Sabtu, 19 Oktober 2019

Surga kami

Saya tidaklah miskin, tidak pula kaya, tapi kami adalah masyarakat yang sangat beruntung, kami sangat bahagia. Karena kami saling menyayangi saling membantu di setiap masalah yang ada, yang miskin bekerja keras, ketika kekurangan uang akan segera dibantu oleh yang kaya. Semua masalah kami kerjakan bersama sama dengan penuh cinta dan iklas. Ketika rumah si miskin rusak, kami yang tidak punya uang membantu dengan tenaga, yang kaya membantu biaya. Ibu - ibu menyiapkan segala makanan yang bisa mereka siapkan dari rumah masing - masing. Para pemuda yang kuat membantu mengangkat barang - barang yang berat. Sangat indah, inilah surga yang kami bangun sesuai arahan pemuka agama kami. Semua saling mencintai dan mengasihi, tidak ada yang memikirka diri sendiri, semua punya energi yang kuat dalam membantu orang lain padahal dia sendiri sibuk dengan urusannnya.

Kami memilih pemimpin kami yang benar - benar mau berkorban waktu dan biaya untuk kami, yang kaya sering membantu biaya karena pemimpin kami tidak cukup waktu cari uang. Saking semua waktunya diberikan untuk kami. Pemuka agama kami juga begitu iklas dalam memberi contoh tauladan. Sabar memberi pengertian kepada yang belum faham.
" Coba kamu curi ayam tetangga kamu, apa yang kamu rasakan? tidak nyaman, gelisah.
" Coba kamu bantu cari makanan untuk ayam tetanggamu, apa yang kamu rasakan? kamu pasti merasa senang. Karena itulah kita harus berbuat baik, supaya hati kita bahagia.

" Tapi orang lain tidak mau membalas kebaikan itu pak? biarkanlah itu jadi neraka dia, kalau ada waktunya saya juga akan bicara dengannya.
" Balasan tidak musti datang dari dia, akan ada orang lain yang membalasnya. " Begitu juga keburuka yang dia lakukanm akan ada balasannya dari orang lain, tidak musti kamu balas. " Kita cukup berbuat baik saja semampu kita, bukan demi orang lain tapi demi kenyamanan hati kita sendiri, jadi kita tidak butuh balasan dari dia, toh kita berbuat baik untuk diri kita kok, tapi kalau kamu tidak mau berbuat baik tidak apa - apa, tapi jangan berbuat jahat juga.

Begitulah pemuka agama kami sabar mendidik kami, dia juga tidak punya uang, tapi yang kaya selalu membantu dia. Indah sekali kampung kami, inilah surga kami. Anak - anak kami bukan hanya anak kami, tapi anak semua orang dewasa di kampung kami, mereka semua perduli kepada anak - anak kami, kami juga begitu sama anak - anak yang lain. Semua orang dewasa sabar mendidik anak - anak kami, jadilah anak - anak kami begitu sayang sama orang tua dan seluruh penduduk kampung kami dia anggap keluarganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar