banyak rantai birokrasi yang ruwet itu membuat Lenty banyak kenal pejabat dan orang berpengaruh di salah satu pelabuhan pulau Sumatera. Termasuk mengenal Azis anak mantan Gubernur yang ganteng dan berpengaruh di daerah ini. Hubungan bisnis hitam mereka berlanjut ke hubungan asmara, tidak seperti pejabat lain yang hanya minta uang dan tidur sekali dua kali saja dengan Lenty, " negosiasi bisnis diatas ranjang " kata lawan bisnisnya, kali ini tidak, Lenty jatuh cinta, sedangkan Azis hanya bermain main saja, sesuai kebiasaan dia.
Seperti kisah seorang pejabat tinggi meninggal, kabarnya istrinya cantik, buru - buru Azis mempelajari profil pejabat tersebut dari kalangan pejabat yang dia kenal. Azispun datang dengan air mata dan oleh - oleh untuk janda pejabat itu. " Maafkan saya mbak, tidak bisa hadir di acara kepergian bapak, saya ada kerjaan di luar negeri, tetap dengan uraian air matanya. " Saya banyak hutang budi dengan bapak, saya banyak diantu dan bina seperti adik sendiri bla bla.. Hari - hari berikutnya dia tetap datang dengan oleh - oleh dan air mata. " Kalau mbak perlu apa - apa, jangan sungkan minta ke saya, kata Azis. Anak mantan Gubernur, kaya dan ganteng tidak membuat curiga siapapun yang mengenalnya, kecuali orang - orang dekat saja yang faham watak dia. Singkat cerita si janda pejabat yang masih kaya ini dinikahi, diajak join bisnis, dan Azis tetap berpetualang kemana dia suka. Ada beberapa janda yang berhasil dia tahklukkan dengan cara ini, ada yang beruntung tetap kaya, ada pula yang sial rugi dan ditinggalkan Azis begitu saja.
Pola yang sama mau dipraktekkan kepada Lenty, tapi Lenty lebih cerdas, memorynya mengingat dengan baik, dosa - dosa hukum Azis. Tapi Azis anak raja yang tidak pernah belajar berjuang, dia cuma tahu menghabiskan uang, olah sana olah sini, tidak menyangka sedikitpun akan jatuh oleh janda paruh baya yang masih cantik ini. Pencalonan Gunbernur di masa pemilihan oleh DPRD dengan mudah dimenangkan oleh Azis, suap beberapa oknum DPRD yang suara mayoritas membuat Azis memenangkan pemilihan, ucapan selamat datang dari berbagai penjuru. Lenty datang dan mengahabiskan malam kemenangan bersama Azis. Dianatar keringat yang masih membasahi tubuh keduanya, Lenty menagih janji Azis untuk menikahinya. Terbayang status sebagai ibu Gubernur, siapa yang tidak mau? memberi pelajaran kepada mantan suaminya, " Kamu lihat pa, sekarang saya istri Gubernur, barangkali itu yang mau dia perjuangkan. Padahal secara umum dia sudah bersama Gubernur terpilih bahkan dimalam kemenangan ini.
Sulit memang untuk lepas dari bayangan orang yang pertama mencintainya dengan sepenuh hati, menjadikan dia istri. Entah mantan suaminya ingat atau tidak lagi dengan dia. Tapi dalam hatinya masih terikat ego yang besar untuk memberi pelajaran kepada mantan suaminya itu. Dalam bisnis Lenty sangat dingin, memperjuangkan bisnis dengan segala cara, dari loby, suap, gertak, sampai tidur bersama, seperti sebuah istilah " kalau tidak bisa duduk bersama, bagaimana kalau kita tidur bersama? jarang pejabat yang bisa lolos dari jurus terakhir Lenty, selain cantik dia juga cerdas, tidak rugi rasanya bagi kebanyakan pejabat untuk sekedar melonggarkan urat yang tegang. Dengan ego dan emosi ini Lenty jadi gembel sampai tua.
Lenty mendekati lawan politik Azis yang sangat lihai dalam hukum, karena dia bekas pejabat hukum. " Bang saya mau bantu abang, tapi abang juga harus bantu saya.
" Ada apa dek? tanya calon Gubernur gagal.
" Azis punya ijazah palsu, saya kira cukup untuk mengagalkan kemenangannya bang.
" Ohya, kamu mau jadi pelapor? yang lain urusan abang.
" Siap bang, kata Lenty.
" Baik dek, kita mainkan, kamu akan saya ingat sebagai orang yang paling menentukan karier abang, tidak usah takut sama beruk itu, dia urusan abang.
Terbitlah surat panggilan untuk tersangka ijazah palsu, Azis Toni yang dimana mana pakai " SH " dibelakang namanya. Hubungan yang kuat dengan kepolisian daerah membuat kasusnya mandek. Tapi lawan tidak kalah kuat, memilih Mabes Polri sebagai tempat operasi penangkapan. Azis Toni tanpa SH jadi tersangka dan di jemput paksa oleh Mabes Polri. Pupuslah harapan untuk jadi Gubernur. Tidak lama pemilihan ulang dilaksanakan lagi pemenangnya adalah lawan politiknya.
Dengan segenap kekuatan Azis mengerahkan para preman untuk memburu Lenty, tapi sia - sia, janji Gubernur baru akan melindunginya tidak efektif. Lenty buronan seumur hidupnya, selain buron preman, Lenty juga diburu Polisi untuk beberapa kasus bisnisnya, tentunya dibuka oleh Azis Toni.
Sulit memang untuk lepas dari bayangan orang yang pertama mencintainya dengan sepenuh hati, menjadikan dia istri. Entah mantan suaminya ingat atau tidak lagi dengan dia. Tapi dalam hatinya masih terikat ego yang besar untuk memberi pelajaran kepada mantan suaminya itu. Dalam bisnis Lenty sangat dingin, memperjuangkan bisnis dengan segala cara, dari loby, suap, gertak, sampai tidur bersama, seperti sebuah istilah " kalau tidak bisa duduk bersama, bagaimana kalau kita tidur bersama? jarang pejabat yang bisa lolos dari jurus terakhir Lenty, selain cantik dia juga cerdas, tidak rugi rasanya bagi kebanyakan pejabat untuk sekedar melonggarkan urat yang tegang. Dengan ego dan emosi ini Lenty jadi gembel sampai tua.
Lenty mendekati lawan politik Azis yang sangat lihai dalam hukum, karena dia bekas pejabat hukum. " Bang saya mau bantu abang, tapi abang juga harus bantu saya.
" Ada apa dek? tanya calon Gubernur gagal.
" Azis punya ijazah palsu, saya kira cukup untuk mengagalkan kemenangannya bang.
" Ohya, kamu mau jadi pelapor? yang lain urusan abang.
" Siap bang, kata Lenty.
" Baik dek, kita mainkan, kamu akan saya ingat sebagai orang yang paling menentukan karier abang, tidak usah takut sama beruk itu, dia urusan abang.
Terbitlah surat panggilan untuk tersangka ijazah palsu, Azis Toni yang dimana mana pakai " SH " dibelakang namanya. Hubungan yang kuat dengan kepolisian daerah membuat kasusnya mandek. Tapi lawan tidak kalah kuat, memilih Mabes Polri sebagai tempat operasi penangkapan. Azis Toni tanpa SH jadi tersangka dan di jemput paksa oleh Mabes Polri. Pupuslah harapan untuk jadi Gubernur. Tidak lama pemilihan ulang dilaksanakan lagi pemenangnya adalah lawan politiknya.
Dengan segenap kekuatan Azis mengerahkan para preman untuk memburu Lenty, tapi sia - sia, janji Gubernur baru akan melindunginya tidak efektif. Lenty buronan seumur hidupnya, selain buron preman, Lenty juga diburu Polisi untuk beberapa kasus bisnisnya, tentunya dibuka oleh Azis Toni.