Teeeeeet.....teeeeet.....teeet bunyi terompet kapal perang TNI Angkatan laut siap berlayar membawa para perajurit muda polisi Brigade mobil melaksanakan tugas operasi keamanan di ujung pulau,.semakin lama semakin jauh dari garis pantai pantai pelabuhan panjang dan meninggalkan lambaian anak istri , teman , pacar , tatapan kosong dan perih menunjukkan harapan tidak mampu di tutupi rangkaian latihan ketahanan fisik dan mental ,yang tidak mudah menyerah tapi di dalam baju perkasa itu mereka tetap manusia yg punya hati, punya cinta dan derita. Lautan biru hanya menatap bisu seperti tidak mau tahu galaunya hati mereka, sibuk bersama awan yang biru sahabatnya , di selingi gelak tawa perajurit bergitar tertawa girang tak lepas karena dalam hitungan jam mereka akan menghadapi musuh yg tidak di kenal hanya kami tahu mereka masih anak anak bangsa, mereka tidak mau tau politik apa di belakang semua ini mereka hanya tau menjalankan tugas. Hidup di negara berkembang profesi perajurit cukup di anggap mapan walaupun banyak dinamika kesederhanaan , penyelewengan yg sangat bertolak belakang dgn sumpah janji setia pada bangsa dan negara.Tidak usah pintar tidak usah terlalu banyak membaca karena akan membuatmu lelah melihat politisi berolah kata para penguasa berebut tahta ada pasang perajurit di minta .Usia muda tidak mengenal lelah walau banyak gelombang laut jawa aku tatap laut biru seorang teman bertanya Unang namanya karena tahu beberapa kata bahasa Batak ,
" Apara " ( teman kebiasaan orang Batak tapi dia sangat cepat belajar bahasa dia sendiri orang Sunda ), " Saya lihat dari kemarin hanya diam saja menatap laut dan tidak ikut jajan ?
" Kenapa mau kasih uang jajan? ,' kataku sedikit membentak kesal.
" Bukan begitu apara jangan tersingung, ini aku ada uang 20 ribu kita bagi dua saja buat beli mie rebus kek di kantin Angkatan laut,' kata dia.
" O terimakasih kataku
Anakku semata wayang Immanuela margaretha baru berumur seminggu bayi merah tanpa ekspresi melepas keberangkatanku di pangkuan mamanya , seorang teman bilang Yudi namanya kebetulan kami sama sama lulusan Bandung bilang dalam bahasa Sunda ,,beh urang teu kuat to nempo na ge ,amun urang model gitu geus luncat kana cai , (aku tidak kuat melihatmu andaikata saya di posisimu saya sudah lompat ke air) teman satu ini pandai berakting dia suka berpura pura bergaya pejabat memasuki ruangan pejabat Angakatan laut dia memang ada tampang tinggi ganteng kulit putih ,istilah saya turunan ningrat yang mana hal itu sangat ketat dalam tradisi Angakatan laut ruang ruang itu menanyakan pangkat.Tiba saatnya di pelabuhan Tanjung mas Semarang untuk menjemput kompi semarang bertemu teman teman satu angkatan salam penuh canda dan ketawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar