Jumat, 20 Maret 2020

padamu yang disana

Aku tidak tahu ini suka atau cinta, aku terlalu sering pakai logika. Sehingga terkadang tidak bisa membedakan antara logika dan cinta. Begitu aneh perasaan ini ketika kenal denganmu, kau begitu menjaga wibawamu agar tidak terlihat murahan. Tenang saja nona, aku tidak pernah melihat orang murahan sebelum mengenalnya lebih jauh. Sesaat hati ini begitu senang dan bahagia mengenalmu, tapi begitu cepat pula kita harus berpisah. Belum sempat aku mengatakan perasaan ini padamu. Sering sekali dalam menulis cerita pendek aku meminjam dua nama wanita Santy atau Yanti. Mungkin mengenang seorang wanita baik yang tinggal di dekat rumahku, bernama Yanti. Tadi malam aku menonton film romantis tentang seorang wanita yang ingin mengutarakan rasa cintanya kepada seorang pria, namun begitu takut dia untuk mengatakan itu. Teman pria yang lain berkata" katakan saja, kalau dia menerima berarti rezekimu, kalau di menolak, kamu sudah tahu untuk bersikap yang lebih baik kepada yang lain, kalau dia mnertawakanmu, berarti dia pria brengsek yang tidak patut di hargai. Begitu juga denganku, terlepas nanti apa akhirnya, aku ingin mentakan kepadamu aku suka kamu.

Sejak awal melihat matamu aku melihat ada getar di dada, aku bertanya siapa yang bernama Yanti? aku sangat berharap kamu yang menjawab, kamu menjawab dengan telunjuk saja, wajahmu menunduk, tidak menunjukkan sikap genit seperti yang lain. Untung juga sih kamu menunduk, itu untung bagiku, kamu tidak melihat bagaimana wajahku kaget bercampur kikuk dan senang. Aku takut perasaanku dibaca orang lain, ini sebuah trauma masa remaja, aku orang terbuka, sekarangpun masih orang terbuka, rupanya keterbukaan itu jadi tertawaan teman. Itu pun dulu, sekarang sudah tidak masalah kalau ada yang mau tertawa akan sifatku. Tapi masalah cinta aku belum bisa berpura pura, mudah mengatakan cinta kata lagu, semudah berkata suka. Kalimat itu tidak berlaku bagiku, aku mudah suka tapi tidak mudah cinta. Di film yang lain seorang priahidung belang bilang" kamu tidak perlu mengenal wanita lain, karena kamu pasti terbuai perasaan. " Bagimana mungkin seorang hidung belang mengajari orang untuk tidak jatuh cinta?
" Saya beda, saya bisa bercinta dengan wanita lain semalaman pulang ke rumah mencium anak istri saya. " Sedangkan kamu sering berlaku seorang kapten penyelamat, kamu akan terbawa perasaan.

Tidak ada yang mampu menolak cinta, hanya kata kata munafik berkata" aku tidak bisa jatuh cinta lagi, itu karena belum ada kilatan cahaya cinta menyambar hatinya. Ketika cinta itu datang dia mulai terlihat konyol dan mencari berbagai alasan. Kita suka munafik kalau bicara cinta. Seorang palyboy berkata" aku tidak suka gadis itu, itu mah recehan. " Itu bagi elo yang gampang dapat cewek, lah saya? boro - boro dapat recehan, kenal cewek saja tidak. Lama sekali sifat ini aku jalani, " sok pahlawan, setiap kali melihat orang butuh pertolongan, aku merasa diriku jadi penting. Mungkin juga hari ini aku melihatmu dalam keadaan tidak berdaya, aku terpanggil menolongmu. Di tambah pula ada keindahan di wajahmu, sifat sok pahlawanku semakin deras. Entah apa tujuan dari semua ini?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar