Kamis, 11 April 2019

penyidiknya kekasihku


Mayat seorang pria tua necis, energik, kaya, di temukan tewas di dalam mobil bersama seorang gadis belia, berbagai kalimat tuduhan muncul di masyarakat, tapi Polisi melihat ini perbuatan profesional yang punya motif bisnis dalam menghabisi korbannya, pak Hamdan seorang perjabat yang di kenal luas dan bergaul luas. Konon kabarnya pak Hamdan tidak menepati janji bisnis kepada pengusaha hitam yang jadi rekan bisnisnya, dalam kolaborasi bisnis hitam dengan oknum pejabat pemerintah.
Santi seorang gadis biasa yang tidak akan di sangka oleh siapapun kenal baik dengan pak Hamdan, hanya duduk diam bengong mendengar kabar ini. Sejak pak Hamdan punya wanita simpanan bernama Yuli teman dekat Santi, pak Hamdan perlu biaya ekstra untuk membiayai Yuli dan menyuap Santi, uang itu diraih dengan cara – cara illegal.
Lamunan Santi sampai ketika masa – masa pak Hamdan masih hidup dan mesra dengan Yuli, Santi selalu jadi tameng Yuli membohongi semua tatapan orang satu kelurahan. “Halo San,’ kata Yuli,  yang tiba – tiba muncul di depan rumah Santi, “kita jalan yuk!, “ayo !,’ kata Santi, “tapi gue tidak punya uang Yul, “tenang saja gue baru dapat uang dari Bang Hamdan,’ kata Yuli, “abang ? itu om loe lagi,” kata Santi, “abang aja dia suka begitu, enak juga loe ya mudah dapat duit, ‘ kata Santi, “elo aja yang tidak mau San, sok suci loe !, zaman gini mana ada cinta tanpa biaya, “hmmm..Santi ngyengir saja, tidak ada yang suka ama gue Yul, muka gue kan ndeso tidak kayak muka loe, “makanya dandan bu !,’ kata Yuli, “gua dandan pake apa ? duit saja tidak punya, Santi hanya bisa nyegir lagi mengingat dia hanya orang miskin, jelek, bodoh, “ menjual diri saja tidak laku “, boro – boro mau mendapat pangeran muda dan kaya, “eh mau dibeliin baju gak San ?.’ Yuli, ” mau dong,’ kata Santi, “mau nyonya gitu dong, udah dikasih tidak tahu memohon, “iya nyonya,” kata Santi,
Pak Hamdan adalah seorang pejabat yang kaya dihormati di sekitar kelurahan Jambu merah, tempat Santi dan Yuli tinggal, orang tua Santi sering sekali menyuruh Santi kasih salam hormat kepada pak Hamdan, Yuli dan Hamdan pandai sekali mengatur tempat bertemu mereka sehingga tidak ada orang kelurahan Jambu merah yang tahu hubungan mereka kecuali Santi, Santi pun diam saja karena sering mendapat “suap” dari Yuli, tidak jarang mereka jalan berdua ke tempat pertemuan dengan pak Hamdan, di sana Santi bisa belanja dan di servis habis karena harus menunggu Yuli pulang berindehoi dengan pak Hamdan. Semua orang hormat sama pak Hamdan bahkan Joni juga begitu hormat sama pak Hamdan padahal: Yuli pacarnya, hanya “barang” mainan pak Hamdan. Hidup begitu unik atau tidak adil, bagi Santi yang selalu tabah bekerja apa saja demi uang sedangkan Yuli dan pak Hamdan begitu mudah menghamburkan uang, walau hari ini mereka sudah tiada di muka bumi yang fana ini. Tapi bagi Santi yang masih hidup dunia tidak lebih baik, walau Santi tidak pernah mengeluh kecuali kepada tuhannya.
 Dia berjalan saja terus menjalani hidupnya, mengerjakan apa saja yang di suruh orang tuanya, berharap suatu saat datang pangeran muda melamarnya, membawanya pergi ke dunia yang lebih baik. Santi bukan siapa – siapa tapi jalan hidupnya menunjukkan dia pada rahasia seorang pejabat model pak Hamdan, tidak jauh beda ketika dia melihat dua orang pemuda mencuri sepeda motor di depan matanya, di bawah ancaman mereka meminta Santi tutup mulut, sampai hari ini tidak ada yang tahu pelaku itu kecuali Santi. Melihat nenek tua miskin meregang nyawa karena sakit dan lapar tapi Santi tidak bisa berbuat apa – apa karena memang tidak punya apa – apa untuk membantu, melihat anak muda penuh semangat dan cerdas mendapat kedudukan yang hebat di perusahaan, berpapasan dengan Santi tidak menoleh sedetikpun padanya, karena bagi dia Santi bukan siapa – siapa untuk di lirik sekalipun, orang sudah tahu bagaimana Santi, apa bajunya, tidak ada yang menarik untuk di lirik, tidak juga akan bisa apa – apa.
    Sampai ketemu Jack di sebuah acara pernikahan tetangga nasib Santi sedikit berubah, pria itu sangat mapan untuk di koreksi, dia begitu sempurna sebagai pria dewasa, mendekati Santi karena Santi begitu rajin sangat cocok dijadikan istri yang akan membantu bisnisnya. Benar saja, Santi persis seperti yang diharapkan Jack dalam bisnisnya. Mereka sudah seperti suami istri dalam berusaha, uang banyak yang di kuasai Santi, orang tua Santi yang miskin tidak mampu komentar apa – apa karena begitu kagum sama Jack. Tidak berani hanya untuk,”menanyakan kenapa pulang malam ? atau ,” kapan kalian menikah untuk menghindari fitnah ?, orang tua Santi mingkem seribu bahasa karena takutnya kepada kemiskinan yang sudah berjalan puluhan tahun lamanya. Santi tidak cerdas tapi punya kemauan keras dalam belajar, di samping fisiknya yang kokoh karena sering menimba air di sumur, mencuci kain, jalan kaki, karena tidak punya kendaraan. Jack sangat terbantu dalam bisnisnya sampai usahanya semakin maju saja, plus biaya kelakuan berkurang karena Santi siap luar dalam melayaninya. Tidak pernah menetapkan kapan menikah, Jack hanya memikirkan ambisinya dan Santi hanya pelengkap ambisinya. Rekan bisnisnya menyarankan Jack mendekati anak pengusaha kaya kalau mau mengembangkan bisnisnya, Jack menyambut baik usul itu, si Rina anak pengusaha itu pun menyambutnya, Santi ? tidak masuk perhitungan dalam keputusannya.
“Kamu kok begitu Jack ? tanya Santi, “emang kamu siapa,’ tanya Jack santai, “jadi selama ini aku bukan siapa – siapa di mata kamu ? “kamu juga untung kan ? baju kamu jadi bagus, penghasilan kamu makin baik, kamu tidak melihat kamu beruntung dekat dengan saya ? kita berhubungan badan juga suka sama suka, “tapi aku melakukannya karena cinta Jack,’ kata Santi, dia hanya diam tanpa air mata, karena sudah biasa dengan situasi di remehkan, disingkirkan, orang lain. “Jadi aku harus keluar dari perusahaanmu ?,’ Tanya Santi, ”itu terserah kamu ! kalau mau keluar, aku cari ganti kamu, tapi kalau mau tetap disini juga silakan, tapi jangan ganggu hubungan saya dengan Rina. Demi kedua orang tua Santi yang sudah sangat menikmati perubahan menu makan siang, Santi pilih bertahan, tanpa air mata, dia wanita tegar yang ditempa oleh keadaan.
   Hampir setiap hari Santi melawan rasa perih kalau melihat Rina dan Jack berjalan bersama, mendengar telepon mesra Jack di depan kupingnya, orang Sisilia Italy biasa menyimpan demdam selama puluhan tahun, sepertinya tanpa disadari Santi dia juga seperti orang Sisilia yang mampu menyimpan dendam sampai suatu saat orang tua yang perjuangkan akan pergi meninggalkan dunia ini. Santi selalu berusaha biasa saja di depan Jack, sesekali Jack juga isengin Santi, “jalan yuk ! “untuk apa ? tanya Santi, biar kamu tidak kesepian mumpung Rina tidak ada, “ayuk ! sahut Santi dingin, makan malam berdua membahas bisnis, dilanjutkan ke ranjang hangat hotel XXGold pun, oke saja bagi Santi. Dia begitu dingin sebagai wanita, badanya kokoh, jiwanya tetap tegar menghadapi hidup.
