Rudiman polisi muda
Melindungi melayani dan menegakkan hukum kata itu sangat di hapal oleh Rudiman sebagai anggota kepolisian negara sejak dia resmi menjadi anggota kepolisian di masa semua serba korupsi, kolusi, nepotisme, kalimat ini juga akrab di telinga sejak ada orang - orang pintar berteriak di jalanan, dimana dia mendengar sayup - sayup orang tuanya juga bayar beberapa juta ke pejabat kepolisian agar bisa menjadi anggoata kepolisian negara. Sesuatu yang sudah janggal bagi Rudiman muda kok musti bayar ya ? kalau saya baca di buku sekolah tidak ada seperti itu hanya di butuhkan syarat kesehatan, fisik dan otak untuk melayani negara dan bangsa seperti kisah para pahlawan yang di tulis di buku sejarah. Tapi apalah arti fikiran anak muda miskin ilmu miskin harta bagi orang tua yang sudah sangat sepakat dengan semua budaya kala ini bahkan Rudiman akan di teriaki," tau apa kamu ! kalau bicara sedikit hal - hal yang dia tahu di bangku sekolah. Rupanya buku sekolah dengan kehidupan nyata beda ya, berarti guru - guru saya bohong dong selama ini ternyata ini yang benar fikir Rudiman muda. Mulai saat itu dia anggap remeh kepada guru - guru sekolah ternyata cuma pembohong saja, kamu tahu apa dengan kehidupan nyata ini.
Selamat pagi pak, selamat pagi bang sapa dia setiap pagi begi atasan dan senior di atas dia situasi ini sangat keren bagi Rudiman yang berasal dari kehidupan biasa saja bahkan miskin di kala itu. Bermacam nasehat dari senior tentang bagaimana dinass yang baik dari mulai nasehat ibadah yang bener saampai nasehat bagaimana menjadi polisi yang lihai mengangkangi hukum. Semua pendapat di dengar karena sangat salah kalau berani berdebat dengan senior apalagi saampai membantah terbuka para kepala satuan. Dengan bermacam nasehat yang ada bertolak belakang satu sama lain menjadi sebuah cerita sendiri bagi Rudiman muda. Jangan coba - coba bertikai dengan keluarga teman senior walaupun teman atau keluarga salah secara hukum. Kebalikannya kalaupun teman dan keluarganya salah jangan coba - coba kamu komentari apalagi kamu tindak apalagi teman dan keluarga atasan. Terjadi ketika teman Rudiman mendatangi seorang pengusaha judi yang teman atasan bukannya informasi penyelidikan yang di dapat malah caci maki si bos judi karena merasa kenal dengan kepala kepolisian.
Rudiman muda punya ketertarikan kepada seorang polisi wanita yang cantik, tinggi tegap serba cakep pokoknya sering Rudiman cari muka agar di perhatikan polwan idamannya. Bisik - bisik teman dia sekarang sudaah menjalin hubungan dengan seorang pria kaya yang sudah beristri, lemas dengkul Rudiman mendengarnya. Saya kira kamu aparat negara terhormat dengan segala kehormatan dan kewenangannya dengan segenap usaha kamu menenmpuh pendidikan dan katanya orang tua kamu juga bayar kamu jadi begini saja. Setiap berpapasaan Rina nama polwan itu hanya lewat saja tanpa tegur sapa bahkan seolah tidak tahu kalau sedang berpapasan dengan Rudiman. Ternyata hanya Rudiman saja yang melihat dia ada si Rina tidak melihat pria muda sebayanya ini karena sudah tahu barangkali isi kantongnya. Kalau isi kantong mah tidak ada yang ada cuma cinta di hatiku ini ternyata cinta ini tidak ada arti di bandingkan uang suami gelapnya.
Pagi itu Rudiman terkagum - kagum dengan seniornya dari unit reserse yang sedang membawa tersangka ganteng, bersih, kelimis jelas dia ini bukan orang sembarangan. Kapan ya saya bisa bergabung dengan senior yang gagah begitu ? bathin Rudiman tidak lama seniornya datang kasih uang, sambil berkata," dek belikan nasi bungkus untuk 20 orang ! siap bang ! ada sedikit rasa bangga di perintah senior walau cuma jadi kurir nasi bungkus. Kembali dari warung nasi padang Rudiman kembali ke ruangan reserse dan mendengar komandan reserse menerima telpon dari seseorang siap bang ! siap bang ! segera bang. Ini nasinya bang, ambil untuk kamu dek sekalian temanmu yang piket ! siap bang, Sambil menikmati nasi bungkus dia melihat tersangka tadi masuk ke mobil dan pergi bersama tim reserse yang senyum ceria, kerenlah pokoknya senior - senior saya ini rambut gondrong pakaian preman model terbaru dengan lencana dan revolver di pinggang kayak bintang di film. Apalagi komandan reserse yang kabarnya anak jenderal lebih keren lagi tampangnya, mobilnya wah mantap banget deh. Ini beli rokok dek, kata reserse, siap bang ! wah makin mantap deh kakak senior ini udah gagah, royal lagi, izin bertanya bang, ada apa dek ? kasus apaan bang ? penggelapan cuma dia teman pejabat polisi pusat jadi tahu sendirilah, jadi bebas bang ? hahaha anak baru tahu apa kamu dek, kalimat yang paling di dengar Rudiman muda dari orang yang lebih tua darinya. Karena belum tahu aku nanya bego ! dalam hati Rudiman, Rudiman anak muda energik dan suka belajar banyak hal apalagi dengan tempat kerja dia yang baru, kepolisian, di larang cuek atau apatis. Di masa pendidikan sifat apatis tidak kenal lingkungan bisa jadi sebuah hukuman, siapa nama kepala pendidikan ? kalau tidak tahu minimal push up kalau pelatih lagi pening bisa kena tampar. Sekarang nanya malah di ledek teman sesama piket bilang," itu namanya 86 dek, dia kasih uang lalu bebas, loh jadi uang makan siang tadi sama uang beli rokok ini dari uang haram ? hahahah biasalah itu dek, kamu ini anak baru belum tahu apa -apa.
Terdengar berita di televisi seorang tersangka korupsi yang bilang ngapain saja ibu polisi di ruangan itu ? memfoto copy dan membuat kopi dia seorang perwira pertama. Kok begitu amat ya fikir Rudiman seorang perwira yang saya hormati kalau di kantor malah cuma buat kopi dan fotocopy pada saat pemeriksaan tersangka korupsi. Jangan - jangan si Rina polwan favoritnya juga mau melakukan hal sama melihat cari dia dekat dengan orang - orang kaya dan berkuasa yang jauh sekali dengan umurnya daan pangkatnya. Seharusnya dia bergaul dengan saya yang seumur fikir Rudiman, tadi siang Rina lewat nambah cakep saja dia tapi agak pintar basa basi sekarang sama kami rombongan piket. Tapi bukan sama saya pribadi, bathin Rudiman karena kami rame - rame saja dia mau negor coba dia mau menegor saya pribadi alangkah bahagianya saya. Pagi itu seroang perempuan mengaku dari Komnas perlindungan wanita mau ketemu dengan komandan reserse, orangnya cakep, cerdas, kayaknya sulit di debat melihat caranya bicara namanya Nana. Keluar dari ruangan Nana pamit sekilas pada piket mari pak, mari jawab Rudi lebih keras dari yang lain,eh dia noleh ke arah Rudiman sambil menekankan senyum lagi, ser kok ada rasa di dada tanpa Rudi sadari kenapa.
Berita tersiar anggota polisi luka di tembak perampok sungguh menyedihkan, polisi gugur melawan teoris, polisi lalulintas luka di tabrak pengedar narkoba yang panik ketika di berhentikan. Rudiman sadar ternyata banyak resikonya juga jadi polisi terdengar kabar pejabat polisi di copot jabatannya karena anak buahnya menembak orang sampai mati. Repot juga jadi pemimpin ya anak buah yang salah prosedur kok malah atasannya yang menaggung resiko sejak saat itu Rudiman berfikir dua kali kalau di minta jadi pemimpin satuan di kepolisian. Beda lagi yang dia dengar sayup - sayup dari teman sesama polisi katanya harus bayar untuk jabatan entah benar atau tidak ini cuma desas - desus yang tidak jelas kebenarannya. Ada juga isu - isu pejabat polisi yang di copot karena tidak setor uang ke atasannya, masak sih ? ini cuma isu kali, masak pakai setoran ? kayak tukang ojek saja setoran ke bosnya. Bisik - bisik senior banyak ragamnya ada pejabat polisi di copot karena menangkap pejabat daerah karena korupsi, masak sih ? jadi bingung saya, bathin Rudiman. Ada juga pejabat dapat promosi jabatan karena berhasil mengungkap kasus korupsi besar keren banget ni,
Rudiman tinggal di rumah kost seorang juragan kaya yang baik padanya sering uang kost tertunda tapi yang punya kost - kostan tidak cerewet sama Rudiman, karena dia merasa terbantu keamanan lingkungannya karena ada polisi kost disana. Rudiman jalan - jalan cari udara segar di daerah kota yang banyak pohon - pohonnya ada minuman dan makanan kecil di taman itu. Tiba - tiba ada senyum aneh dari wanita, ee mbak pengacara ya ? kamu yang di kantor polisi kan kata wanita itu, Nana ! teriak Rudi pas banget lagi santai ada cewek cakep, bathin Rudiman, sendiri mbak ? iya, kamu mas ? sendiri juga," kata Rudiman lagi. Duduk sini aja mbak, " kata Rudiman, boleh," kata Nana, kamu ! kata mereka serentak,ya udah kamu duluan deh, kata Nana, kamu tinggal dimana ? di jalan senopati kostan Haji Burhan, oya tahu," kata Nana, dia orang tua baik tokoh tauladan orang disini, oya saya baru tahu," kata Rudiman, iyalah kalian polisi cuma tahu cari duit aja, mana peduli orang baik sederhana di kota ini, jangan begitu mbak itu cuma oknum, tegas Rudiman, oknum kok banyak ? sambut Nana, mbak benci polisi ya ? tidak saya suka polisi, saya benci polisi jahat yang cuma mikir uang dan jabatan saja, saya sering ketemu yang begitu saya kan LBH yang sering menuntut polisi jahat. Saya berusaha tidak begitu mbak, " kata Rudiman, panggil Nana aja paling usia kita beda dua tahun," kata Nana lagi, syukurlah kalau kamu mau jujur,tapi saya tidak yakin kalau kamu sudah lama di sana, " kata Nana, kok begitu mbak ? tanya Rudiman lagi, saya banyak kenal polisi muda idealis begitu dinas lama mulai aneh ada yang ngaku jujur karena anak istri perlu uang, ada yang sok berkelit kayak baru kenal sama saya saja," kata Nana. Berarti karena istri ya Na ? kata Rudi mulai berani panggil nama, bisa begitu kalau salah pilih istri hehehe, kalau kamu jadi istri polisi apa kamu terima hidup sederhana ? kalau saya doyan uang kenapa saya pilih LBH, Rud ? saya lebih bahagia melihat orang lain bahagia dengan membantu hak hukum mereka. Kamu sudah punya pacar ? ," tanya Rudiman, sudah," jawab Nana singkat sambil cuek, oya syukurlah," kata Rudiman pura - pura tenang padahal dalam hati gusar, orang mana ? kamu, " kata Nana sambil ngakak penganut ilmu hukum produk Belanda lebih liberal kalau bicara, Rudiman spontan ikut ngakak, kamu tanya saja orang - orang yang lewat pasti kita di kira pacaran, hahahaha, iya juga," kata Rudiman, kamu sendiri udah punya belum," sambung Nana, kamu ! jawab Rudi cepat hahahaha kamu nyontek saja," kata Nana sambil sembunyikan wajahnya memerah, tawa mereka berdua berderai di taman itu.
Si Rohmat pemuda baik cerdas dan vokal terhadap masalah sosial terdengar tewas terbunuh di dekat rumahnya semua media dan para polisi berlarian ke TKP si Rohmat anak baik - baik kok bisa tewas terbunuh ?. Rudiman pun bingung mendengar kok bisa orang baik - baik mati terbunuh, sampai duar ! Nana datang mengangetkan lamunannya yang sok cool untuk seorang petugas rendahan, kok ngelamun ?," tanya Nana, aku tidak habis fikir Na, hidup jadi orang baik - baik tidak menjamin orang hidup indah ? ya gitulah pak, kalau mau mencoba merubah dunia tanpa dukungan, maksud kamu ?," kejar Rudi, masak kamu tidak faham siapa dalangnya ? pak polisi muda imut lugu ? bener saya tidak terfikir siapa - siapa karena sibuk memikirkan sifat anak itu. Begini pak polisi yang lugu dan bodoh, dia tu aktifis yang sering koreksi kebijakan poenguasa dan penguasaha ya banyak musuh, kemungkinan besar yang membunuh dia si bos PT Aman group, kamu kok santai saja bicara masalah kematian Na ?," tanya Rudi, emang kamu lupa saya bekerja dimana ? pak polisi lugu, saya juga sering mendapat ancaman kalau tidak kuat berdoa mungkin sudah pingsan kali, kalau begitu kamu advokasi dong si Rohmat !," perintah Rudi, iya pak tapi harus hati - hati dan kemungkinan besar kita kurang bukti dan saksi. Kamu cari saja bukti nanti saya bantu, wow bagaimana kalau atasanmu menhambat ?," kata Nana, masak sih," tanya Rudi, bukannya ini tugas kami,' tanya Rudi, iya benar secara teori anak kecil pun tahu itu tugas kamu Rud," kata Nana lagi, Tapi kalau rupiah yang bicara atasan kamu pun lupa sumpah jabatan, sial amat sih," guman Rudi, ya sudah kamu cari saja tahunya saya bantu, hahahah siap pak," kata Nana dengan nada pesimis, tidak sampai sebulan kasus tertutup karena bos PT Aman group tewas karena ditembak orang tidak dikenal. Luar biasa aneh cara alam bekerja Rud," buka Nana mengawali makan malam itu, iya gitu deh," kata Rudi cuek, kamu cuek sekali melihat kematian Rud ? sergah Nana, iya biarin aja orang jahat juga, kita tidak sebut kejahatan kalau belum ada bukti Rud, kematian oleh hukum rimba tidak bisa saya terima," tegas Nana, kita tidak tahu polemik apa dibalik semua ini makanya kita orang hukum harus bicara bukti," tambah Nana,makan dulu bu ! bagaimana mau mikirin masyarakat ? kalau kamu sakit ? siap pak !,' kata Nana malam itu berakhir penuh canda ria kedua pemuda energik itu.
Selamat pagi pak, selamat pagi bang sapa dia setiap pagi begi atasan dan senior di atas dia situasi ini sangat keren bagi Rudiman yang berasal dari kehidupan biasa saja bahkan miskin di kala itu. Bermacam nasehat dari senior tentang bagaimana dinass yang baik dari mulai nasehat ibadah yang bener saampai nasehat bagaimana menjadi polisi yang lihai mengangkangi hukum. Semua pendapat di dengar karena sangat salah kalau berani berdebat dengan senior apalagi saampai membantah terbuka para kepala satuan. Dengan bermacam nasehat yang ada bertolak belakang satu sama lain menjadi sebuah cerita sendiri bagi Rudiman muda. Jangan coba - coba bertikai dengan keluarga teman senior walaupun teman atau keluarga salah secara hukum. Kebalikannya kalaupun teman dan keluarganya salah jangan coba - coba kamu komentari apalagi kamu tindak apalagi teman dan keluarga atasan. Terjadi ketika teman Rudiman mendatangi seorang pengusaha judi yang teman atasan bukannya informasi penyelidikan yang di dapat malah caci maki si bos judi karena merasa kenal dengan kepala kepolisian.
Rudiman muda punya ketertarikan kepada seorang polisi wanita yang cantik, tinggi tegap serba cakep pokoknya sering Rudiman cari muka agar di perhatikan polwan idamannya. Bisik - bisik teman dia sekarang sudaah menjalin hubungan dengan seorang pria kaya yang sudah beristri, lemas dengkul Rudiman mendengarnya. Saya kira kamu aparat negara terhormat dengan segala kehormatan dan kewenangannya dengan segenap usaha kamu menenmpuh pendidikan dan katanya orang tua kamu juga bayar kamu jadi begini saja. Setiap berpapasaan Rina nama polwan itu hanya lewat saja tanpa tegur sapa bahkan seolah tidak tahu kalau sedang berpapasan dengan Rudiman. Ternyata hanya Rudiman saja yang melihat dia ada si Rina tidak melihat pria muda sebayanya ini karena sudah tahu barangkali isi kantongnya. Kalau isi kantong mah tidak ada yang ada cuma cinta di hatiku ini ternyata cinta ini tidak ada arti di bandingkan uang suami gelapnya.
Pagi itu Rudiman terkagum - kagum dengan seniornya dari unit reserse yang sedang membawa tersangka ganteng, bersih, kelimis jelas dia ini bukan orang sembarangan. Kapan ya saya bisa bergabung dengan senior yang gagah begitu ? bathin Rudiman tidak lama seniornya datang kasih uang, sambil berkata," dek belikan nasi bungkus untuk 20 orang ! siap bang ! ada sedikit rasa bangga di perintah senior walau cuma jadi kurir nasi bungkus. Kembali dari warung nasi padang Rudiman kembali ke ruangan reserse dan mendengar komandan reserse menerima telpon dari seseorang siap bang ! siap bang ! segera bang. Ini nasinya bang, ambil untuk kamu dek sekalian temanmu yang piket ! siap bang, Sambil menikmati nasi bungkus dia melihat tersangka tadi masuk ke mobil dan pergi bersama tim reserse yang senyum ceria, kerenlah pokoknya senior - senior saya ini rambut gondrong pakaian preman model terbaru dengan lencana dan revolver di pinggang kayak bintang di film. Apalagi komandan reserse yang kabarnya anak jenderal lebih keren lagi tampangnya, mobilnya wah mantap banget deh. Ini beli rokok dek, kata reserse, siap bang ! wah makin mantap deh kakak senior ini udah gagah, royal lagi, izin bertanya bang, ada apa dek ? kasus apaan bang ? penggelapan cuma dia teman pejabat polisi pusat jadi tahu sendirilah, jadi bebas bang ? hahaha anak baru tahu apa kamu dek, kalimat yang paling di dengar Rudiman muda dari orang yang lebih tua darinya. Karena belum tahu aku nanya bego ! dalam hati Rudiman, Rudiman anak muda energik dan suka belajar banyak hal apalagi dengan tempat kerja dia yang baru, kepolisian, di larang cuek atau apatis. Di masa pendidikan sifat apatis tidak kenal lingkungan bisa jadi sebuah hukuman, siapa nama kepala pendidikan ? kalau tidak tahu minimal push up kalau pelatih lagi pening bisa kena tampar. Sekarang nanya malah di ledek teman sesama piket bilang," itu namanya 86 dek, dia kasih uang lalu bebas, loh jadi uang makan siang tadi sama uang beli rokok ini dari uang haram ? hahahah biasalah itu dek, kamu ini anak baru belum tahu apa -apa.
Terdengar berita di televisi seorang tersangka korupsi yang bilang ngapain saja ibu polisi di ruangan itu ? memfoto copy dan membuat kopi dia seorang perwira pertama. Kok begitu amat ya fikir Rudiman seorang perwira yang saya hormati kalau di kantor malah cuma buat kopi dan fotocopy pada saat pemeriksaan tersangka korupsi. Jangan - jangan si Rina polwan favoritnya juga mau melakukan hal sama melihat cari dia dekat dengan orang - orang kaya dan berkuasa yang jauh sekali dengan umurnya daan pangkatnya. Seharusnya dia bergaul dengan saya yang seumur fikir Rudiman, tadi siang Rina lewat nambah cakep saja dia tapi agak pintar basa basi sekarang sama kami rombongan piket. Tapi bukan sama saya pribadi, bathin Rudiman karena kami rame - rame saja dia mau negor coba dia mau menegor saya pribadi alangkah bahagianya saya. Pagi itu seroang perempuan mengaku dari Komnas perlindungan wanita mau ketemu dengan komandan reserse, orangnya cakep, cerdas, kayaknya sulit di debat melihat caranya bicara namanya Nana. Keluar dari ruangan Nana pamit sekilas pada piket mari pak, mari jawab Rudi lebih keras dari yang lain,eh dia noleh ke arah Rudiman sambil menekankan senyum lagi, ser kok ada rasa di dada tanpa Rudi sadari kenapa.
Berita tersiar anggota polisi luka di tembak perampok sungguh menyedihkan, polisi gugur melawan teoris, polisi lalulintas luka di tabrak pengedar narkoba yang panik ketika di berhentikan. Rudiman sadar ternyata banyak resikonya juga jadi polisi terdengar kabar pejabat polisi di copot jabatannya karena anak buahnya menembak orang sampai mati. Repot juga jadi pemimpin ya anak buah yang salah prosedur kok malah atasannya yang menaggung resiko sejak saat itu Rudiman berfikir dua kali kalau di minta jadi pemimpin satuan di kepolisian. Beda lagi yang dia dengar sayup - sayup dari teman sesama polisi katanya harus bayar untuk jabatan entah benar atau tidak ini cuma desas - desus yang tidak jelas kebenarannya. Ada juga isu - isu pejabat polisi yang di copot karena tidak setor uang ke atasannya, masak sih ? ini cuma isu kali, masak pakai setoran ? kayak tukang ojek saja setoran ke bosnya. Bisik - bisik senior banyak ragamnya ada pejabat polisi di copot karena menangkap pejabat daerah karena korupsi, masak sih ? jadi bingung saya, bathin Rudiman. Ada juga pejabat dapat promosi jabatan karena berhasil mengungkap kasus korupsi besar keren banget ni,
Rudiman tinggal di rumah kost seorang juragan kaya yang baik padanya sering uang kost tertunda tapi yang punya kost - kostan tidak cerewet sama Rudiman, karena dia merasa terbantu keamanan lingkungannya karena ada polisi kost disana. Rudiman jalan - jalan cari udara segar di daerah kota yang banyak pohon - pohonnya ada minuman dan makanan kecil di taman itu. Tiba - tiba ada senyum aneh dari wanita, ee mbak pengacara ya ? kamu yang di kantor polisi kan kata wanita itu, Nana ! teriak Rudi pas banget lagi santai ada cewek cakep, bathin Rudiman, sendiri mbak ? iya, kamu mas ? sendiri juga," kata Rudiman lagi. Duduk sini aja mbak, " kata Rudiman, boleh," kata Nana, kamu ! kata mereka serentak,ya udah kamu duluan deh, kata Nana, kamu tinggal dimana ? di jalan senopati kostan Haji Burhan, oya tahu," kata Nana, dia orang tua baik tokoh tauladan orang disini, oya saya baru tahu," kata Rudiman, iyalah kalian polisi cuma tahu cari duit aja, mana peduli orang baik sederhana di kota ini, jangan begitu mbak itu cuma oknum, tegas Rudiman, oknum kok banyak ? sambut Nana, mbak benci polisi ya ? tidak saya suka polisi, saya benci polisi jahat yang cuma mikir uang dan jabatan saja, saya sering ketemu yang begitu saya kan LBH yang sering menuntut polisi jahat. Saya berusaha tidak begitu mbak, " kata Rudiman, panggil Nana aja paling usia kita beda dua tahun," kata Nana lagi, syukurlah kalau kamu mau jujur,tapi saya tidak yakin kalau kamu sudah lama di sana, " kata Nana, kok begitu mbak ? tanya Rudiman lagi, saya banyak kenal polisi muda idealis begitu dinas lama mulai aneh ada yang ngaku jujur karena anak istri perlu uang, ada yang sok berkelit kayak baru kenal sama saya saja," kata Nana. Berarti karena istri ya Na ? kata Rudi mulai berani panggil nama, bisa begitu kalau salah pilih istri hehehe, kalau kamu jadi istri polisi apa kamu terima hidup sederhana ? kalau saya doyan uang kenapa saya pilih LBH, Rud ? saya lebih bahagia melihat orang lain bahagia dengan membantu hak hukum mereka. Kamu sudah punya pacar ? ," tanya Rudiman, sudah," jawab Nana singkat sambil cuek, oya syukurlah," kata Rudiman pura - pura tenang padahal dalam hati gusar, orang mana ? kamu, " kata Nana sambil ngakak penganut ilmu hukum produk Belanda lebih liberal kalau bicara, Rudiman spontan ikut ngakak, kamu tanya saja orang - orang yang lewat pasti kita di kira pacaran, hahahaha, iya juga," kata Rudiman, kamu sendiri udah punya belum," sambung Nana, kamu ! jawab Rudi cepat hahahaha kamu nyontek saja," kata Nana sambil sembunyikan wajahnya memerah, tawa mereka berdua berderai di taman itu.
Si Rohmat pemuda baik cerdas dan vokal terhadap masalah sosial terdengar tewas terbunuh di dekat rumahnya semua media dan para polisi berlarian ke TKP si Rohmat anak baik - baik kok bisa tewas terbunuh ?. Rudiman pun bingung mendengar kok bisa orang baik - baik mati terbunuh, sampai duar ! Nana datang mengangetkan lamunannya yang sok cool untuk seorang petugas rendahan, kok ngelamun ?," tanya Nana, aku tidak habis fikir Na, hidup jadi orang baik - baik tidak menjamin orang hidup indah ? ya gitulah pak, kalau mau mencoba merubah dunia tanpa dukungan, maksud kamu ?," kejar Rudi, masak kamu tidak faham siapa dalangnya ? pak polisi muda imut lugu ? bener saya tidak terfikir siapa - siapa karena sibuk memikirkan sifat anak itu. Begini pak polisi yang lugu dan bodoh, dia tu aktifis yang sering koreksi kebijakan poenguasa dan penguasaha ya banyak musuh, kemungkinan besar yang membunuh dia si bos PT Aman group, kamu kok santai saja bicara masalah kematian Na ?," tanya Rudi, emang kamu lupa saya bekerja dimana ? pak polisi lugu, saya juga sering mendapat ancaman kalau tidak kuat berdoa mungkin sudah pingsan kali, kalau begitu kamu advokasi dong si Rohmat !," perintah Rudi, iya pak tapi harus hati - hati dan kemungkinan besar kita kurang bukti dan saksi. Kamu cari saja bukti nanti saya bantu, wow bagaimana kalau atasanmu menhambat ?," kata Nana, masak sih," tanya Rudi, bukannya ini tugas kami,' tanya Rudi, iya benar secara teori anak kecil pun tahu itu tugas kamu Rud," kata Nana lagi, Tapi kalau rupiah yang bicara atasan kamu pun lupa sumpah jabatan, sial amat sih," guman Rudi, ya sudah kamu cari saja tahunya saya bantu, hahahah siap pak," kata Nana dengan nada pesimis, tidak sampai sebulan kasus tertutup karena bos PT Aman group tewas karena ditembak orang tidak dikenal. Luar biasa aneh cara alam bekerja Rud," buka Nana mengawali makan malam itu, iya gitu deh," kata Rudi cuek, kamu cuek sekali melihat kematian Rud ? sergah Nana, iya biarin aja orang jahat juga, kita tidak sebut kejahatan kalau belum ada bukti Rud, kematian oleh hukum rimba tidak bisa saya terima," tegas Nana, kita tidak tahu polemik apa dibalik semua ini makanya kita orang hukum harus bicara bukti," tambah Nana,makan dulu bu ! bagaimana mau mikirin masyarakat ? kalau kamu sakit ? siap pak !,' kata Nana malam itu berakhir penuh canda ria kedua pemuda energik itu.