Karma tidak pernah meleset.
Jack pria mua berumur 23 tahun ketika saya kenal, dia pria yang sangat sehat tidak merokok, hobby bermain bola, sebagai umumnya pria yang sudah menginjak umur dewasa mulai suka lawan jenis. Jack suka jajan psk, suka main cewek yang bisa di ajak tidur, wanita yang tidak bisa ditiduri tidak akan dia lanjutkan lagi hubungan itu. Bagi dia birahi itu adalah yang utama, konon nafsu birahinya sangat besar. Jack suka sekali mengintip istri orang yang sedang mandi, apalagi kalau istri orang yang dia anggap cantik dan sexy akan dia kejar dengan berbagai cara, hal ini malah jadi favoritnya, menganggu istri orang, yang dengan mudahnya dia sebut “ kurang belaian “ entah atas dasar apa dia mengatakan begitu ? kemungkinan besar dia bicara atas hasratnya sendiri, yang berharap istri orang kurang belaian suaminya agar bisa dia ajak selingkuh. Sudah berapa istri orang yang dia ganggu, ada yang ribut kecil, ribut besar, bercerai karena ulah Jack, ada yang tidak terungkap sama sekali. Suatu ketika dia bertemu dengan seorang wanita yang suaminya di penjara, sebagai wanita muda yang masih punya kebutuhan biologis ? dia dengan mudah kena perangkap Jack, suaminya cukup kaya, hal itu membuat Jack mendapat durian runtuh, dapat wanita dapat pula menikmati harta suami orang. Hubungan itu berlanjut sampai terendus oleh suami si wanita, tindakan cepat suaminya, menceraikan dan memutus semua hak waris, keluarga si wanita yang bingung dengan situasi anak perempuannya, beramai rami mendatangi kantor tempat Jack bertugas di salah satu instansi negara. Karena tekanan itu, Jack harus menikahi wanita miskin dan janda orang lain. Karma tidak pernah meleset.
Lain cerita namun bermakna sama, dengan kisah Doni temanku juga, anak ini tidak perduli wanita jelek atau jelek sekali yang penting bisa di manfaatkan uangnya. Sudah banyak wanita yang dia perlakukan begitu. Suatu ketika dia bertemu wanita yang berstatus pegawai honor di sebuah instansi pemerintah, gayung bersambut. Si wanita mau saja di manfaatkan oleh Doni karena harapan juga ada. Doni bersatus pegawai negeri yang punya masa depan yang cukup baik. Si gadis hamil tapi Doni minta di gugurkan, habislah biaya penguguran 2 juta rupiah, si gadis minta biaya itu ke Doni. Tapi dasar Doni pelit tidak mau mengganti uang itu. Sebenarnya dengan mengganti uang pengguguran itu saja sudah cukup. Si gadis meminta atasan Doni untuk menekan Doni untuk tanggung jawab akan uang itu. Tapi atasan Doni malah berfikir lain, “ Kamu harus menikahinya ! kalau tidak kamu saya pecat !,’ perintah sang atasan. Doni pun menikahinya dengan terpaksa, pernikahan yang tidak didasari cinta tentu sangat berat untuk dijalankan. Doni pun kabur meninggalkan istri dan pekerjaannya entah kemana.
Anakku meregang nyawa di hadapanku,’ curhat Benny seorang teman, sabar lah kawan,' kata saya, kawan inilah yang pernah cerita tanpa ada rasa bersalah, di depanku. Ketika remaja dulu dia bekerja si sebuah pabrik dan mengenal seorang gadis. Pergaulan yang bebas tanpa kontrol orang tua membuat mereka berhubungan suami istri. Di budaya Timur itu sudah malapetaka bagi si gadis. Tapi karena besarnya cinta dan keyakinan akan tanggung jawab teman ini ? dia iklas saja. Perjalanan nasib tidak bisa di tebak. Teman ini mencoba masuk pegawai negeri, dan berhasil. Mata mulai berulah, kelas sosial mulai berubah, dia mulai merasa tidak pantas lagi menikahi pacar lama yang hanya ; buruh pabrik. Pertemuan yang seharusnya menyenangkan itu ternyata adalah hari jahanam bagi si gadis, menyambut pacar yang sudah naik kelas sosial teryata tidak seindah yang dibayangkan, malah sebaliknya. Dengan kata – kata yang menyakitkan dia menjumpai gadis itu ; lupakan saya cari yang lebih baik. Bagaimana mana si gadis bisa mencari yang lebih baik dari pacar yang sudah merusaknya ini yang sekarang sudah jadi pegawai negeri.
Bambang dan Kusin temanku orang gila hormat, dia sering mengerjain junior dengan angkuhnya, seolah merekalah senior yang paling top di kantor ini. Lebih parah lagi loyalitas junior ini malah di jadikan " income ". " Hei, kamu bayarin dulu makanan abang,' Teriak Bambang, " Iya bang, ' kata junior itu, jangan harap uang pembagian untuk semua akan di kasih ke junior, uang bakal di tilep dengan memanfaatkan loyalitas junior, junior itu. Pak Eko kepala baru sangat arogan di kantor, banyak yang kena bogem tanpa alasan yang jelas, termasuk Bambang dan Kusin. Pak Eko juga tidak kalah tengilnya, sama anak buah, belum lagi uang hak anak buah dia telan, seseorang menawarkan sedan camry baru dengan harga miring untuk pak Eko, dengan penuh semangat pak Eko yang rakus, gila hormat, merasa inilah kemenangan dia sebagai pejabat ; mendapat mobil harga miring. Sebulan lamanya pak Eko mengendarai mobil baru dengan uang yang tentunya uang anak buah yang tidak dibagikan. Memasuki bulan kedua, pengacara dari sebuah perusahan leasing mendatangi ruangan pak Eko, bahwa mobil camry adalah milik perusahaan leasing yang di gadaikan oleh fihak kedua, tercatat pak Eko sendiri sudah orang keempat, dan tidak ada alasan apa - apa untuk mempertahankan mobil itu. Tangan ketiga yang menawarkan mobil ke pak Eko dulu berjanji dalam dua tiga hari kalau pak Eko mau memenuhi 80 juta akan diberikan buku hitamnya, sedangkan pak Eko baru membayar 70 juta. Tangan ketiga sudah raib ditelan bumi, dengan penuh rasa kesal, malu, pak Eko ngoceh di depan anak buahnya, dia akan lawan secara hukum. Mobil camry sendiri sudah pergi dibawa oleh pengacara leasing.
Bambang dan Kusin temanku orang gila hormat, dia sering mengerjain junior dengan angkuhnya, seolah merekalah senior yang paling top di kantor ini. Lebih parah lagi loyalitas junior ini malah di jadikan " income ". " Hei, kamu bayarin dulu makanan abang,' Teriak Bambang, " Iya bang, ' kata junior itu, jangan harap uang pembagian untuk semua akan di kasih ke junior, uang bakal di tilep dengan memanfaatkan loyalitas junior, junior itu. Pak Eko kepala baru sangat arogan di kantor, banyak yang kena bogem tanpa alasan yang jelas, termasuk Bambang dan Kusin. Pak Eko juga tidak kalah tengilnya, sama anak buah, belum lagi uang hak anak buah dia telan, seseorang menawarkan sedan camry baru dengan harga miring untuk pak Eko, dengan penuh semangat pak Eko yang rakus, gila hormat, merasa inilah kemenangan dia sebagai pejabat ; mendapat mobil harga miring. Sebulan lamanya pak Eko mengendarai mobil baru dengan uang yang tentunya uang anak buah yang tidak dibagikan. Memasuki bulan kedua, pengacara dari sebuah perusahan leasing mendatangi ruangan pak Eko, bahwa mobil camry adalah milik perusahaan leasing yang di gadaikan oleh fihak kedua, tercatat pak Eko sendiri sudah orang keempat, dan tidak ada alasan apa - apa untuk mempertahankan mobil itu. Tangan ketiga yang menawarkan mobil ke pak Eko dulu berjanji dalam dua tiga hari kalau pak Eko mau memenuhi 80 juta akan diberikan buku hitamnya, sedangkan pak Eko baru membayar 70 juta. Tangan ketiga sudah raib ditelan bumi, dengan penuh rasa kesal, malu, pak Eko ngoceh di depan anak buahnya, dia akan lawan secara hukum. Mobil camry sendiri sudah pergi dibawa oleh pengacara leasing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar