" Kamu sama dengan saya, kita sama - sama bajingan, jangan dekati anak saya !, jelas ?,' perintah Bang Jacky.
" Baik bang, ' kata Joni kesal.
Jacky dan Joni preman yang malang melintang di kota. Mereka memalak, membacking bisnis ilegal bersama sama. Usia mereka terpaut jauh Jacky sudah berumur 50 tahun. Sedangkan Joni di usia keemasannya 25 tahun. Sebagai senior junior Jacky sangat sayang kepada Joni preman muda yang banyak membantu Jacky kalau urusan adu fisik dengan preman lain. Mabok mereka bersama sama dengan gadis malam biasa mereka lakukan. Tentu sangat tidak nyaman bagi Jacky kalau teman main psk akhirnya menjadi mantunya. Astuti anak gadis Jacky yang sedang kuliah hukum juga bisa bisanya tertarik dengan Joni preman pasar yang tidak jelas masa depannya. Sedangkan banyak teman mahasiswa yang suka sama Astuti. Jalan hidup bisa berbeda hati hati dan jiwa manusia tidak pernah berbohong. Joni bukan anak jahat yang digambarkan dalam kehidupan preman. Dia hanya bertahan hidup diantara rimba raya kota. Bandingkan dengan banyak aparatur negara, bahkan pejabat - pejabatnya, hanya berfikir untuk kepentingan pribadinya saja,' itu sama saja dengan preman, kaidah " freeman " pria bebas, bebas bertindak sesuai kepntingan pribadinya, yang mana seharusnya bukan begitu, dia seharusnya tunduk pada aturan yang mana tertulis," melayani rakyat ",. Tapi yang mereka lakukan malah sebaliknya.
Banyak hal yang tidak terjangkau oleh negara yang dijangkau oleh orang - orang seperti Joni dan Jacky. Entah karena oknum aparatur negara sibuk cari uang dan jabatan atau karena luasnya kota tidak semua hal bisa dijangkau negara. Tidak jarang pula oknum pejabat negara memakai jasa mereka sebagai "bullshit" dalam rangka menciptakan situasi kacau. Kasus hutang piutang kalau dibawa ke pengadilan bisa memakan waktu berpuluh tahun. Tapi kalau diberikan kepada Jacky dan Joni bisa selesai dalam tempo sebulan. Banyak pebisnis malas bayar hutang karena mereka tahu itu tidak bisa dibawa ke ranah pidana. Dengan reputasi Jacky dan Joni yang tukang ribut para penghutang malas urusan dibelakang. Lebih baik selesaikan segera daripada di ganggu oleh preman yang suka ribut. Polisi tidak mungkin menahan, memborgol, menembak, orang berhutang karena itu kasus perdata. Tapi di tangan preman bisa marah besar kalau janji tidak ditepati bayar hutang. Para penghutang merasa dirinya dizolimi. Tapi yang berpiutang juga merasa dirinya dizolimi. Bandar narkoba tidak bisa menagih uang narkoba dari sub agen, tidak mungkin pula dibawa ke pengadilan. Tapi di tangan Jacky dan Joni urusan seperti itu bisa selesai dengan cepat, murah, efektif.
Mereka polisi diantara orang - orang yang tidak bisa melapor ke polisi.
Seorang gadis yang di perkosa pacarnya sangat sulit dibawa ke polisi, mengingat status mereka pacaran, si pria mengaku,' ini suka sama suka, tapi si gadis tidak suka hanya karena sejak mendapatkan tubuhnya, si pacar mencampakkannya. Di tangan Jacky kasus ini bisa selesai. " Kamu nikahi dia ? atau ?,' anak muda yang kenal Jacky tahu arti kata kata itu, atau ( kamu menjadi musuh saya ?). Orang - orang tahu bagaimana Jacky menghabisi musuhnya dengan alat atau tanpa alat. Dia terlahir menjadi petarung. Kalai hidup dizaman purba tentu dia bisa menjadi penguasa, itu karena kemampuan berkelahi yang sudah teruji. Atau kalau dia pernah bersentuhan dengan dunia olahraga dia bisa menjadi atlet besar. Mungkin juga dia bisa jadi polisi yang tangguh. Jalan hidup siapa yang tahu ? semua hanya bertahan hidup. Preman artinya pria bebas. Bebas berbuat untuk apa ? dan untuk siapa ? umumnya untuk uang. Dengan kaidah ini ? Oknum aparatur negara yang digaji rakyat tapi bekerja untuk uang saja ? apa bedanya dengan preman ?. Dengan kata lain preman bisa subur karena orang - orang yang seharusnya mengatasinya tidak menjalankan fungsinya, lebih buruk lagi malah menjalin kerjasama saling menguntungkan.
Astuti mahasiswa yang gigih belajar, seorang idealis, dia aktif berorganisasi, berolahraga, dalam diskusi ke tata negaraan dia melihat banyak ketimpangan yang dilakukan aparatur negara yang tidak sesuai dengan teori bernegara yang dia pelajari di kampus. Astuti juga aktif melakukan demonstrasi apabila ada kebijakan negara yang tidak sesuai dengan teori yang mereka pelajari. Menurut dia Joni hanya korban sistem korup saja. Seandainya negara memberi sekolah gratis, tentu Joni bisa sekolah. Seandainya sistem korup tidak menentukan nilai uang dalam melamar menjadi pegawai negara tentu Joni sudah bisa jadi pegawai negara. Dia cerdas, punya semangat juang yang tinggi, punya vitalis energi yang tidak pernah habis. Tapi tidak ada tempat untuk dia selain : jalanan. Kalau mereka berjalan berdua, tidak ada yang meyangka Joni hanya seorang preman jalanan. Penampilannya seperti seorang anggota legislator, tidak heran kalau Astuti terpesona sama Joni. Sejak mengenal Astuti, Joni semakin terarah jalannya. Astuti juga merasa terlindungi dari oknum preman suruhan oknum pejabat yang sering mereka demo. Pejabat negara pakai preman ? pantas preman bisa tumbuh subur di negara berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar