Membangun kultur polisi yang diharapkan

  Sesuai program pimpinan Polri perubahan kultur, memberi penghargaan bagi polisi yang berprestasi dan memberi kemudahan dalam kariernya adalah langkah yang baik, bicara prestasi ada yang di lupakan prestasi moral, budaya  dalam hal budaya penegak hukum sejati, pelayan sejati, ini kurang di perhatikan karena perlu interview dan dan pengawasan yang mendalam terhadap pribadi dan kepribadian si personil, ibadahnya, wawasannya, komitmentnya dalam bertugas, personil seperti ini harusnya di beri porsi lebih dalam institusi demi kekuatan karakter institusi. Prestasi yang sering di sebut sebut sampai hari ini saya belum bisa mendefinisikan apa yang dimaksud prestasi anggota polisi dalam pemikiran saya prestasi ideal seorang polisi adalah menegakkan hukum, menegakkan hukum melampaui kewajibannya, layak di sebut prestasi misalnya seorang polisi yang sedang tidak bertugas mau meluangkan waktunya ke masyarakat menanyakan masalah hukum di masyarakat, atau masalah sosial politik ekonomi dan merangkum dalam satu karya tulis yang bisa di sampaikan sebagai masukan ke pimpinan dan yang paling utama solusi hukum bagi masyarakat dan menyelesaikan masalah hukum di tengan masyarakat ini di catat dalam buku catatan pribadi atau catatan dinas bila ini sudah di jadikan standar penilaian prosedur untuk seorang polisi. Akan lebih menarik lagi kalau ini jadi catatan satu syarat naik pangkat naik jabatan di samping tentunya tugas tugas utama yang sudah di gariskan institusi Polri, saya yakin ini salah satu solusi untuk memperbaiki kultur polisi di tengah masyarakat karena kewajibannya berdampak langsung kepada kemajuan kariernya, karena selama ini yang kita lihat ada ruang terpisah antara masyarakat dengan polisi adapun kedekatan kedekatan lain berupa hubungan bisnis, hubungan hobby atau perkumpulan sosial lain semacam kegiatan keagamaan, belum ada terlihat kedekatan karena kewajiban dalam menemukan solusi hukum yang seharusnya mejadi kewajiban terlepas dari kewajiban yang sudah berjalan wajib sebagai contoh ada laporan sehingga polisi wajib menanganinya dan terjun begitu juga personil babinkamtibmas yang setiap hari mengawasi masyarakat di wilayahnya. Kembali masalah kultur kenapa tidak berjalan dengan elegan, karena ini belum menjadi syarat penting dalam kenaikan pangkat atau kenaikan jabatan sehingga personil polisi tidak berlomba-lomba melakukan ini, sedangkan kalau berlomba lomba tujuan ideal antara hubungan polisi dan masyarakat akan memasuki babak yang di harapkan, mungkin tekhnisnya dengan membuat nilai pada kinerja, kalau apel pagi dan siang, ada nilai minimal, apel malam nilai bertambah, tugas rutin ada nilai, prestasi polisi di luar dinas nilai lebih, misalnya saat lepas dinas ada warga kehilangan dia bantu cari info tanpa pamrih, ada catatan dari pamong desa atau tokoh masyarakat, tokoh agama, dalam buku pribadinya dan di beri nilai, apalagi kalau sampai dapat dpo dpo nasional maupun lokal, ini nilai luar biasa kalau saat dinas nilainya tinggi saat di luar dinas lebih tinggi lagi, dan ini tidak bisa di jadikan alasan meninggalkan tugas utama di atas apel pagi dan siang kalau pun terlambat ada catatan dari tokoh masyarakat tadi ,ini semua bisa berjalan baik kalau dengan niat benar niat mengabdi atau boleh lah dengan niat naik pangkat /jabatan


1. Dengan wawancara
 2. Test psikologi
 3. Cek fakta keluarga dan lingkungan .
 4. Perlu waktu dan kesabaran.
5. Jejak rekam min selama 5 tahun.
6. Tim berisi agamawan ,budayawaan , sosiolog ,pensiunan polisi ,ahli hukum

 Sebagaimana program Polri tentang perubahan kultur yang artinya perubahan budaya dan karakter perlu diadakan surve polisi polisi dengan budaya baik yang akan dijadikan sebagai agen agen perubahan dengan memberi mereka apresiasi dan ruang kreasi 

1.Dengan wawancara tim berjalan antar polsek polres dan memilih acak polisi yang akan diwawancarai.

2.Test psikologi nilai psikologi bisa menentukan tingkat kekuatan fikiran dalam mengahadapi tekanan tugas yang berat.

3.