Selasa, 25 Februari 2020

kekasihku spesialis sabotase

Pengamatan, mengumpulakn informasi, membangun opini, sabotase hal yang kami pelajari di sekolah intelijen. Kami alat penguasa jahat, bisa juga jadi alat penguasa baik. Tergantung siapa penguasa politik yang berkuasa. Kebanyakan menyamar bisa membuat kami lupa ini nyata atau samaran semata. Keberhasilan kami tidak mendapat sorot kamera, kekacauan membuat semua mata melihat ke kami. Kalau anda bingung melihat sekelompok orang melawan penguasa tapi penguasa diam saja? bisa dipastikan ada kami di sana. Kami membuat lawan untuk penguasa agar penguasa terlihat begitu lemah di tekan, sehingga di momen lain orang - orang akan maklum kalau penguasa keras kepada lawannya. Orang yang begitu terlihat baik padahal beberapa orang melihat dia jahat, bisa dipastikan ada kami di balik itu. Kepala intelijen negara yang baru berhasil membujuk seklompok separatis untuk kembali kepada negara yang sah. Isu - isu mengatakan kelolompok ini justru buatan kepala intelijen, seorang pembisik handal mengatakan kepada presiden berkuasa, pilihlah jenderal Sutiono dia mampu mengatasi separatis itu.

Jenderal Sutiono punya staf wanita yang cerdas dan cantik, bernama Yanti lulusan luar negeri menguasai lima bahasa, komputer, spesialis sabotase, petualang sejati. Dia bisa menyamar berbulan bulan jadi pelacur untuk mencapai target, seorang tokoh penting yang suka pelacur. Dia bisa menyamar jadi seorang agen asuransi yang mau tidur dengan target demi penjualan polis asuransinya. Jatuh cinta kepada Dodi agen lapangan handal, di unit mata - mata terbaik di dunia itu.

Dodi sendiri pria  setia yang tidak suka bergonta ganti wanita, walau begitu banyak wanita dari badan intelijen, dep han, bahkan kalangan selebriti banyak suka dia. Dia pria kolot, cinta sama satu wanita. Dia tidak mudah di tahlukkan, dia sangat tangguh, kelemahannnya tentu cinta, mungkin karena itu dia tidak berani memberi hati kepada banyak wanita. Karena itu bisa membuat dia lemah, apabila orang yang dia cinta di sakiti, dia bisa berubah bagai singa marah.

Priabadi Dodi justru membuat Yanti tergila gila, bukan karena cinta tapi karena sifat petualang Yanti yang suka tantangan. Bahkan mungkin sudah jatuh cinta karena sulitnya membuat Dodi tahluk. Yanti yang biasa tidur dengan kepala intelijen meminta kepala intelijen menugaskan Dodi untuk infiltrasi ke sebuah kelompok teroris.

" Saya mau menikah pak.
" Saya tahu, tidak akan lama, cukup untuk meyakinkan presiden untuk menghancurkan mereka. Mungkin cukup seminggu, tidak akan menganggu pesta pernikahanmu.

Yanti membuat situasi semakin sulit, tugas Dodi semakin berat tidak bisa di selesaikan dalam seminggu. Bahkan Dodi sudah di opinikan berfihak kepada lawan. Upaya Dodi untuk membersihkan namanya menemui banyak kendala. File pribadinya berhasil di rubah oleh Yanti sebagai anggota teroris buatan negara lain. Bahkan Susi calon istrinya sudah meminta keputusan, seolah dia begitu lugu tidak tahu tugas seorang agen intelijen. Padahal Susi sendiri adalah agen penyusup yang di susupkan lawan ke tubuh intelijen dengan menikahi agen terbaik. Susi berkata sabar menunggu sambil mengancam akan mengundurkan diri dari pernikahan ini. Semua terlihat normal saja.

Kendala utama bagi Dodi tidak ada akses untuk melihat ke dalam kantor karena dia sudah di cekal sebagai agen pengkhianat. Di tengah keadaan buruk ini Yanti datang bak pahlawan bagi Dodi sambil meminta cinta dari Dodi.
" Saya akan membantu kamu, akan leboh bagus kalau kamu mau menerima cintaku.
" Baiklah kalau itu maumu kata Dodi demi cintanya pada Susi.
Mungkin lebih baik dua cinta daripada tidak mendapat satupun fikir Dodi. Nanti di urus belakangan. Di tengah upaya Yanti mengatasi masalah Dodi. Susi masuk mencoba membebaskan Dodi. Kedua wanita itu bertarung memperbaiki opini dan mendapatkan Dodi.
" Kamu agen ? ini berita menarik untuk Dodi.
" Kamu tidak akan hidup untuk melaporkannya, Susi.


Minggu, 23 Februari 2020

Tiga perintah satu pemenang

Anda tekan partai merah dengan segala cara bila perlu membunuh mereka semua, kami akan membantu anda kata kepala intelijen adi kuasa kepada panglima militer.  Jenderal Bento sangat senang mendapat dukungan negara adi kuasa. Sebagai imbalannya semua sumber daya alam di jual kepada negara adi kuasa dengan harga murah, tentu fee nya akan dikirim langsung ke kantong Jenderal Bento dan kroninya.

Anda sikat partai kuning, dekati jenderal berpengaruh bila perlu bunuh semua lawan anda, kami akan mendukung anda.


Anda sikat partai merah dekati jenderal yang berpengaruh bila perlu bunuh semua, kami di belakang anda.

Sabtu, 22 Februari 2020

Yanti tersesat

" Kamu juga akan sama dengan yang lain, ' kata Yanti kalem.
" Aku bukan penjual cinta aku tidak suka hal - hal suci dan indah di salah gunakan,' Abas.

" Bagimu cinta suci?
" Suci dan agung, aku tidak suka orang mempermainkannnya, aku sendiri korban permainan cinta. Itu sangat jahat, seperti jahatnya orang memakai agama untuk kejahatan, akan berbeda dengan penegak hukum yang menjual hukum. Itu juga sangat jahat tapi lebih jahat yang menyalah gunakan agama dan cinta.

" Kita lihat saja nanti aku sudah sangat lelah dengan urusan cinta ini, walau hati ini masih ingin merasakannya.
Aku janji untuk tidak berkhianat. " Tapi aku tidak bisa menawarkan apa - apa kecuali sebuah janji. Pria sejati harus bisa di pegang janjinya, begitu kata kakekku.

" Kok kakek? bapak kamu mana?
" Bapak saya melawan pendapat kakek dia lebih percaya kepada kekuatan materi. Dia tidak punya karakter dia bosan dengan gaya hidup kakek yang sangat sederhana. Aku lebih suka kakek. Anak anaknya sendiri tidak. Mungkin sekedar ketertarikan saja.

" Aku sudah terlalu jauh melangkah mungkin sudah tidak bisa kembali. Aku berganti karakter, berganti indentitas, domisili, terkadang aku lupa siapa diriku. Sudah banyak kebohongan, kecurangan yang aku mainkan, padahal aku sangat benci dengan laku itu.
" Memang benar, aktifis rakyat yang menolak korupsi juga bisa korupsi kalau berkuasa,' Abas.

Yanti Indah Sari namanya. Agen khusus segala medan.  Dia wanita cantik, cerdas, petualang, marah dan dendam, hobby olahraga thai boxing. Di pakai orang dalam untuk membuka tabir rahasia, karena kepiawaiannya membuat pria berkuasa buka mulut, informasi itu kemudian di tukar uang. Dia dipakai pebisnis menghancurkan lawan bisnis, membuka kasus kriminal dengan berteman sama bandar narkoba dan polisi anti narkoba sekaligus. Pekerjaan yang sebenarnya sangat membayakan fisiknya, tapi amarah dan dendam di hatinya membuat rasa takut itu hilang. Dengan mudah dia minta tolong kepada tokoh pemuda yang menguasai daerah. Minta perlindungan sudah barang tentu dibayar dengan yang atau tubuhnya. Oknum polisi dan oknum militer merasa tersanjung kalau dia meminta tolong dalam ketakutannya, sudah barang tentu dengan tata bahasa yang memukau lawan bicara. Orang - orang mengenalnya sebagai pebisnis serabutan, calo tanah, direktur PT palu gada ( yang yang elu mau gua ada ).

Dia bukan lulusan Langley seperti umumnya agen CIA biro intelijen pusat Amerika. Dia sama dengan wanita lainnya ingin hidup bahagia punya kekasih mungkin juga anak. Dia juga mendapatkan yang dia inginkan seperti yang di inginkan semua wanita, kecantikan. Anugerah itu sangat menguntungkan dia sekaligus jadi malapetaka juga di masa remajanya. Pria pilihannya tidak tahu diri, tidak tahu untung sudah mendapatkan dia. Pria lain menawarkan diri hanya menumpang basah saja. Pria berikutnya tidak jauh beda.

Situasi yang akhirnya melahirkan dendam dan mati rasa kepada sebuah rasa yang diberi namanya; cinta. Dia bisa menerima tawaran uang untuk menghancurkan seseorang, menyelidiki seseorang. Penguasa yang melihat dia hanya sebagai objek birahi tidak lebih, walau kapasitas otaknya cukup untuk memahami politik, tapi bagi politisi instan tidak perlu ide - ide cemerlang itu. Cukup cari uang dan membayar partai, membayar pemilih. Di antara rasa lelahnta dia meniduri Yanti, Yanti menerima resiko itu, juga membuat dia semakin tega menghancurkan poltikus busuk ini hancur sebelum bisa berkuasa. Sayangnya politisi yang dia bantu juga sama saja busuknya, tapi paling tidak dia punya back up dari penguasa politik.

Pria dingin yang biasa saja akhirnya bisa menghentikan nafsu berpetualang dalam dirinya. Tidak semua laki - lakiii....lagu Basofi Sudirman Gunernur Jawa Timur akhirnya tebukti. " Jangan bergerak! diam! kalian sudah di kepung! " jangan paksa kami bertindak tegas! suara - suara teriakan polisi bersahutan di ruang tengah rumah Dodi tersangka pengedar narkoba. Dua pria dan satu wanita duduk diam membisu tidak bias berbuat apa - apa di kelilingi todongan senjata unit anti narkoba. Personil lain sibuk mengumpulkan barang bukti. Satu persatu di borgol dan diinterogasi terpisah di ruangan itu untuk menunjukkan dimana barang bukti yang sebenarnya di cari polisi. Tiba giliran Yanti yang di Tarik ke ruangan lain. " Siapa nama kamu?, tanya kepala unit anti narkoba. " Yanti pak, saya cuma khilaf pak, saya tidak ada hubungannnya dengan bisnis ini. " Nanti kita bicara di kantor, sekarang kalua kamu mau berguna tunjukkan dimana Dodi menyimpan narkobanya. " Jangan sekarang pak, kata Yanti membisikkan ke kuping kepala unit, bawa saja kami semua, tinggalkan personil bapak sendirian untuk mengambil nantinya, jadi seolah itu hasil kerja personil bapak, dan tolong jaga nama saya, saya sudah terlalu banyak masalah. " Bagaimana? tanya kepala unit kepada jajarannya. " Belum ketemu pak. " Sudah yang ada saja sudah cukup, kita berangkat ke kantor. " Baik pak.' sahut personil. Ketiga tersangka diangkut menuju mobil polisi, kepala unit menyuruh personil kepercayaaanya untuk mengambil barang bukti yang sudah di tunjukkan oleh Yanti. " Nanti kamu pura - pura menemukan sendiri barang itu, begitu sampai ke kantor. " Baik pak. Personil yang ditunjuk kepala unit tiba di kantor belakangan," saya menemukan barang bukti ini pak, katanya girang. Kepala unit senang sekali dengan keterus terangan Yanti. " Kamu tinggal dimana tanya kepala unit kepada Yanti. " Tidak jelas pak, kos pindah - pindah. " Suami kamu mana? " Tidak pernah Kawin pak, sahut Yanti. " Punya anak? " Punya satu pak. " Baiklah kamu akan kami bantu, tapi kamu tetap harus menjalani hukuman singkat, kamu boleh kembali ke lingkungan pemakai, beri kami info, kami bantu uang sekolah anak kamu, kalua kamu tidak mau memberi info yang kami perlukan, kedok kamu akan kami buka sebagai infroman. " Bapak memeras saya. " Tapi kami bantu kamu, adil kan? lagipula kamu bias berguna bagi negara daripada sibuk memakai narkoba, jangan bilang kalua saya tidak tahu kamu beli narkoba dengan tubuhmu, paling tidak kamu bias berguna bagi negara, dan ada sedikit uang dari kami. " Baik pak, saya tidak punya pilihan lain.

Selasa, 11 Februari 2020

Ku Tunggu di Bukit Pertahanan

Kau matahari hidupku, hidupku sangat bergairah walau hanya melihat pintu rumahmu, bunga anyelir ibumu seperti menyapa setengah mengejek pada ku. " Cari Roland ya? seolah begitu pertanyaannya. " Diam kau bunga sialan! kau tidak tahu artinya rindu yang aku rasakan.
Melihat marahku, ayam - ayam cantik yang tadinya mau ikutan mengejek jadi tertunduk takut pura - pura sibuk mematuk.

" Eh mantuku! teriak ibumu yang ceriwis kalau melihat aku lewat di depan rumahmu. Aku senyum tersipu dan bahagia mendengarnya, dia begitu percaya diri, kalau remaja putri pasti mau sama anaknya,"emang iya juga sih.
" Ih.Bibi! begitu aku memanggilnya di kampung kami.
" Benar kan, ini cocok jadi mantuku, tanya ibumu lagi kepada tetangga rumahnya, mak Bon.

" Benar! pas sekali teriak ibu Bondan pula dengan genitnya.
Bertambah senang saja hati ini kalau sudah begini, sedangkan melihat ayam ibumu saja yang lewat di depan rumahku, rasanya kau yang datang menyapaku.

Kebiasaan orang - orang di kampung kami yang suka blak blakan dan terbuka, suara besar, tidak banyak neko - neko, sejak orang - orang kota datang mulai sedikit berubah, karena gaya hidup modern katanya. Kata - kata munafik mulai mereka pakai, betapa besar artinya harta merubah manusia.

Roland anak yang paling ganteng, pacar idaman setiap wanita muda di kampung kami. Rajin, cerdas, sayang orang tua, bahkan bapaknya tidak berani marah padanya. Karena begitu sempurnanya dia. " Apakah aku terlalu berharap? kalau Roland jadi kekasihku? Dia berlaku sangat manis pada ku, tapi sialnya dia manis juga kepada semua orang.

Sesudah membantu ibu menggembalakan bebek - bebeknya, aku duduk di pinggir sungai diatasnya ada jalan umum. Tidak lain tidak bukan yang aku harapkan, Roland lewat di jalan itu dan menyapaku. Alam memang adil kalau sudah begini, Roland benar lewat dengan sepeda motornya.

" Hei Santy, lagi apa?
" Deg, deg! ser...dadaku bergemuruh, eh Lan lagi begnong aja, habis mengantar bebek - bebek ke sawah, kamu darimana? tanya cepat, seolah tidak mau Roland cepat berlalu. Ini beli bumbu pesanan ibuku, katanya sembari turun dari sepeda motornya. Hal yang sangat aku harapkan, sebagai gadis kampung tidak biasa kita meminta laki - laki duduk di sebelah kita. Walau sangat ingin mengatakan itu.

Aku menoleh sedikit ke ujung bibirnya, aku tidak berani menatap matanya, aku takut jatuh pingsan ke sungai kalau bertatap mata dengan Roland. Dia begitu mempesona.

" Jalan dulu yuk, nanti kita kembali lagi giring bebek - bebekmu.
" Hmm..ayo kata sok malas, padahal rasanya ingin teriak" ayo! tapi itu tidak baik bagi gadis kampung, bias - bias Roland yang kaget dan lompat ke kali. Mutar - mutar di perswahan dan naik ke arah bukit pertahanan, dulu kala sering dipakai tantara revolusi menghadang kumpeni. Sekarang bukit ini sepi dan sering dipakai muda mudi berduaan. Kami duduk menatap kampung kami, menatap masa depan. Roland duduk mendekatiku cuek, tangan kanannya di letakkan di belakang punggungku, tidak menyentuh sama sekali.

" Aku berencana pergi merantau, mau merubah nasib, di kampung ini memang indah tapi tidak mendukung masa depan.
" Kemana? tanya kaget seolah tidak menerima, baru sadar lagi dan mempelankan suara, kami kan belum jadian, aku aku harus kalem.

" Ke Jawa kanya pelan seolah tidak perduli reaksiku.
" Berapa lama? kejarku.

" Tergantung, kalua berhasil ya pulang, kalua tidak ya tidak usah pulang, biar saja sampai mati di rantau.
" Kok gitu sih? di sini orang tuamu kan cukup mapan, tidak perlu jauh - jauh cari makan.

" Bukan sekedar makan San, aku mau memasuki kekuasaan politik di Jawa, semoga bias membuat kebijakan untuk kampung kita nanti. " Tapi yang penting aku mau meminta kamu jadi kekasihku.
" Dug! ini anak nembak kok tidak pakai aba- aba, langsung aja, sialan, aku kan jadi kaget bukan main, plus terbang ke langit juga sih.

" Mau kan? kamu jadi kekasihku, dan setia menunggu aku sukses?
" Mmmm...aku hanya mengangguk pelan, baru saja jadian, udah pisah jauh, sialan!

Di saat hatiku terbang tinggi ke langit, Roland sudah mencengkram seluruh tubuhku dengan mesra. Tidak ada yang bias aku lakukan selain pasrah, pasrah laksana seorang istri yang menerima semua sentuhan suaminya. Bukit pertahana jadi saksi hilangnya kegadisanku. Tapi aku senang dan bahagia akhirnya bias memilik matahari yang indah, semoga aku tidak hamil.

