Sabtu, 13 April 2019

Separatis karya negara



" Kumpulkan semua bekas anak buahmu yang sudah dipecat !,' Perintah Jenderal Patrick kepada Kapten Jacky komandan pasukan khusus.
" Berapa banyak mantan prajurit yang Jenderal perlukan ?,' tanya Kapten Jacky.

Jenderal Patrick tidak mendapat tempat di kabinet yang baru di bentuk Presiden terpilih tahun ini. Banyak sekali Jenderal aktif maupun yang sudah pensiun tidak mendapat tempat di kabinet baru ini. Bukan karena Presiden tidak suka dia tapi memang tempat di kabinet terbatas. Jenderal Patrick tidak mau tahu, dia marah sekali namanya tidak masuk dalam daftar kabinet baru. Dia mau menunjukkan kepada Presiden kalau dia layak dipakai dengan menciptakan kondisi darurat bersama Kapten Jacky seorang perwira muda yang dia didik dengan baik.

" Kurang lebih seratus orang, sekitar satu kompi, tapi tidak semua pecatan kamu kumpulkan, pecatan yang sok idealis jangan direkrut itu bisa jadi masalah nanti dilapangan, utamakan pecatan yang dipecat karena  kasus cari uang haram, kasus penyelundupan, perkelahian, dll, mereka lebih mudah di atur dengan uang,' Jenderal Patrick.
" Tapi ummnya mereka takut perang Jenderal, baiklah apa arahannya Jenderal ?,' tanya Kapten Jacky.


" Mereka akan ditempatkan di hutan provinsi Julusama, tugasnya menyerang aparatur negara, polisi, tentara yang bertugas disana.
" Menyerang orang kita sendiri Jenderal ?,'Kapten Jacky kaget.

" Iya, ini juga latihan perang untuk orang kita disana, senjata mereka sudah lama tidak dipakai, apa bedanya perang benaran ? dengan perang buatan ? semua akan dihadapi oleh perajurit dengan gagah berani, kamu kirim intel untuk mengingatkan mereka akan adanya ancaman senjata disana, sebagai tanggung jawab moral kita sebagai sesama perajurit. Bagi prajurit yang terbiasa siaga tentu akan aman, dari serangan kecil ini, bagi prajurit yang tidak mau tahu, sudah nasib dia menjadi tentara apatis: mati di medan tugas, simbol bendera kemerdekaan negara Julusama Raya, sudah disiapkan, biaya dan senjata sudah disiapakan,' Patrick.
" Bagaimana dengan biaya negara untuk operasi militer Jenderal,' Jacky.

" Itu urusan Jenderal bukan urusan Kapten, kalau uang operasi keluar tentu kamu jadi Kapten yang paling besar bagiannya, kamu perwira muda favorit saya,' kata Jenderal Patrick.
" Baik Jenderal,' kapten Jacky.

" Kalau nanti keadaan memburuk ? kita bisa meminta anggaran ke Presiden, anggaran perang sulit diaudit, semua maklum kalau tentara dilapangan dihadapkan banyak keadaan mendesak yang tidak sempat menyusun buku anggaran. Teman - teman kita di parlemen akan mendapat bagian dari anggaran perang buatan kita ini,' Patrick.
"Siapa yang akan mengendalikan mereka di hutan Jenderal ?,'tanya Kapten Jacky.

" Menurut kamu siapa yang paling tepat ?,' Jenderal Patrcik.
" Mungkin si Mahmud Jenderal, dia kan perwira semasa dinasnya,' terang Jacky.

" Saya maunya perwira aktif yang tahu arah peperangan ini, saya anggap yang paling tepat itu kamu Jack, kamu tidak perlu lama - lama di hutan Julusama, cukup dengan beberapa serangan awal kamu kondisikan, selanjutkan kendalikan mereka dengan telepon genggam saja, seorang perwira harus bisa memberi contoh di depan, untuk dijadikan acuan prajurit,' Jenderal Patrick.
" Baik Jenderal,' Jacky.

" Saya akan back up kamu sepenuhnya, kalau posisi kamu dilapangan ketahuan ? saya akan buatkan surat perintah, intelijen tempur untuk kamu,' Patrick.

Sebulan kemudian di sebuah gudang kosong,  tempat berkumpul bekas tentara yang dipecat karena penyelundupan, bandar narkoba, berkelahi di bar karena mabok, rambut mereka sudah panjang.

" Kalian akan dibiayai, dan persenjatai, tugas kalian mudah, cukup serangan asal - asal saja ke pos pos polisi dan tentara yang ada disana, kita tidak perlu membunuh mereka, cukup tembakan serampangan dan teriakan, " Hidup negara Julusama Raya ! " , hati - hati jangan sampai tertangkap, kami tidak akan mengakui kalian. " Kalian akan di bagi dalam empat group, utara, selatan, timur, barat,  di wilayah kalian nanti bisa dibagi lagi melihat situasi di lapangan. "Ada pertanyaan ?,' Kapten Jacky.
" Kapan uang kami terima ?,' tanya Sersan Ali eks pasukan khsusus.
" Ini uang muka sudah saya bawa, sisanya nanti kalian digaji secara mingguan, enak kan, digaji hanya untuk mengacau ? seperti maunya kalian dulu semasa masih aktif,' Kapten Jacky.

" Tutup mulut kamu Jack, kamu juga sama saja dengan kami, kamu juga pengcacau untuk negara ini,' teriak Sersan Ali.
" Saya hanya mengikuti perintah sebagaimana seharusnya seorang prajurit,' Jacky.

" Perintah dari bajingan, ini sama saja pengacau, orang negara menciptakan separatisme di negaranya, itu jauh lebih pengkhianat daripada kami yang hanya melawan perintah dinas demi beberapa dolar saja,' seru Jalal eks Perwira pasukan khusus.
" Sudah, sudah, kita sedang berbisnis bukan urusan pribadi,' Jacky.

Provinsi Julusama berada di bagian Utara negeri, adalah provinsi kaya minyak dan hasil bumi, kaya juga dengan mariyuana, banyak kepentingan bisnis disana, pemerintah pusat sibuk korupsi, membuat suara kemerdekaan muncul di Jululama, dahulu kala sebelum bergabung dengan pemerintah pusat mereka sudah sangat sejahtera, perusahaan minyak asing ditaur oleh pemerintah pusat. Oknum pejabat pusat naik helikopter membawa mariyuana untuk dijual secara pribadi. Rakyat di provinsi yang kaya wanita cantik itu hanya bisa menonton saja. Di masa damai oknum - oknum militer seperti Jenderal Patrick merasa tidak perhatikan oleh para politisi yang sibuk dengan agenda menaikkan gaji dan keputusan yang menguntuk pengusaha rekanannya. Sedangkan bagi oknum petinggi militer perang adalah bisnis, dan efektif juga untuk promosi kenaikan jabatan mereka. Perang hanya petaka bagi prajurit bawah yang berada di garis depan, walau dengan perang permintaan akan biaya dan pelengkapan militer mereka ke markas lebih dipermudah, plus kekuasaan mereka diantara rakyat kecil akan terlaksana kalau dalam kondisi perang. Semua bisa diatur atas nama : darurat militer. Meminta uang ke pengusaha di daerah, meminta bantuan bahan makanan ke agen - agen pengumpul hasil bumi sangat mudah.

" Serangan !, teriak prajuirt di salah satu pos militer yang dekat dengan hutan Julusama bagian Utara, " tet tar te te tar tetet tar tetetet....bum tetetett..bum...!!! suara senapan otomatis dan granat bersahut sahutan antara prajurit negara dan perajuirt separatis Julusama Raya. Radio penghubung ke markas sibuk membahas serangan mendadak separatis Julusama Raya merdeka, tidak perlu menunggu lama, para pengamat perang ramai membahas perang ini di tv dan koran. Disusul dua hari kemudian dengan serangan mendadak di pos polisi dibagian Selatan hutan Julusama. Berita yang sangat eksklusif bagi media. Dalam sebulan berita ini sudah jadi isu nasional. Dalam dua bulan sudah menjadi berita rutin media. Pejabat militer dan polisi daerah dan pusat silih berganti tampil di media dan di parlemen. Harapan Jenderal Patrick untuk mendapat anggaran besar dan popularitas sudah tercapai.

" Saya percaya dengan Jenderal Patrick akan melakukan yang terbaik untuk negara,' pesan bapak Presiden di telepon genggam Jenderal Patrick. Upaya mencuri perhatian Presiden berhasil dengan baik.

" Kita sudah melakukan serangan dengan benar, saya kira pemberi perintah akan senang, kita bisa berlibur kata Kapten Jacky kepada Sersan Ali.
" Tugas ini sendiri sudah seperti hiburan bagi saya Kapt, suasana kota tidak cocok bagi saya, hutan seperti rumah bagi saya, sayang tidak  ada wanita yang mau ikut ke sini,' kata Ali.

" Bagaimana dengan Fatimah ?,' tanya Jacky.
" Dia seorang prajurit,  saya menghormati dia sebagai prajurit,' jawab Ali.

Fatimah kepala pasukan sayap militer negara Julusama Raya yang mengkomando anggota separatis wanita. Fatimah anak seorang tokoh masyarakat Julusama yang sakit hati kepada pemerintah pusat. Bapaknya di bunuh oleh oknum pasukan pusat hanya karena suka sama ibunya Fatimah untuk dijadikan pacar. Ibunya sepertinya tidak kecewa dengan pembunuhan suaminya, karena suaminya juga punya tiga istri.  Fatimah seperti batukarang yang sangat dingin kepada lawan jenis. Dia benci urusan cinta. Tapi sejak mengenal Ali wajahnya berubah menjadi lebih feminin bahkan mungkin sikap garangnya sebagai komandan pasukan wanita akan berkurang.

Ali sendiri perajurit yang handal, dia mulai kehilangan arah sejak istrinya berselingkuh karena ditinggal saat bertugas ke luar negeri. Mendengar kabar selingkuh itu, Ali berlari ke markas lawan agar segera mati, tapi uniknya malah lawannya yang tidak siaga itu malah tewas semua. Dia mendapat medali keberanian, pulang dari tugas luar negeri dia mabok - mabokan di bar, berkelahi dan membunuh lawannya di bar. Menghadapi pengadilan dan di pecat dari dinas militer.

" Lagi mikirkan apa nona ?,' tanya Ali kepada Fatimah yang sedang melamun di bawah pohon.
" Berapa lama perang ini saya jalani sebelum mati,' kata Fatimah.

" Kamu ingin mati ?,' tanya Ali.
" Jiwa saya sudah lama mati, hanya jasad saya saja yang berkeliaran di hutan ini,' Fatimah.

" Hahahaha...,' derai tawa kedua perajurit itu mengisi suara hutan.

" Saya juga sudah lama mati sejak istri yang sangat saya cintai berselingkuh,' kata Ali.
" Saya membunuh suami saya yang menikah lagi,' Fatimah.

" Saya tidak tega membunuh Sella, aku sangat mencintainya, bahkan aku tidak mau membunuh pacarnya, aku berusaha bahagia untuknya, mungkin aku yang terlalu egois tertalu menikmati perang di berbagai belahan dunia, jiwaku serasa hidup kalau perang, jiwaku serasa mati kalau kalau di daerah aman, mungkin aku sudah sakit jiwa,' Ali.

Tiba - tiba Fatimah menerkam tubuh Ali dan berbisik,' Patroli pasukan pemerintah, dan memberi kode kepada yang lain. Ali diam saja menikmati dekapan Fatimah, sambil menatap dalam wajah Fatimah, cantik juga wanita ini walau wajahnya kumal karena jarang mandi,' bathin Ali.

" Tugas kamu melihat lawan perajurit, bukan mengawasi wajah saya,' kata Fatimah.
" Saya tidak bisa menolah kemana mana Fat, tanganmu menghalangi padangan saya,' Ali senyum.

" Apa kamu yakin pemerintah yang kamu perjuangkan akan lebih baik nantinya Fat,' tanya Ali.
" Tidak, pemerintah pusat dan elit politik daerah sama saja, mereka dibangun oleh pemerintah yang korup,' Fatimah.

" Lalu untuk apa kamu berjuang ?,' Ali.
" Untuk sebagian rakyat Julusama yang percaya dengan perjuangan ini akan membuat pemerintah pusat lebih perduli kepada nasib kami, sudah berabad abad rakyat kami berperang, kami hanya punya keahlian berperang, semua masalah kami atasi dengan senjata,' Fatimah.

" Kalau perintah sudah berkahir nanti aku ingin memulai hidup baru bersama kamu Fat, bersediakah kamu ?,' Ali.
" Apa rencanamu,' Fatimah.

" Kerja apa saja yang penting kamu mau menemani, bahkan kalau kamu izinkan aku akan menerima pesanan sebagai tentara bayaran lagi, tapi dengan seizinmu, aku tidak akan mengulangi kejadian dengan Sella dulu,' Ali.
" Aku tidak mau di duakan seperti kelakuan suamiku dulu, seperti kelakuan ibuku, aku hanya butuh kesetian hal yang tidak di tunjukkan elit politik di sini,' Fatimah.

" Budaya kami tidak mengenal istri dua, kami bahkan tidak mengikat janji pernikahan dengan resmi yang kami utamakan adalah kesetiaan yang di bangun dengan kesadaran, bahkan kedua fihak bisa menyatakan perpisahan dengan bahasa yang dingin. Kami sangat merdeka,' Ali.
" Kalau aku meminta izin darimu untuk berpisah ? akan dibicarakan dengan tenang ?,' Fatimah.

" Makanya aku tidak terfikir mau membunuh Sella seperti yang kamu lakukan kepada suamimu, senjata tidak bisa mengikat cinta, senjata hanya bisa mengatur perang bukan untuk urusan cinta,' Ali.
" Kami menuduh budaya kalian liar dan tidak bermartabat, ternyata budaya kami lebih munafik dalam memahami cinta,' Fatimah.

" Cara kalian seperti memaksa untuk mencintai dengan dalih adat budaya, kami lebih terbuka membahas cinta, saya yakin Sella juga mau berkata jujur tapi dia tidak tega mengatakannya kepada saya,' Ali.

" Baiklah prajurit, urusan cinta cukup sampai di sini, kita akan berlibur,' seru Jacky.
" Terimakasih Jack, saya di sini saja bersama pasukan Julusama Raya,' Ali.

" Mereka tidak mampu membayar kamu Li,' Jacky.
" Tidak semua perang karena uang Jack,' Ali.

" Terserah kamulah, Fat tolong kamu gaji Ali dengan hasil bumi kalian yang kaya,' Jacky.

Wajah Fatimah berubah marah dan melotot. Tersinggung dengan perkataan Kapten Jacky.

" Kalian bisa lebih sejahtera karena merampok hasil bumi kami, tanpa kalian kami sudah merdeka dari dulu, sejak bergabung dengan kalian pemerintah kami harus berbagi hasil daerah kami,' Seru Fatimah.
" Itu urusan Jenderal Fat, oh ya maaf saya lupa pangkat kamu, kamu juga Jenderal negara Julusama Raya.

Kami hanya bertahan hidup

" Kamu sama dengan saya, kita sama - sama bajingan, jangan dekati anak saya !, jelas ?,' perintah Bang Jacky.
" Baik bang, ' kata Joni kesal.

Jacky dan Joni preman yang malang melintang di kota. Mereka memalak, membacking bisnis ilegal bersama sama. Usia mereka terpaut jauh Jacky sudah berumur 50 tahun. Sedangkan Joni di usia keemasannya 25 tahun. Sebagai senior junior Jacky sangat sayang kepada Joni preman muda yang banyak membantu Jacky kalau urusan adu fisik dengan preman lain. Mabok mereka bersama sama dengan gadis malam biasa mereka lakukan. Tentu sangat tidak nyaman bagi Jacky kalau teman main psk akhirnya menjadi mantunya. Astuti anak gadis Jacky yang sedang kuliah hukum juga bisa bisanya tertarik dengan Joni preman pasar yang tidak jelas masa depannya. Sedangkan banyak teman mahasiswa yang suka sama Astuti. Jalan hidup bisa berbeda hati hati dan jiwa manusia tidak pernah berbohong. Joni bukan anak jahat yang digambarkan dalam kehidupan preman. Dia hanya bertahan hidup diantara rimba raya kota. Bandingkan dengan banyak aparatur negara, bahkan pejabat - pejabatnya, hanya berfikir untuk kepentingan pribadinya saja,' itu sama saja dengan preman, kaidah " freeman " pria bebas, bebas bertindak sesuai kepntingan pribadinya, yang mana seharusnya bukan begitu, dia seharusnya tunduk pada aturan yang mana tertulis," melayani rakyat ",. Tapi yang mereka lakukan malah sebaliknya.

Banyak hal yang tidak terjangkau oleh negara yang dijangkau oleh orang - orang seperti Joni dan Jacky. Entah karena oknum aparatur negara sibuk cari uang dan jabatan atau karena luasnya kota tidak semua hal bisa dijangkau negara. Tidak jarang pula oknum pejabat negara memakai jasa mereka sebagai "bullshit" dalam rangka menciptakan situasi kacau. Kasus hutang piutang kalau dibawa ke pengadilan bisa memakan waktu berpuluh tahun. Tapi kalau diberikan kepada Jacky dan Joni bisa selesai dalam tempo sebulan. Banyak pebisnis malas bayar hutang karena mereka tahu itu tidak bisa dibawa ke ranah pidana. Dengan reputasi Jacky dan Joni  yang tukang ribut para penghutang malas urusan dibelakang. Lebih baik selesaikan segera daripada di ganggu oleh preman yang suka ribut. Polisi tidak mungkin menahan, memborgol, menembak, orang berhutang karena itu kasus perdata. Tapi di tangan preman bisa marah besar kalau janji tidak ditepati bayar hutang. Para penghutang merasa dirinya dizolimi. Tapi yang berpiutang juga merasa dirinya dizolimi. Bandar narkoba tidak bisa menagih uang narkoba dari sub agen, tidak mungkin pula dibawa ke pengadilan. Tapi di tangan Jacky dan Joni urusan seperti itu bisa selesai dengan cepat, murah, efektif.

Mereka polisi diantara orang - orang yang tidak bisa melapor ke polisi.

Seorang gadis yang di perkosa pacarnya sangat sulit dibawa ke polisi, mengingat status mereka pacaran, si pria mengaku,' ini suka sama suka, tapi si gadis tidak suka hanya karena sejak mendapatkan tubuhnya, si pacar mencampakkannya. Di tangan Jacky kasus ini bisa selesai.  " Kamu nikahi dia ? atau ?,' anak muda yang kenal Jacky tahu arti kata kata itu, atau ( kamu menjadi musuh saya ?). Orang - orang tahu bagaimana Jacky menghabisi musuhnya dengan alat atau tanpa alat. Dia terlahir menjadi petarung. Kalai hidup dizaman purba tentu dia bisa menjadi penguasa, itu karena kemampuan berkelahi yang sudah teruji. Atau kalau dia pernah bersentuhan dengan dunia olahraga dia bisa menjadi atlet besar. Mungkin juga dia bisa jadi polisi yang tangguh. Jalan hidup siapa yang tahu ? semua hanya bertahan hidup. Preman artinya pria bebas. Bebas berbuat untuk apa ? dan untuk siapa ? umumnya untuk uang. Dengan kaidah ini ? Oknum aparatur negara yang digaji rakyat tapi bekerja untuk uang saja ? apa bedanya dengan preman ?. Dengan kata lain preman bisa subur karena orang - orang yang seharusnya mengatasinya tidak menjalankan fungsinya, lebih buruk lagi malah menjalin kerjasama saling menguntungkan.

Astuti mahasiswa yang gigih belajar, seorang idealis, dia aktif berorganisasi, berolahraga, dalam diskusi ke tata negaraan dia melihat banyak ketimpangan yang dilakukan aparatur negara yang tidak sesuai dengan teori bernegara yang dia pelajari di kampus. Astuti juga aktif melakukan demonstrasi apabila ada kebijakan negara yang tidak sesuai dengan teori yang mereka pelajari. Menurut dia Joni hanya korban sistem korup saja. Seandainya negara memberi sekolah gratis, tentu Joni bisa sekolah. Seandainya sistem korup tidak menentukan nilai uang dalam melamar menjadi pegawai negara tentu Joni sudah bisa jadi pegawai negara. Dia cerdas, punya semangat juang yang tinggi, punya vitalis energi yang tidak pernah habis. Tapi tidak ada tempat untuk dia selain : jalanan. Kalau mereka berjalan berdua, tidak ada yang meyangka Joni hanya seorang preman jalanan. Penampilannya seperti seorang anggota legislator, tidak heran kalau Astuti terpesona sama Joni. Sejak mengenal Astuti, Joni semakin terarah jalannya. Astuti juga merasa terlindungi dari oknum preman suruhan oknum pejabat yang sering mereka demo. Pejabat negara pakai preman ? pantas preman bisa tumbuh subur di negara berkembang.

Kamis, 11 April 2019

penyidiknya kekasihku


Mayat seorang pria tua necis, energik, kaya, di temukan tewas di dalam mobil bersama seorang gadis belia, berbagai kalimat tuduhan muncul di masyarakat, tapi Polisi melihat ini perbuatan profesional yang punya motif bisnis dalam menghabisi korbannya, pak Hamdan seorang perjabat yang di kenal luas dan bergaul luas. Konon kabarnya pak Hamdan tidak menepati janji bisnis kepada pengusaha hitam yang jadi rekan bisnisnya, dalam kolaborasi bisnis hitam dengan oknum pejabat pemerintah.
Santi seorang gadis biasa yang tidak akan di sangka oleh siapapun kenal baik dengan pak Hamdan, hanya duduk diam bengong mendengar kabar ini. Sejak pak Hamdan punya wanita simpanan bernama Yuli teman dekat Santi, pak Hamdan perlu biaya ekstra untuk membiayai Yuli dan menyuap Santi, uang itu diraih dengan cara – cara illegal.
Lamunan Santi sampai ketika masa – masa pak Hamdan masih hidup dan mesra dengan Yuli, Santi selalu jadi tameng Yuli membohongi semua tatapan orang satu kelurahan. “Halo San,’ kata Yuli,  yang tiba – tiba muncul di depan rumah Santi, “kita jalan yuk!, “ayo !,’ kata Santi, “tapi gue tidak punya uang Yul, “tenang saja gue baru dapat uang dari Bang Hamdan,’ kata Yuli, “abang ? itu om loe lagi,” kata Santi, “abang aja dia suka begitu, enak juga loe ya mudah dapat duit, ‘ kata Santi, “elo aja yang tidak mau San, sok suci loe !, zaman gini mana ada cinta tanpa biaya, “hmmm..Santi ngyengir saja, tidak ada yang suka ama gue Yul, muka gue kan ndeso tidak kayak muka loe, “makanya dandan bu !,’ kata Yuli, “gua dandan pake apa ? duit saja tidak punya, Santi hanya bisa nyegir lagi mengingat dia hanya orang miskin, jelek, bodoh, “ menjual diri saja tidak laku “, boro – boro mau mendapat pangeran muda dan kaya, “eh mau dibeliin baju gak San ?.’ Yuli, ” mau dong,’ kata Santi, “mau nyonya gitu dong, udah dikasih tidak tahu memohon, “iya nyonya,” kata Santi,
Pak Hamdan adalah seorang pejabat yang kaya dihormati di sekitar kelurahan Jambu merah, tempat Santi dan Yuli tinggal, orang tua Santi sering sekali menyuruh Santi kasih salam hormat kepada pak Hamdan, Yuli dan Hamdan pandai sekali mengatur tempat bertemu mereka sehingga tidak ada orang kelurahan Jambu merah yang tahu hubungan mereka kecuali Santi, Santi pun diam saja karena sering mendapat “suap” dari Yuli, tidak jarang mereka jalan berdua ke tempat pertemuan dengan pak Hamdan, di sana Santi bisa belanja dan di servis habis karena harus menunggu Yuli pulang berindehoi dengan pak Hamdan. Semua orang hormat sama pak Hamdan bahkan Joni juga begitu hormat sama pak Hamdan padahal: Yuli pacarnya, hanya “barang” mainan pak Hamdan. Hidup begitu unik atau tidak adil, bagi Santi yang selalu tabah bekerja apa saja demi uang sedangkan Yuli dan pak Hamdan begitu mudah menghamburkan uang, walau hari ini mereka sudah tiada di muka bumi yang fana ini. Tapi bagi Santi yang masih hidup dunia tidak lebih baik, walau Santi tidak pernah mengeluh kecuali kepada tuhannya.
 Dia berjalan saja terus menjalani hidupnya, mengerjakan apa saja yang di suruh orang tuanya, berharap suatu saat datang pangeran muda melamarnya, membawanya pergi ke dunia yang lebih baik. Santi bukan siapa – siapa tapi jalan hidupnya menunjukkan dia pada rahasia seorang pejabat model pak Hamdan, tidak jauh beda ketika dia melihat dua orang pemuda mencuri sepeda motor di depan matanya, di bawah ancaman mereka meminta Santi tutup mulut, sampai hari ini tidak ada yang tahu pelaku itu kecuali Santi. Melihat nenek tua miskin meregang nyawa karena sakit dan lapar tapi Santi tidak bisa berbuat apa – apa karena memang tidak punya apa – apa untuk membantu, melihat anak muda penuh semangat dan cerdas mendapat kedudukan yang hebat di perusahaan, berpapasan dengan Santi tidak menoleh sedetikpun padanya, karena bagi dia Santi bukan siapa – siapa untuk di lirik sekalipun, orang sudah tahu bagaimana Santi, apa bajunya, tidak ada yang menarik untuk di lirik, tidak juga akan bisa apa – apa.
    Sampai ketemu Jack di sebuah acara pernikahan tetangga nasib Santi sedikit berubah, pria itu sangat mapan untuk di koreksi, dia begitu sempurna sebagai pria dewasa, mendekati Santi karena Santi begitu rajin sangat cocok dijadikan istri yang akan membantu bisnisnya. Benar saja, Santi persis seperti yang diharapkan Jack dalam bisnisnya. Mereka sudah seperti suami istri dalam berusaha, uang banyak yang di kuasai Santi, orang tua Santi yang miskin tidak mampu komentar apa – apa karena begitu kagum sama Jack. Tidak berani hanya untuk,”menanyakan kenapa pulang malam ? atau ,” kapan kalian menikah untuk menghindari fitnah ?, orang tua Santi mingkem seribu bahasa karena takutnya kepada kemiskinan yang sudah berjalan puluhan tahun lamanya. Santi tidak cerdas tapi punya kemauan keras dalam belajar, di samping fisiknya yang kokoh karena sering menimba air di sumur, mencuci kain, jalan kaki, karena tidak punya kendaraan. Jack sangat terbantu dalam bisnisnya sampai usahanya semakin maju saja, plus biaya kelakuan berkurang karena Santi siap luar dalam melayaninya. Tidak pernah menetapkan kapan menikah, Jack hanya memikirkan ambisinya dan Santi hanya pelengkap ambisinya. Rekan bisnisnya menyarankan Jack mendekati anak pengusaha kaya kalau mau mengembangkan bisnisnya, Jack menyambut baik usul itu, si Rina anak pengusaha itu pun menyambutnya, Santi ? tidak masuk perhitungan dalam keputusannya.
“Kamu kok begitu Jack ? tanya Santi, “emang kamu siapa,’ tanya Jack santai, “jadi selama ini aku bukan siapa – siapa di mata kamu ? “kamu juga untung kan ? baju kamu jadi bagus, penghasilan kamu makin baik, kamu tidak melihat kamu beruntung dekat dengan saya ? kita berhubungan badan juga suka sama suka, “tapi aku melakukannya karena cinta Jack,’ kata Santi, dia hanya diam tanpa air mata, karena sudah biasa dengan situasi di remehkan, disingkirkan, orang lain. “Jadi aku harus keluar dari perusahaanmu ?,’ Tanya Santi, ”itu terserah kamu ! kalau mau keluar, aku cari ganti kamu, tapi kalau mau tetap disini juga silakan, tapi jangan ganggu hubungan saya dengan Rina. Demi kedua orang tua Santi yang sudah sangat menikmati perubahan menu makan siang, Santi pilih bertahan, tanpa air mata, dia wanita tegar yang ditempa oleh keadaan.
   Hampir setiap hari Santi melawan rasa perih kalau melihat Rina dan Jack berjalan bersama, mendengar telepon mesra Jack di depan kupingnya, orang Sisilia Italy biasa menyimpan demdam selama puluhan tahun, sepertinya tanpa disadari Santi dia juga seperti orang Sisilia yang mampu menyimpan dendam sampai suatu saat orang tua yang perjuangkan akan pergi meninggalkan dunia ini. Santi selalu berusaha biasa saja di depan Jack, sesekali Jack juga isengin Santi, “jalan yuk ! “untuk apa ? tanya Santi, biar kamu tidak kesepian mumpung Rina tidak ada, “ayuk ! sahut Santi dingin, makan malam berdua membahas bisnis, dilanjutkan ke ranjang hangat hotel XXGold pun, oke saja bagi Santi. Dia begitu dingin sebagai wanita, badanya kokoh, jiwanya tetap tegar menghadapi hidup.
   Berita di Koran pagi mengabarkan,’ seorang pengusaha muda meninggal sendirian di dalam hotel XXGold. Sampai berita hilang ditelan bumi, tidak ditemukan pelakunya.
Frangky detektif muda gencar mencari pelakunya karena dia Polisi berbakat dan penuh semangat dalam menunjukkan kemampuannya. Semua bukti dia teliti dengan penuh semangat bahkan bisa dikatakan gila kerja, karena dia tidur bersama bukti – bukti petunjuk seolah tidak mau lepas dari bukti bahkan sedetikpun. “Sesekali pergi cari gadis, biar kamu punya semangat hidup,’ kata Tony rekan kerjanya, kemana ?,’ tanya Frangky, “ke sawah !, “sahut Tony, “emang ada gadis disawah ?,’ tanya Frangky lagi dengan wajah bego, “ya ada !,’ kata Tony sambil menempeleng kepala Frangky, rambut panjangnya terlempar ke samping, “ayo kita jalan mau minum kopi dulu,’ Frangky “ ayo !,’ kata Frangky dengan muka lesu dan malas.  “ Bukti pembunuhan yang aku tangani menunjukkan pelakunya sepertinya seorang wanita Ton, kata Frangky, di dalam mobil yang di stir Tony. “ korban cenderung tidak punya musuh pria selain menyakiti wanita, karena dia lebih suka menunjukkan keperkasaannya di depan wanita daripada di depan pria,’ urai Frangky, ” kalau menunjukkan keperkasaannya di depan pria itu seperti kamu ya Frangk, mengajak duel tersangka satu lawan satu, meminta rekan yang lain meminggir, padahal tidak ada wanita di TKP untuk menunjukkan keperkasaanmu hanya mau pamer di depan kami,’ Tony, “heh ! aku hanya tidak suka ditantang secara jantan, seolah aku berani sama dia hanya karena punya senjata dan lencana saja, memang kita begitu Frangk, kita penegak hukum bukan jagoan seperti mereka, tidak ada yang mau tahu kita jantan apa tidak, orang tahunya hukum tegak oleh kita tidak mau tahu seperti apa kita bekerja, mereka tahunya membayar pajak untuk gaji kita demi tegaknya hukum, karena fikiran orang banyak kita sudah pasti jantan, makanya lulus sekolah polisi. Jadi kamu tidak usah suka pamer keperkasaan, karena tidak ada gunanya, kamu tidak akan dianggap lebih dari kami hahahaha.. emang kalau kamu kalah berkelahi melawan tersangka ? kami diam ? membiarkan dia pergi membawa medali kemenangan ? ”kampret kamu Ton !, kata Frangky, “eh Frang, itu di arah jam 3 ada wanita sepertinya cocok sama kamu, semua wanita cocok sama saya Ton, “itu coba lihat dulu, tapi kalian susah kayaknya bersatu, sepertinya dia juga wanita dingin sama kayak kamu dingin juga, barangkali dia cocok jadi partner kerja saya Ton, kata Frangky, “aah kamu !, cuma mikir kerja saja, “aku juga cocok jadi partner kamu, cuma aku punya cinta tidak seperti kamu hahaha…,’ kata Tony, ”cinta apaan ? kamu juga kalau melihat wanita lain suka terbelalak, cinta apaan kamu itu ?,’ teriak Frangky,” ah, itu cuma buat senang – senang saja Frang, Tony, “ah kamu bisa saja cari argumen, “ah lihat Frang ! cewek itu mendekati kursi kita, cobalah kamu dekati dia bilang aku butuh cinta, hahaha..,’ kata Tony, benar saja Tony beranjak dari kursinya dan mendekati wanita itu, “halo.. bisa saya ganggu sebentar ? sebentar boleh, sahut gadis itu dingin, “kamu sendiri ?,’ Tanya Tony  “iya, kenapa ?,’ Tanya gadis itu, “masih sendiri ? “iya ! ada apa ?,’ Tanya dia lagi, “itu kawan saya masih sendiri juga dia pemalu tapi butuh cinta, hahahahahahah..!!! tawa mereka berdua meledak, Frangky dari kejauhan heran melihat Tony dan wanita itu bisa cepat akrab, “bisa kami pindah kursi ke sini ? kami tidak jahat kok,’ kata Tony, “bisa asal tidak menganggu saya, sahut gadis itu dingin, “siapa nama kamu ?,’ Tanya Tony “Santi !, saya Tony itu Frangky teman saya, kami rekan kerja, “hai kata Frangky “hai kata Santi,  “benar kata teman kamu wajah kamu memang kekurangan cinta, hahaha..wajah Frangky bengong melotot ke arah Tony, Tony malah tertawa lepas.
Kejahatan tidak pernah sempurna, selalu saja meninggalkan meninggalkan bukti, Polisi tanggung akan menemukan itu cepat atau lambat. Foto Hamdan, Jack, Yuli dan korban lain terpampang di kamar Frangky, ditemani asap rokok dan alkohol murahan, Frangky memandang semua foto – foto itu seakan tidak mau berkedip sedetikpun. Sayatan pada leher korban sangat mantap seperti tidak ada keraguan, pelaku juga berada dalam posisi yang dekat dengan korban, tidak ada luka akibat perkelahian, pelaku duduk manisa dengan korban sebelum memotong leher korban. Pisau yang digunakan juga sangat tajam sepertinya pisau yang biasa dipakai menyembelih sapi.
“Hai San,’ kata Frangky mengejutkan Santi yang sedang masak di rumahnya,” Eh kamu Frang, kok main terobos saja masuk ? mentang – mentang aparat negara, seenaknya saja gerebek rumah orang tanpa surat penggeledahan lagi. “Aku ingin lihta kamu saat sibuk, kata orang tua kalau mau melihat aslinya gadis ? lihatlah saat bangun tidur atau sedang sibuk di dapur, mau lihat kamu bangun tidur kan tidak mungkin. “Huuu…dasar kamu,’ teriak Santi, pisau ditangannya sangat tajam dia sangat cocok menggenggamnya, mata Frangky sedikit bergidik melihat piasu tajam itu. Mengingatkan dia pada sayatan di leher Hamdan dan Jack, “kamu lagi tidak kerja ?,’ tanya Santi memecah lamunan Frangky, “kerja kok, Cuma lagi mumet aja jadi pengen ketemu kamu, sepertinya melihat kamu bisa menghilangkan stress saya,’ goda Frangky,”gombal !!..,’teriak Santi, “beneran San,’Frangky, “ya sudah duduk situ !,’ tangan Santi menunjuk kursi dengan ujung pisaunya, mau minum apa ? hadiah memuji aku,’ kata Santi,”apa aja deh,’ Frangky, perkenalan baru mereka tidak menghambat keakraban diantara mereka, “macth” kata ahli psikologi. “ini minumnya pak, jangan melamun terus tidak baik,’ Santi, “eh iya,terimakasih San,’Frangky, lagi mikir apaan sih,’ tanya Santi, “ah itu Cuma mikir kasus saya saja, saya penasaran dengan pelaku yang menghabisi korbannya dengan pisau yang sangat dingin, berapa bencikah dia dengan korban ?,’ Frangky, siapa sih korbannya,’ tanya Santi, itu lo pak Hamdan, rumahnya dekat sini juga,” oh ya ,’kata Santi buang muka, insting seorang polisi tangguh malah melihat gerakan wajah Santi, “ kamu kenal dia San ?,’ tanya Frangky, “eh kenal, Frang, itu Yuli yang mati bersama dia masih teman saya, “ohya, apa yang kamu ketahui tentang Yuli ?,’ kejar Frangky, biasa aja, Cuma teman dekat, urusan pribadi dia saya tidak tahu, memang dari barang – barang dan uangnya yang tidak pernah habis, aku penasaran juga dia dapat darimana ?,’kata Santi, sudah ah,’ lagi di meja makan kok bahas orang mati ?,’ kata Santi, “maaf San, aku terbawa pekerjaan, kamu pernah jalan sama Yuli ?,’ kejar Frangky, “pernah beberapa kali, “dia cerita tentang Hamdan ?,’ kejar Frangky, “tidak banyak, dia Cuma bilang Hamdan banyak duit yang tidak tahu darimana, kayaknya menyinggung korupsi gitu,’kata Santi,


Hamdan pria kaya energik doyan wanita tewas secara misterius
Santi wanita dingin
Yuli wanita oppurtunis
 Joni pacar Yuli
Jack pria muda ambisius tewas secara misterius
Rina wanita pilihan Jack
Frangky polisi tangguh
Tony polisi