   Berita di Koran pagi mengabarkan,’ seorang pengusaha muda meninggal sendirian di dalam hotel XXGold. Sampai berita hilang ditelan bumi, tidak ditemukan pelakunya.
Frangky detektif muda gencar mencari pelakunya karena dia Polisi berbakat dan penuh semangat dalam menunjukkan kemampuannya. Semua bukti dia teliti dengan penuh semangat bahkan bisa dikatakan gila kerja, karena dia tidur bersama bukti – bukti petunjuk seolah tidak mau lepas dari bukti bahkan sedetikpun. “Sesekali pergi cari gadis, biar kamu punya semangat hidup,’ kata Tony rekan kerjanya, kemana ?,’ tanya Frangky, “ke sawah !, “sahut Tony, “emang ada gadis disawah ?,’ tanya Frangky lagi dengan wajah bego, “ya ada !,’ kata Tony sambil menempeleng kepala Frangky, rambut panjangnya terlempar ke samping, “ayo kita jalan mau minum kopi dulu,’ Frangky “ ayo !,’ kata Frangky dengan muka lesu dan malas.  “ Bukti pembunuhan yang aku tangani menunjukkan pelakunya sepertinya seorang wanita Ton, kata Frangky, di dalam mobil yang di stir Tony. “ korban cenderung tidak punya musuh pria selain menyakiti wanita, karena dia lebih suka menunjukkan keperkasaannya di depan wanita daripada di depan pria,’ urai Frangky, ” kalau menunjukkan keperkasaannya di depan pria itu seperti kamu ya Frangk, mengajak duel tersangka satu lawan satu, meminta rekan yang lain meminggir, padahal tidak ada wanita di TKP untuk menunjukkan keperkasaanmu hanya mau pamer di depan kami,’ Tony, “heh ! aku hanya tidak suka ditantang secara jantan, seolah aku berani sama dia hanya karena punya senjata dan lencana saja, memang kita begitu Frangk, kita penegak hukum bukan jagoan seperti mereka, tidak ada yang mau tahu kita jantan apa tidak, orang tahunya hukum tegak oleh kita tidak mau tahu seperti apa kita bekerja, mereka tahunya membayar pajak untuk gaji kita demi tegaknya hukum, karena fikiran orang banyak kita sudah pasti jantan, makanya lulus sekolah polisi. Jadi kamu tidak usah suka pamer keperkasaan, karena tidak ada gunanya, kamu tidak akan dianggap lebih dari kami hahahaha.. emang kalau kamu kalah berkelahi melawan tersangka ? kami diam ? membiarkan dia pergi membawa medali kemenangan ? ”kampret kamu Ton !, kata Frangky, “eh Frang, itu di arah jam 3 ada wanita sepertinya cocok sama kamu, semua wanita cocok sama saya Ton, “itu coba lihat dulu, tapi kalian susah kayaknya bersatu, sepertinya dia juga wanita dingin sama kayak kamu dingin juga, barangkali dia cocok jadi partner kerja saya Ton, kata Frangky, “aah kamu !, cuma mikir kerja saja, “aku juga cocok jadi partner kamu, cuma aku punya cinta tidak seperti kamu hahaha…,’ kata Tony, ”cinta apaan ? kamu juga kalau melihat wanita lain suka terbelalak, cinta apaan kamu itu ?,’ teriak Frangky,” ah, itu cuma buat senang – senang saja Frang, Tony, “ah kamu bisa saja cari argumen, “ah lihat Frang ! cewek itu mendekati kursi kita, cobalah kamu dekati dia bilang aku butuh cinta, hahaha..,’ kata Tony, benar saja Tony beranjak dari kursinya dan mendekati wanita itu, “halo.. bisa saya ganggu sebentar ? sebentar boleh, sahut gadis itu dingin, “kamu sendiri ?,’ Tanya Tony  “iya, kenapa ?,’ Tanya gadis itu, “masih sendiri ? “iya ! ada apa ?,’ Tanya dia lagi, “itu kawan saya masih sendiri juga dia pemalu tapi butuh cinta, hahahahahahah..!!! tawa mereka berdua meledak, Frangky dari kejauhan heran melihat Tony dan wanita itu bisa cepat akrab, “bisa kami pindah kursi ke sini ? kami tidak jahat kok,’ kata Tony, “bisa asal tidak menganggu saya, sahut gadis itu dingin, “siapa nama kamu ?,’ Tanya Tony “Santi !, saya Tony itu Frangky teman saya, kami rekan kerja, “hai kata Frangky “hai kata Santi,  “benar kata teman kamu wajah kamu memang kekurangan cinta, hahaha..wajah Frangky bengong melotot ke arah Tony, Tony malah tertawa lepas.
Kejahatan tidak pernah sempurna, selalu saja meninggalkan meninggalkan bukti, Polisi tanggung akan menemukan itu cepat atau lambat. Foto Hamdan, Jack, Yuli dan korban lain terpampang di kamar Frangky, ditemani asap rokok dan alkohol murahan, Frangky memandang semua foto – foto itu seakan tidak mau berkedip sedetikpun. Sayatan pada leher korban sangat mantap seperti tidak ada keraguan, pelaku juga berada dalam posisi yang dekat dengan korban, tidak ada luka akibat perkelahian, pelaku duduk manisa dengan korban sebelum memotong leher korban. Pisau yang digunakan juga sangat tajam sepertinya pisau yang biasa dipakai menyembelih sapi.
“Hai San,’ kata Frangky mengejutkan Santi yang sedang masak di rumahnya,” Eh kamu Frang, kok main terobos saja masuk ? mentang – mentang aparat negara, seenaknya saja gerebek rumah orang tanpa surat penggeledahan lagi. “Aku ingin lihta kamu saat sibuk, kata orang tua kalau mau melihat aslinya gadis ? lihatlah saat bangun tidur atau sedang sibuk di dapur, mau lihat kamu bangun tidur kan tidak mungkin. “Huuu…dasar kamu,’ teriak Santi, pisau ditangannya sangat tajam dia sangat cocok menggenggamnya, mata Frangky sedikit bergidik melihat piasu tajam itu. Mengingatkan dia pada sayatan di leher Hamdan dan Jack, “kamu lagi tidak kerja ?,’ tanya Santi memecah lamunan Frangky, “kerja kok, Cuma lagi mumet aja jadi pengen ketemu kamu, sepertinya melihat kamu bisa menghilangkan stress saya,’ goda Frangky,”gombal !!..,’teriak Santi, “beneran San,’Frangky, “ya sudah duduk situ !,’ tangan Santi menunjuk kursi dengan ujung pisaunya, mau minum apa ? hadiah memuji aku,’ kata Santi,”apa aja deh,’ Frangky, perkenalan baru mereka tidak menghambat keakraban diantara mereka, “macth” kata ahli psikologi. “ini minumnya pak, jangan melamun terus tidak baik,’ Santi, “eh iya,terimakasih San,’Frangky, lagi mikir apaan sih,’ tanya Santi, “ah itu Cuma mikir kasus saya saja, saya penasaran dengan pelaku yang menghabisi korbannya dengan pisau yang sangat dingin, berapa bencikah dia dengan korban ?,’ Frangky, siapa sih korbannya,’ tanya Santi, itu lo pak Hamdan, rumahnya dekat sini juga,” oh ya ,’kata Santi buang muka, insting seorang polisi tangguh malah melihat gerakan wajah Santi, “ kamu kenal dia San ?,’ tanya Frangky, “eh kenal, Frang, itu Yuli yang mati bersama dia masih teman saya, “ohya, apa yang kamu ketahui tentang Yuli ?,’ kejar Frangky, biasa aja, Cuma teman dekat, urusan pribadi dia saya tidak tahu, memang dari barang – barang dan uangnya yang tidak pernah habis, aku penasaran juga dia dapat darimana ?,’kata Santi, sudah ah,’ lagi di meja makan kok bahas orang mati ?,’ kata Santi, “maaf San, aku terbawa pekerjaan, kamu pernah jalan sama Yuli ?,’ kejar Frangky, “pernah beberapa kali, “dia cerita tentang Hamdan ?,’ kejar Frangky, “tidak banyak, dia Cuma bilang Hamdan banyak duit yang tidak tahu darimana, kayaknya menyinggung korupsi gitu,’kata Santi,


Hamdan pria kaya energik doyan wanita tewas secara misterius
Santi wanita dingin
Yuli wanita oppurtunis
 Joni pacar Yuli
Jack pria muda ambisius tewas secara misterius
Rina wanita pilihan Jack
Frangky polisi tangguh
Tony polisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar