Jumat, 20 Maret 2020

pembunuhan jenderal

" Andi kurang ajar sekali dia tidak lagi berlaku sebagai seorang prajurit, dia terang - terangan melawan saya di depan umum,'teriak panglima militer geram. Karena melihat ulah anak buahnya mayor jenderal Andi yang terang terangan akan mengungkap korupsi di tubuh militer di depan wartawan yang lagi berlomba mencari berita panas.
" Perintah pak? tanya kolonel Rustam ysang cepat menangkap maksud panglima. Pantas dia lengket jadi staf panglima militer.

" Kamu tahu apa yang harus di lakukan, itu pun kalau kamu masih seorang prajurit.
" Siap pak, saya faham.

Negeri kaya akan sumber daya alam, tenaga kerja murah, itu baru saja mengalami perubahan iklim politik dari otoriter menjadi demokrasi. Seiring dengan pergantian presiden, terjadi juga pergesekan di kalangan para pembantu presiden, hampir semua adalah bekas pembantu presiden lama yang sangat otoriter.

Dengan presiden baru bergaya demokrasi ini, para pembantu presiden dari kalangan politikus, militer, birokrat, berlomba lomba menunjukkan sikapnya sebagai seorang demokrat agar tetap bisa menjabat di era presiden baru yang bergaya demokrasi.

Akan halnya panglima milter tertinggi yang jelas - jelas orang dekat preisden lama, dan bahkan di mandat untuk menjaga presiden lama dan keluarga tidak tersentuh hukum.Sebagai akibat dari korupsi yang menggurita selama puluhan tahun. Ini negeri baru saja lepas dari rezim militer yang akut, polisi, jaksa, hakim, tidak berani membuka kasus korupsi presiden dan keluarganya, sebagian lainnya masih loyal kepada presiden lama.

Presiden baru tertarik dengan sikap mayor jenderal Andi yang terbuka, sesuai gaya presiden baru. Panglima bukan tidak tahu cara me

Tidak ada komentar:

Posting Komentar