Pagi ini aku Bersama keluarga Rolan mengantar ke terminal bus menuju Jawa, menyongsong masa depan yang lebih baik." Semoga kau berhasil di sana calon suamiku. Hari - hari berjalan lambat, yang membedakan hanya pohon manga yang baru di tanam tahun lalu semakin tinggi. Di Lebaran tahun ini kabarnya Roland akan pulang, senang sekali rasanya.

Orang tua Roland senang saja dengan kehadiranku di rumah mereka, beda dengan kepulangannya Lebaran lima tahun kemudian. Roland sudah mengendarai mobil sendiri, bibi aku memanggil ibunya mulai kurang akrab denganku, mungkin aku sudah tidak layak lagi duduk di mobil yang dibawa Roland. Syukur Roland tidak berubah, dia tetap menghargai aku sebagai kekasihnya.

" Sepertinya bibi mulai merasa aku terlalu rendah jadi menantunya ya Lan?
" Itu biasa saja San, bukankah kamu juga semakin ramah sama Mahmud sejak dia sukses jadi pengusaha?

" Kok ke situ larinya Lan?
" Iya kan? aku tidak marah San, aku sudah terbiasa dalam bisnis tidak terbawa emosi.

" Emang hubungan kita bisnis?
" Kurang lebih begitu San, mungkin saya juga yang salah, atau aku yang kurang menarik.

" Sudah tujuh tahun hubungan kita Lan, aku sudah kamu tiduri seperti lonte yang tidak dibayar, kurang apa sabarnya saya? sedangkan Mahmud juga begitu sabar menunggu jawaban saya. " Apa kamu pernah menawarkan saya ke Jawa? atau kamu takut saya melihat wanita lain di sana?
" Tidak ada yang serius San, mereka hanya teman.

" Jadi benar ada wanita lain?
" Tidak begitu San.

" Jadi masalahnya apa?
" Mungkin sudah saatnya aku harus bicara, aku bukan orang baik, aku cari uang dengan cara tidak benar, kalua aku menikahi kamu, kamu bias celaka.

" Kurang celaka apa hidup saya sekarang Lan? tidak leboh dari selir saja, lebih baik aku janda karena kamu bermasalah daripada perawan tidak laku, paling tidak statusku jelas, janda dari seorang pria yang aku pilih sendiri." Lagi pula, sejak awal aku sudah katakan, jangan memaksakan diri, kamu bukan orang susah, hidup di sini juga sudah cukup bagi kita. " Sekarang malah lebih yang lagi, orang tuamu sudah menikmati status kamu sebagai seorang sukses di rantau, kalua kamu mundur sekarang, mereka akan kecewa dan pasti menuduh aku di balik ini.
" Baiklah saying, kita menikah sederhana saja sekarang, saya akan langsung bawa kamu ke Jawa. " Dan tolong kalua kamu tidak cocok dengan hidup saya, janganlah meninggalkan saya, saya bias gila." Kamu harapan saya San.

Hidup Roland di Jawa sebenarnya masih kacau balau, mobil yang dia bawa cuma pinjaman perusahaan leasing tempat di bekerja, dia bekerja jadi debt collector free lance, ngontrak di kamar sempit. Tapi inilah pilihanku, ini jauh lebih baik daripada menunggu yang tidak pasti. Semoga kami bias hidup lebih baik lagi. Waktu berjalan begitu cepat. Kehidupan kami tidak ada perubahan. Roland sibuk putar otak untuk memperbaiki hidup kami.

" Aku tidak menyesal saying, aku terima apa adanya hidup bersamamu, yang penting kamu setia.
" Ingin rasanya menangis di pangkuanmu San, aku sangat Lelah memikirkan hidup." Aku malu sebagai laki - laki, inilah yang aku takutkan selama ini, sudah aku fikirkan lama, aku akan berusaha iklas kalua kamu pergi meninggalkanku." Pulanglah ke kampung, mungkin Mahmud masih mau menunggu kamu, katakan kepada keluarga di kampung kita sudah cerai karena tidak cocok lagi.

" Kamu bicara apa bang? kamu kira aku perempuan apa?!
" Aku bicara apa adanya, aku tidak mau kamu diam - diam menyesal itu lebih menyakitkanku, beberapa bulan ini aku mencoba jadi pribadi yang tegar dan iklas, seorang teman mengatakan begitu. " Kalau kamu benar saying dan cinta, iklaskan saja dia menderita, biarlah kita saja yang hidup acak -acakan begini, mungkin sudah takdir kita begini, sudah banyak cara kita tempuh untuk merubah hidup kita, " kamu lihat kita tetap saj minum tuak murahan di pinggir kali busuk ini.

Kata - kata bang Roland sangat membuatku bingung, apakah dia yang bosan denganku? atau memang kata - kata dia itu benar adanya?