Selasa, 13 Agustus 2013

Mendidik orang muda


Seorang pembunuh bayaran tua mendidik seorang anak muda untuk jadi pembunuh bayaran juga, dalam film Godfather 3. Seorang Godfather Michel Corlenone mendidik Vincent Corleone untuk jadi peggantinya anak di luar nikah dari kakak tertuanya Santino Corleone yang tewas karena upaya kudeta dari lawan. Orang besar pasti akan mendidik kader - kadernya, hanya tokoh kerdil yang menghancurkan anak buahnya demi syahwat kekuasaan sesaat yang ingin di genggamnya seumur hidupnya. Dia akan punah dilibas dengan kasar oleh orang muda. Saya suka anak muda itu! kata Mel Gibson dalam film We Were Soldier, melihat sikap elegan anak buahnya.

Seorang pensiunan mengeluh tentang perkembangan anak muda di sekitar rumah dia, sebagai orang tua tidak mampu lagi memikirkan hal sebanyak itu. Bapak sebaiknya mendidik orang muda yang nanti akan membereskan masalah ini semua. Mengeluh hanya akan menyusahkan suasana bathin bapak.
Bagaimana seorang tua yang membina anak muda yang lebih segar bahkan lebih cerdas kalau dia sendiri minim wawasan maupun intelijensia, mencoba mendidik orang muda apalagi dengan niat mau mencetak orang muda dengan bentuk yang dia kehendaki. Karena kebetulan si anak lahir di rumah dia, lahir di rahim dia. Anak baik anak penurut orang tua, menurut orang tua yang bagaimana ? kalau orang tua dengan pengetahuan minim keinginan minim menanamkan kepatuhan berarti anak muda yang patuh ini juga tidak ada kwalitas apa - apa sehigga begitu mudahnya patuh. Tapi kalau orang tua atau guru yang sudah tepat ? pantas juga diikuti oleh anak muda. Anak muda pada umumnya memberontak kepada kemapanan yang sudah ada di depan dia. Pergerakan sumpah pemuda tahun 1928 adalah pemberontakan terhadap budaya yang sudah berjalan lama oleh generasi tua. Dimana sebagian orang tua sudah nyaman bekerja di pemerintahan Kolonial sebagian lain di luar kekuasaan dan tertindas. Pergerakan pemuda juga terjadi di tahun 1966, 1978, 1998 yang kita kenal dengan istilah Reformasi. Kalau saat itu anak muda hanya ikut saja gaya orang tua tentu kita tidak pernah mengenal perubahan. 
Dengan fakta itu apa kita mau mengatakan orang tua selalu lebih baik dari orang muda ? tentu tidak. Pola pemaksaan kehendak orang tua masih terjadi pada anak - anak dalam keluarga, mulai dari memilih sekolah, pekerjaan , jodoh, " Kamu bukan anakku lagi, " Kamu tidak akan langgeng berumah tangga kalau tidak mendapat restu orang tua, kata - kata yang sering kita dengar diucapkan oleh orang tua kepada anak - anaknya. Apakah pasangan yang akhirnya bercerai ? tidak direstui pada awal pernikahan ? di restui kok. Berapa banyak anak putus sekolah karena sekolah pilihan orang tua tidak cocok baginya. Berapa banyak pegawai yang tidak cocok dengan pekerjaannya hanya karena pekerjaannya adalah pilihan orang tua. Belum lagi kita bahas tentang pilihan agama anak - anak, kita bisa berdebat tujuh hari tujuh malam dan tidak selesai. Beberapa orang tua tentu sudah bisa mengatasi ini.
Sebelum mengaku atau mencoba mendidik anak muda sebaiknya orang tua berfikir dulu hang banyak dan lama.
Siapa yang akan di didik.

Siapa saja yang mau di didik, lepaskan rasa eksklusif harus anak itu anak itu, siapa saja yang mau di didik itu kalau ada rasa iklas dalam mendidik, kecuali hanya ingin popularitas saja.


Dimana tempat mendidik.

Dimana saja, selagi tidak menganggu orang lain bisa dilakukan pendidikan.

Waktu yang tepat mendidik.

Waktu yang tepat tentu tidak mengangggu waktu istirahat kita. Karena istirahat sangat perlu untuk memperkuat daya nalar.
 

Akan arti mendidik.

Sudah banyak yang dilalui oleh orang tua dan mungkin itu tidak berarti apa - apa bagi kita tapi bagi orang muda malah menarik. Misalnya kalau anak kita tidak suka hoby kita main bola tapi suka musik tentu kalau dia melihat orang tua lain yang suka musik sudah pasti dia tertarik. Atau hal yang tidak umum lagi, misalnya kita suka mengumpulkan barang antik sudah pasti ada anak muda lain yang suka barang antik dan menemui kita.

Cara mendidik.

Sabar dan tekun, karena yang namanya orang belajar pasti belum secangguh kita, kalau dia sudah faham tidak perlu lagi kita didik. Lebih parah lagi dia hanya suka sesaat, kita sudah capek mendidik malah kabur dia. Sabar karena nanti akan ada yang lain untuk dijadikan kader.

Tujuan mendidik. 

Apakah kita mau cari untung dari didikan kita ? atau iklas saja yang penting ada teman berbagi pengalaman, atau kepuasan di hormati orang ? hal ini perlu di selami dulu sebelum memulai mendidik karena hal itu akan sangat menentukan jalannya masa pendidikan.

Mendidik bukan mendikte mendidik itu memberi macam arahan untuk dipilih oleh anak, bukan mendikte apa yang sudah menjadi prinsip orang tua. Tapi harus melihat minat dan bakat si anak, kalau anak kandung tidak sesuai minatnya dengan kita ? sebaiknya dengan jiwa besar kita suruh cari guru yang cocok. Mungkin jodoh kita mendidik anak orang lain yang ada kesamaan minat bisa saja orang tua si anak juga mengalami konflik tidak sama minat. Bisa saja anak kita cocok dengan orang tua lain, kita sendiri malah cocok sama anak orang.

Sangat menarik melihat seorang pemancing senior mendidik pemancing junior, begitu juga petinju senior mendidik petinju junior, dst

Menarik juga melihat maling senior mendidik maling junior misalnya, tapi habis itu sebaiknya lapor polisi. Tapi dalam hal menidik menjadi menarik melihat senior mendidik junior. Dan itu sudah pasti terjadi, maling akan mendidik maling, suka atau tidak suka begitulah kehidupan manusia terus berputar, Makanya kehidupan sosial manusia selalu bertentangan antara orag baik dan orang jahat, karena kader dari kedua kelompok akan terus ada, bisa juga berganti posisi, anak baik jadi jahat, anak jahat jadi bertobat dst dst..

Suatu waktu menang yang baik waktu yang lain menang yang jahat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar