AM Nadapdap guru kami marga Silahisabungan Lampung. Orang - orang menyebutnya organisator, dia merantau ke Lampung di usia muda dengan bermodalkan semangat muda. Aktif di gereja, membuat orang tua di gereja tertarik mencarikan kerja untuk beliau. Bekerja di PTP membuat hidupnya lebih baik tapi tidak lupa akan kebiasaan organisasi. Melihat kemampuannya berorganisasi, membuat penulis bertanya " kenapa dulu tidak ikut politik Pak Uda begitu saya memanggilnya karena margaku Sinurat lebih tua secara adat. Oleh karena itu aku anggap dia sejajar dengan bapakku dan jadi adik bapakku, makanya aku panggil Bapak muda, singkatnya Pak Uda. Politik dulu tidak seperti sekarang banyak uang, kedua kalau kita populer bisa di binasakan oleh penguasa saat itu, Orde Baru. Dia sangat aktif sebagai tokoh marga kami Silahisabungan, beberapa dari kami dia latih menjadi " parhata " corong marga dalam acara adat, termasuk penulis sendiri pernah di didik untuk itu. Ternyata tidak berbakat, terutama dalam membuat pantun, kalau urutan acara, mudah dihafal. Setiap kali beliau berdiri dari tempat duduknya banyak dari kami marga Silahisabungan, dari Sihaloho, Situngkir, Sondy Raja, Sidabariba, Sinabutar, Sidebang, atau Tambunan yang akan memegang tangan rentanya. Hal yang paling mengesankan bagiku, dua anaknya putri tidak bisa begitu aktif di acara adat, satu anak laki - lakinya merantau di Jawa. Jadi anak - anaknya yang dekat justru kami orang - orang yang semarga saja. Memang dalam adat otomatis sebagai bapak dan anak, adik dan kakak bagi yang seusia. Setiap kali acara makan, banyak sekali wanita dari marga kami yang perduli akan hidangan di hadapannya. Dia guru kami, dia tauladan kami, kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam bagi kami semua. Satu kata yang paling mengesankan bagiku " Ate ketua! katanya kepadaku. Waktu itu kami rapat acara pernikahan anak kami dari marga Sinurat, semua kelompok marga sudah hadir, ketua Silahisabungan Lampung, Ketua Silalahi Sondy Raja, dan saya sendiri sebagai wakil ketua marga Sinurat mewakili ketua yang berhalangan hadir. Memulai rapat dia permisi kepada kami marga Sinurat, " Ate ketua?!.
Minggu, 28 Juli 2019
Status Facebook.
Analogi dari guru CakNun dua rumah tangga yang satu ribut yang satu adem, pas di cek rumah tangga yang satu ada selingkuh makanya sering ribut, rumah tangga yang satu lagi adem tentrem rupanya dua duanya selingkuh jadi saling diam. Kalau di rumah tangga biasa tidak logis cerita ini. Ini untuk perseteruan eksekutif vs legislatif, kalau ribut? pertanda proses check and balance berjalan, kalau dua - duanya diam? berarti akur atau sama - sama kebagian.
Pengacara gratisan latah, suka membela sesuatu yang tidak difahaminya, tidak dapat untung, malah rugi udah tidak dibayar oleh klien yang tidak minta dibela rugi pula oleh kebijakan klien, pengacara gratis latah. Beda dengan LBH ya karena unsur keadilan yang lebih kental daripada kebodohan karena dilakukan oleh orangh yang faham hukum. Beda kasus pertama dia cuma dengar sepenggal - sepenggal saja di bagian enaknya saja dan lupa bagian kacaunya. Ketika seorang penguasa maling kasih uang jajajn dia mati - matian membela si penguasa sebagai orang baik padahal bermiliaran uang hak orang lain dia maling.
Seorang penelpon menelepon stasiun tv nanya, Kapolri itu pakai uang negara gak ? Pakai uang rakyat gak ? Kok yang pilih cuma DPR dan Presiden ? Telpon masuk akal ketika rame - rame fit and profer alias uji kelayakan Kapolri, btw Kapolri baru cukup menjanjikan semoga harapan penelpon terpenuhi.
Jumat, 26 Juli 2019
penjilat salah jilat
Kabar rolling jabatan membuat sebagian orang senang ada pula yang sedih. Dengan slogan melayani rakyat, ada yang senang ada yang sedih? sesuatu yang ganjil. " Menjadi pelayan kok berebut?
" Tenang saja, kamu akan dapat jabatan itu.
" Tenang saja, kamu akan dapat jabatan itu.
" Saya sudah cukup tenang pak, saya percaya kepada bapak. Pejabat yang di lantik sudah ada pak, apa lagi yang mau saya tunggu?
" Kamu tenang saja, akan kita buat dia jatuh. " Kamu siapkan sedikit biaya lagi agar dia jatuh di mata pimpinan, baru kamu masuk.
" Dengan cara apa pak?
" Kita akan cari peluanganya.
Pak Hamdan adalah pejabat kaya karena korupsi, semua uang yang ada dia sikat habis, baik dari negara, dari pungli, maupun jatah anak buah, semua dia sikat habis. Kemudian memberi ke Pak Jacky atasannya untuk mendapatkan jabatan yang lebih strategis, lebih basah. Ternyata jabatan yang dinanti sudah di ambil orang lain. Uang sebanyak 2 milyar hasil sikut sana sikt sini, sudah di setorkan ke Pak Jacky, kabarnya uang itu di bagi - bagi kepada pejabat yang berkompeten meloloskan Hamdan untuk jabatan itu. Ternyata jabatan tidak dapat, uang juga tidak bisa kembali.
Sudah tidak terkira rakyat yang sakit hati karena di peras oleh Hamdan, belum lagi jatah anak buah dari negara dia sikat juga demi memenuhi pundi - pundi uang yang akan dia nikmati dan sebagian untuk disetorkan kepada atasannya. Banyak orang sakit hati, tapi dia juga tidak luput dari sakit hati yang sangat mendalam. Uang yang dia kumpulkan bertahun tahun, hilang begitu saja, tanpa bisa di minta lagi. Kalau meminta? berarti tidak loyal, itu akan membuat situasi lebih buruk.
Jumat, 19 Juli 2019
kenapa berkuasa?
" Lihat perusahaan-perusahaan itu om, ketika mobil kijang inova melewati jalan dimana pabrik dan perusahan berbaris rapi seolah menyambut kedatangan penguasa baru untuk menjamahnya. " Bayangkan kalau bapak nanti berkuasa? gumannya di depan Joni yang sibuk melihat jalan di depannya. Joni sangat muak melihat wajah rakus Boby dan keluarganya, tapi sebagai supir Joni hanya bisa diam, sesekali mengiyakan kata - kata Boby yang memuakkan. Boby anak Hamdan calon Bupati berimajinasi seandainya kalau nanti bapaknya bisa berkuasa, berapa banyak uang yang akan didapat, fikiran penguasa untuk memungut upeti dari pengusaha adalah hal biasa. Dari zaman kolonial sampai zaman sekarang, rakyat bekerja, pengusaha berbisnis, elit politik duduk diskusi memungut upeti. Semboyan untuk kesejahteraan rakyat semata mata meraih simpati pemilih untuk memilihnya. Nanti kalau berhasil memilihnya? tentu kesejahteraan untuk orang dekat sudah pasti didapatkan. Kalau untuk semua rakyat di Kabupaten? tentu tidak bisa, tapi kalau berniat? bisa.
" Ini anak masih bocah saja fikirannya sudah seperti bapaknya, memanfaatkan setiap peluang, bathin Joni. Joni supir keluarga sesekali menimpali kata - kata Boby anak calon Bupati yang dari tadi nyerocos di dalam mobil kijang inova yang di kendarai Joni. Sejak pemilu supir keluarga bertambah banyak. Joni supir favorit keluarga, selain menyupirnya baik, dia juga betah jadi sasaran kalimat keluarga yang kebanyakan orang ambisius.
Biasa sekali terdengar kalimat cerdas Joni di timpali dengan kalimat " kamu tahu apa?
Maaf pak, sahut Joni.
Tentu akan berbeda kalau kalimat Joni diucapkan oleh elit penguasa, mereka akan diam. Hamdan calon Bupati punya istri namanya Rina, Rina sama galaknya kalau kepada bawahan, pembantu, tapi kalau di depan elit penguasa? di suruh buka celana di depan umum juga mau hehe..saking angkuhnya keluarga ini lupa kalau penyebab kehancuran mereka karena tidak mau mendengar kata - kata Joni. Joni membuka deal - deal kepada lawan politik. Rahasia keluarga Hamdan. Bagaimana Boby memakai narkoba, dimana tempatnya semua di berikan kepada lawan politik. Tentu dengan imbalan uang. Dimana Ibu Rina sering berpesta brondong.
Saya hanya supir, kalaupun saya di pecat dari keluarga ini? masih banyak tempat kalau hanya sekedar supir. Padahal pengetahuan Joni sudah cukup untuk jadi tim sukses. Tapi karena Joni sudah bersama keluarga ini sejak remaja miskin menumpang makan, keluarga ini selalu saja dianggap remaja miskin bodoh. Padahal dia sudah bertahun tahun jadi supir Hamdan, Joni cepat faham akan apa yang di bahas Hamdan. Sebagai hamba dia tidak berani banyak bicara, karena akan di timpali " kamu tahu apa? kata - kata yang sangat menyakitkan bagi orang yang mau belajar.
" Kok kamu berdarah non? tanya Joni kepada Minarti anak perempuan Hamdan yang di jemput dari sekolah oleh Joni.
" Awas kalau kamu bicara sama bapak! ancam Minarti kepada Joni.
" Kalau saya kasih tahu bapak? apa bapak akan pecat saya?
" Kamu jangan kurang ajar ya! teriak Minarti.
" Non yang tidak tahu tekhnik menutup mulut orang, percuma anak politisi.
" Kamu mau apa?
" Uang dong. hadiah dong.
" Gampang itu mah, asal kamu jaga mulut.
Tanggalnya ada, tempatnya ada, saya minta biaya yang tinggi kata Joni kepada lawan politik Hamdan. Tempat dimana transaksi uang korupsi. Kenapa Joni begitu kejam? lihat betapa kejam Hamdan kepada Joni. Keluarga besar Joni pernah di minta membuat kegiatan tari tarian, acara daerah, untuk memuaskan tamu Hamdan. Janji Hamdan keluarga Joni akan di beri uang lelah dan pengganti biaya. Sampai hari ini tidak bisa cair. Joni tidak mau melihat wajah keponakannya yang masih kecil kecewa, Joni membayar dengan uang sendiri. Nama Hamdan bagus di mata keluarga Joni, dompet Joni koyak. untung istri yang dinikahi mau maklum.
Satu menjelang pencoblosan. isu korupsi Hamdan, isu perzinahan istrinya Rina, isu Boby mengkonsumsi narkoba merebak luar di media, suara Hamdan anjlok terjun bebas. Joni pura - pura ikut sedih melihat kemurungan keluarga ini. Kalau lagi begini? kelihatan seperti manusia lain juga keluarga ini. Coba kalau lagi senang, mungkin kalau tamu minta Joni di hidangkan jadi daging panggangpun akan mereka lakukan. Tapi kalau sudah begini? hanya Joni yang setia menemani mereka. Tanpa sedikitpun di duga oleh mereka kalau Joni berperan besar membuka aib keluarga zolim ini.
Ibu Rina lupa kalau pernah menampar Joni pakai sendal hanya karena lupa mengetuk pintu, saat Ibu Rina sedang asyik masyuk dengan selingkuhannya. Perselingkuhan ini bisa dimaklumi karena Hamdan sendiri masih menyimpan dua selir yang masih muda - muda. Hal yang sangat menyakitkan Ibu Rina karena ketika Hamda cuma gembel ambisius, Rina setia menemani. Sesudah kaya malah memberi uang kepada lonte, kata Ibu Rina. Dalam hati Joni " elo aja yang bego kalah sama lonte, jangan - jangan mereka bukan lonte, tapi wanita lihai, buktinya kamu kalah. Sambil mengusap wajah yang kena tampar sendal Ibu Rina.
Hari ini 6 tahun lalu Boby berteriak supir gembel kepada Joni yang berhasil mengalahkan Boby dalam pemilihan anggota legislatif kabupaten. " Supir gembel ! tidak tahu diri kamu ! Boby memohon agar suara Joni dialihkan ke Boby, sedangkan suara Joni lebih banyak dari Boby. Bukankah sebaiknya suara Boby saja yang di berikan kepada Joni? tapi anak raja mana mau mikir dua kali.
" Apa kalian tahu diri? balas Joni.
" Kamu yang tidak tahu diri! teriak Boby.
" Pantas kamu kalah Bob, kamu tidak pernah mau introspeksi diri, kamu meminta kepada saya dengan tidak hormat, dari dulu sampai sekarang kalian tidak pernah melihat saya sebagai manusia, saya hanya barang bekas tidak berguna di mata kalian, teriak Joni. " Tapi sampaikan terimakasih saya kepada Hamdan yang pernah membayar upah saya, saya bekerja Bob, bukan mengemis.
" Sudah om, tidak usah dilayani, bikin malu saja buka aib keluarga di depan umum, Minarti menarik lengan Joni keluar ruangan. " Apa perlu saya buka aib om memeras saya dulu? ancam Minarti di kuping Joni. Joni kaget menoleh ke arah Minarti.
" Jangan dek, om minta tolong sama Narti, sekarang kalau Narti mau memeras om? om senang saja demi Narti.
" Tidak om, Narti tidak sama dengan om. Narti minta jadi asisten om di dewan, Narti mau belajar politik yang baik seperti om buktikan.
" Pasti dek, kalau Narti yang minta? tidak ada yang berat bagi om.
" Baik om, ayo pulang ke rumah, mbak sudah menunggu anggota dewan yang baru dengan makanan yang enak, Narti kangen masakan mbak.
Joni berserta tim sukses dan Minarti berlalu menuju rumah, hari sudah larut.
" Kalau Narti nanti sudah faham politik? akan menyaingi om juga ya?
" Tergantung, om anggap saingan? atau anggap kader terbaik.
" Pasti bapak ibu kamu tidak suka melihat Narti dekat om, apalagi belajar dengan supir.
" Itu kan dulu om, sekarang kan anggota dewan terpilih.
"""Hahahaha....
" Bapak merasa dia sangat faham politik, tapi beliau lupa politik sekarang tidak hanya uang tapi juga meraih hati pemilih.
" Iya om, Narti tahu itu, makanya Narti ingin belajar sam om bukan sama bapak, dia terlalu percaya dengan uang, sedangkan Narti faham sekali om Joni bukan orang kaya tapi dipilih rakyat.
Joni selalu setia menerima pendapat rakyat. Status sebagai supir orang ternama membuat dia cepat di terima di mana saja. Belajar dari Hamdan, belajar dari banyak orang yang di temui Hamdan adalah kuliah gratis yang cukup bagus bagi Joni yang hanya tamat SMA. Hari hari sebagai anggota dewan di mulai Joni. Minarti semakin dekat dengan Joni, sudah bosan dengan gaya hidup dugem, Minarti mencoba hal baru: politik. Tidak perduli bagaimana marahnya keluarganya melihat Minarti dekat dengan Joni.
" Papa senang kamu belajar politik, tapi bukan dengan Joni.
" Anggota dewan, Joni pa, jangan melihat orang kecil terus, itu yang membuat papa makin lemah dukungan rakyat.
" Oh, ini yang kamu pelajari dari Joni, sudah berani mengurui papa?
" Zaman sudah berubah pa, suara rakyat sangat menentukan terpilihnya seseorang. " Lihat om Joni, dia tidak kaya tapi dipilih rakyat, apakah nanti dia akan baik saja di dewan? belum tentu pa, tapi dia sudah berhasil duduk, bahkan sebentar lagi bisa nyalon Bupati. Kita harus beradaptasi dengan zaman pa, sebelum kita lenyap di telan zaman.
" Kamu saya anggap bukan anak saya lagi.
" Apa selama ini papa anggap Narti anak? apa papa tahu Narti sekolah dimana? Narti selalu kesepian, sekarang Narti sadar dan mau belajar papa malah marah.
" Papa tegaskan lagi, papa senang kamu belajar politik tapi bukan dengan Joni, taruh dimana muka papa? kamu belajar sama supir?
" Apa bedanya Narti belajar dengan orang lain pa? tidak masalah siapa saja gurunya yang penting tujuan Narti bisa tercapai.
" Kamu sudah seperti politisi ya?
Boby yang sedari tadi diam, membego seperti anak kebo kekeyangan tidak berani menimpali omongan bapaknya, karena segan atau karena otaknya kosong melompong tidak tahu apa yang di perdebatkan anak dan bapaknya itu.
" Boby akan belajar sama papa!
" Kamu belajar lebih banyak lagi Bob, kata Hamdan yang mulai faham siapa sebenarnya anaknya yang bisa menggantikannya.
Apakah Minarti yang akan memanfaatkan Joni? atau Joni yang memanfaatkan Minarti? dalam negosiasi, Joni sering jual nama besar Hamdan. Diskusi politik Minarti dan Joni selalu " macth" cocok sekali kedua partner itu membangun strategi. Istri Joni tidak pernah menaruh curiga akan hubungan mereka, walau sesekali terbersit di fikirannya "masak sih seorang Minarti anak tokoh besar mau dengan bekas supirnya? Minarti anak bebas, entah berapa pria yang sudah tidur dengannya, hal itu juga membuat dia luwes bergaul dengan para politisi di kursi dewan. Tidaklah suatu masalah besar, kalau sesekali tidur bersama Joni.Loby - loby di gedung dewan banyak yang diloloskan oleh Minarti, tentu dengan tidur bersama. Kalau kebijakan yang lahir untuk rakyat? siapa yang perduli? yang penting pemilih Joni tetap mendukung Joni.
Refrensi politisi wanita yang dipelajari Minarti, salah satunya yang paling " macth" untuk dirinya: Cleopatra, ya Cleopatra.
Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk Joni melupakan istrinya yang hanya wanita rumahan biasa, tidak faham politik. Pilihannya jatuh kepada Minarti. Dengan berat hati istrinya yang setia mendampingi selama puluhan tahun harus menerima di madu dengan Minarti. Joni mulai lupa akan tujuannya masuk politik.Tapi keberhasilan dalam dunia politik cukup signifikan dia raih, sesudah dua periode duduk di kursi dewan, Joni mencalonkan diri jadi Bupati dan berhasil.
Isu korupsi menerpa Joni, penegak hukum mendapat celah yang manis, Minarti istri keduanya bersaksi tentang semua kasus korupsi Joni. Joni masuk penjara.
" Kok kamu tega Narti?
" Ingat kamu tega memeras anak SMA yang sedang sial kehilangan keperawanan? ada yang lebih kejam dari itu?
" Aku kira kamu sudah memaafkan?
" Sudah mas, tapi ini politik, ini peluang saya untuk maju menggantikan kamu.
" Paling tidak saya masih bisa bangga istri saya jadi calon.
" Terimakasih.
Seorang penegak hukum muda berhasil meraih simpati Minarti untuk membuka mulut, tatapan mata membuat sesuatu hadir diantara mereka.
" Ibu masih muda tidak usah takut dengan masa depan, anda bantu karier saya, saya siap bantu kesepian anda, kata Prapto penyidik anti korupsi.
" Anda terlalu nekad dengan janji itu, saya bukan anak remaja yang mudah dibuai janji, kata Minarti.
" Apa yang perlu saya lakukan agar anda percaya, saya sudah menduda dua tahun, istri saya selingkuh, tidak ada waktu bagi saya untuk memilih, terlalu berat hidup sendiri, saya kira anda tidak ingin jadi istri kedua. " Bersama saya anda pasti yang pertama dan selamanya, sebagai bukti keseriusan saya," ini ATM gaji saya dengan nomor PINnya.
" Tidak usah begitu, anda merendahkan saya dengan uang.
" Atau anda pegang pistol saya? istri pertama bagi penegak hukum.
" Ahh..anda berlebihan, saya minta waktu, bagaimana kalau kita bertemu orang tuamu? sebagai tanda kamu serius.
" Boleh, itu perkara mudah, apalagi dear?
" Untuk sementara cukup, saya gugup bicara dengan penegak hukum, tidak ada basa - basi, sepertinya lebih mudah bicara dengan politisi.
" Hahahaha......
" Maaf kalau saya terlalu kaku, mungkin di tempat lain saya bisa lebih luwes.
" Kamu belum kenal saya, kenapa terlalu cepat menjatuhkan pilihan?
" Kamu kan tokoh terkenal, mudah melihat kisah pribadi dan membaca kepribadianmu. " Data pribadimu terbuka lebar untuk umum, atau itu semua bohong?
" Sebagian besar benar mas.
" Ya sudah kalau begitu, berarti penyelidikan saya benar?
" Oke, oke, saya akan buka semua buktinya, kalau kamu bohong? saya akan bicara di depan umum telah diperdaya oleh penyidik dengan janji, makanya saya buka mulut, sekarang saya tarik semua pernyataan saya, masuk akal?
" Hahahaha kamu benar - benar politikus sejati, saya janji kamu tidak akan perlu berbicara begitu.
Prapto menepati janjinya, akhirnya surat cerai dilayangkan Minarti kepada Joni, pengantin baru menikmati indahnya bulan madu. Dua tahun menikmati indahnya status sebagai istri pertama dan sah. Minarti menelan pil pahit, Prapto meninggal dunia karena kecelakaaan.
Hamdan semakin tua dan mencoba kehidupan baru sebagai orang alim, jiwa yang semakin lembut akhirnya menghadiri kematian menantunya yang kedua: Prapto.
" Anakku, ini semua dosa papa, tidak ada yang lebih menderita dari semua ini selain papa, kembali ke rumah kita nak,' pinta Hamdan kepada Minarti berurai air mata. Belum terlambat nak, kita masih ada berkumpul seperti dulu, menghadapi hidup bersama. " Papa juga sudah kembali ke mama kamu, Boby sedang menggalang suara rakyat dengan menjadi lembaga swadaya masyarakat, tidak perduli dia menang atau kalah. Paling tidak dia bisa menebus dosa keluarga nak.
Minarti memeluk Hamdan dan Rina ibunya yang semakin terlihat sederhana tanpa perhiasan mewahnya dulu. Hamdan pernah menendang politisi muda karena idealis, dia dipermalukan oleh politisi muda model Joni. Dia pernah memindahkan penegak hukum idealis, mantunya seorang penegak hukum mati muda di depan matanya. Semua akan menuai apa yang dia tabur.
Satu menjelang pencoblosan. isu korupsi Hamdan, isu perzinahan istrinya Rina, isu Boby mengkonsumsi narkoba merebak luar di media, suara Hamdan anjlok terjun bebas. Joni pura - pura ikut sedih melihat kemurungan keluarga ini. Kalau lagi begini? kelihatan seperti manusia lain juga keluarga ini. Coba kalau lagi senang, mungkin kalau tamu minta Joni di hidangkan jadi daging panggangpun akan mereka lakukan. Tapi kalau sudah begini? hanya Joni yang setia menemani mereka. Tanpa sedikitpun di duga oleh mereka kalau Joni berperan besar membuka aib keluarga zolim ini.
Ibu Rina lupa kalau pernah menampar Joni pakai sendal hanya karena lupa mengetuk pintu, saat Ibu Rina sedang asyik masyuk dengan selingkuhannya. Perselingkuhan ini bisa dimaklumi karena Hamdan sendiri masih menyimpan dua selir yang masih muda - muda. Hal yang sangat menyakitkan Ibu Rina karena ketika Hamda cuma gembel ambisius, Rina setia menemani. Sesudah kaya malah memberi uang kepada lonte, kata Ibu Rina. Dalam hati Joni " elo aja yang bego kalah sama lonte, jangan - jangan mereka bukan lonte, tapi wanita lihai, buktinya kamu kalah. Sambil mengusap wajah yang kena tampar sendal Ibu Rina.
Hari ini 6 tahun lalu Boby berteriak supir gembel kepada Joni yang berhasil mengalahkan Boby dalam pemilihan anggota legislatif kabupaten. " Supir gembel ! tidak tahu diri kamu ! Boby memohon agar suara Joni dialihkan ke Boby, sedangkan suara Joni lebih banyak dari Boby. Bukankah sebaiknya suara Boby saja yang di berikan kepada Joni? tapi anak raja mana mau mikir dua kali.
" Apa kalian tahu diri? balas Joni.
" Kamu yang tidak tahu diri! teriak Boby.
" Pantas kamu kalah Bob, kamu tidak pernah mau introspeksi diri, kamu meminta kepada saya dengan tidak hormat, dari dulu sampai sekarang kalian tidak pernah melihat saya sebagai manusia, saya hanya barang bekas tidak berguna di mata kalian, teriak Joni. " Tapi sampaikan terimakasih saya kepada Hamdan yang pernah membayar upah saya, saya bekerja Bob, bukan mengemis.
" Sudah om, tidak usah dilayani, bikin malu saja buka aib keluarga di depan umum, Minarti menarik lengan Joni keluar ruangan. " Apa perlu saya buka aib om memeras saya dulu? ancam Minarti di kuping Joni. Joni kaget menoleh ke arah Minarti.
" Jangan dek, om minta tolong sama Narti, sekarang kalau Narti mau memeras om? om senang saja demi Narti.
" Tidak om, Narti tidak sama dengan om. Narti minta jadi asisten om di dewan, Narti mau belajar politik yang baik seperti om buktikan.
" Pasti dek, kalau Narti yang minta? tidak ada yang berat bagi om.
" Baik om, ayo pulang ke rumah, mbak sudah menunggu anggota dewan yang baru dengan makanan yang enak, Narti kangen masakan mbak.
Joni berserta tim sukses dan Minarti berlalu menuju rumah, hari sudah larut.
" Kalau Narti nanti sudah faham politik? akan menyaingi om juga ya?
" Tergantung, om anggap saingan? atau anggap kader terbaik.
" Pasti bapak ibu kamu tidak suka melihat Narti dekat om, apalagi belajar dengan supir.
" Itu kan dulu om, sekarang kan anggota dewan terpilih.
"""Hahahaha....
" Bapak merasa dia sangat faham politik, tapi beliau lupa politik sekarang tidak hanya uang tapi juga meraih hati pemilih.
" Iya om, Narti tahu itu, makanya Narti ingin belajar sam om bukan sama bapak, dia terlalu percaya dengan uang, sedangkan Narti faham sekali om Joni bukan orang kaya tapi dipilih rakyat.
Joni selalu setia menerima pendapat rakyat. Status sebagai supir orang ternama membuat dia cepat di terima di mana saja. Belajar dari Hamdan, belajar dari banyak orang yang di temui Hamdan adalah kuliah gratis yang cukup bagus bagi Joni yang hanya tamat SMA. Hari hari sebagai anggota dewan di mulai Joni. Minarti semakin dekat dengan Joni, sudah bosan dengan gaya hidup dugem, Minarti mencoba hal baru: politik. Tidak perduli bagaimana marahnya keluarganya melihat Minarti dekat dengan Joni.
" Papa senang kamu belajar politik, tapi bukan dengan Joni.
" Anggota dewan, Joni pa, jangan melihat orang kecil terus, itu yang membuat papa makin lemah dukungan rakyat.
" Oh, ini yang kamu pelajari dari Joni, sudah berani mengurui papa?
" Zaman sudah berubah pa, suara rakyat sangat menentukan terpilihnya seseorang. " Lihat om Joni, dia tidak kaya tapi dipilih rakyat, apakah nanti dia akan baik saja di dewan? belum tentu pa, tapi dia sudah berhasil duduk, bahkan sebentar lagi bisa nyalon Bupati. Kita harus beradaptasi dengan zaman pa, sebelum kita lenyap di telan zaman.
" Kamu saya anggap bukan anak saya lagi.
" Apa selama ini papa anggap Narti anak? apa papa tahu Narti sekolah dimana? Narti selalu kesepian, sekarang Narti sadar dan mau belajar papa malah marah.
" Papa tegaskan lagi, papa senang kamu belajar politik tapi bukan dengan Joni, taruh dimana muka papa? kamu belajar sama supir?
" Apa bedanya Narti belajar dengan orang lain pa? tidak masalah siapa saja gurunya yang penting tujuan Narti bisa tercapai.
" Kamu sudah seperti politisi ya?
Boby yang sedari tadi diam, membego seperti anak kebo kekeyangan tidak berani menimpali omongan bapaknya, karena segan atau karena otaknya kosong melompong tidak tahu apa yang di perdebatkan anak dan bapaknya itu.
" Boby akan belajar sama papa!
" Kamu belajar lebih banyak lagi Bob, kata Hamdan yang mulai faham siapa sebenarnya anaknya yang bisa menggantikannya.
Apakah Minarti yang akan memanfaatkan Joni? atau Joni yang memanfaatkan Minarti? dalam negosiasi, Joni sering jual nama besar Hamdan. Diskusi politik Minarti dan Joni selalu " macth" cocok sekali kedua partner itu membangun strategi. Istri Joni tidak pernah menaruh curiga akan hubungan mereka, walau sesekali terbersit di fikirannya "masak sih seorang Minarti anak tokoh besar mau dengan bekas supirnya? Minarti anak bebas, entah berapa pria yang sudah tidur dengannya, hal itu juga membuat dia luwes bergaul dengan para politisi di kursi dewan. Tidaklah suatu masalah besar, kalau sesekali tidur bersama Joni.Loby - loby di gedung dewan banyak yang diloloskan oleh Minarti, tentu dengan tidur bersama. Kalau kebijakan yang lahir untuk rakyat? siapa yang perduli? yang penting pemilih Joni tetap mendukung Joni.
Refrensi politisi wanita yang dipelajari Minarti, salah satunya yang paling " macth" untuk dirinya: Cleopatra, ya Cleopatra.
Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk Joni melupakan istrinya yang hanya wanita rumahan biasa, tidak faham politik. Pilihannya jatuh kepada Minarti. Dengan berat hati istrinya yang setia mendampingi selama puluhan tahun harus menerima di madu dengan Minarti. Joni mulai lupa akan tujuannya masuk politik.Tapi keberhasilan dalam dunia politik cukup signifikan dia raih, sesudah dua periode duduk di kursi dewan, Joni mencalonkan diri jadi Bupati dan berhasil.
Isu korupsi menerpa Joni, penegak hukum mendapat celah yang manis, Minarti istri keduanya bersaksi tentang semua kasus korupsi Joni. Joni masuk penjara.
" Kok kamu tega Narti?
" Ingat kamu tega memeras anak SMA yang sedang sial kehilangan keperawanan? ada yang lebih kejam dari itu?
" Aku kira kamu sudah memaafkan?
" Sudah mas, tapi ini politik, ini peluang saya untuk maju menggantikan kamu.
" Paling tidak saya masih bisa bangga istri saya jadi calon.
" Terimakasih.
Seorang penegak hukum muda berhasil meraih simpati Minarti untuk membuka mulut, tatapan mata membuat sesuatu hadir diantara mereka.
" Ibu masih muda tidak usah takut dengan masa depan, anda bantu karier saya, saya siap bantu kesepian anda, kata Prapto penyidik anti korupsi.
" Anda terlalu nekad dengan janji itu, saya bukan anak remaja yang mudah dibuai janji, kata Minarti.
" Apa yang perlu saya lakukan agar anda percaya, saya sudah menduda dua tahun, istri saya selingkuh, tidak ada waktu bagi saya untuk memilih, terlalu berat hidup sendiri, saya kira anda tidak ingin jadi istri kedua. " Bersama saya anda pasti yang pertama dan selamanya, sebagai bukti keseriusan saya," ini ATM gaji saya dengan nomor PINnya.
" Tidak usah begitu, anda merendahkan saya dengan uang.
" Atau anda pegang pistol saya? istri pertama bagi penegak hukum.
" Ahh..anda berlebihan, saya minta waktu, bagaimana kalau kita bertemu orang tuamu? sebagai tanda kamu serius.
" Boleh, itu perkara mudah, apalagi dear?
" Untuk sementara cukup, saya gugup bicara dengan penegak hukum, tidak ada basa - basi, sepertinya lebih mudah bicara dengan politisi.
" Hahahaha......
" Maaf kalau saya terlalu kaku, mungkin di tempat lain saya bisa lebih luwes.
" Kamu belum kenal saya, kenapa terlalu cepat menjatuhkan pilihan?
" Kamu kan tokoh terkenal, mudah melihat kisah pribadi dan membaca kepribadianmu. " Data pribadimu terbuka lebar untuk umum, atau itu semua bohong?
" Sebagian besar benar mas.
" Ya sudah kalau begitu, berarti penyelidikan saya benar?
" Oke, oke, saya akan buka semua buktinya, kalau kamu bohong? saya akan bicara di depan umum telah diperdaya oleh penyidik dengan janji, makanya saya buka mulut, sekarang saya tarik semua pernyataan saya, masuk akal?
" Hahahaha kamu benar - benar politikus sejati, saya janji kamu tidak akan perlu berbicara begitu.
Prapto menepati janjinya, akhirnya surat cerai dilayangkan Minarti kepada Joni, pengantin baru menikmati indahnya bulan madu. Dua tahun menikmati indahnya status sebagai istri pertama dan sah. Minarti menelan pil pahit, Prapto meninggal dunia karena kecelakaaan.
Hamdan semakin tua dan mencoba kehidupan baru sebagai orang alim, jiwa yang semakin lembut akhirnya menghadiri kematian menantunya yang kedua: Prapto.
" Anakku, ini semua dosa papa, tidak ada yang lebih menderita dari semua ini selain papa, kembali ke rumah kita nak,' pinta Hamdan kepada Minarti berurai air mata. Belum terlambat nak, kita masih ada berkumpul seperti dulu, menghadapi hidup bersama. " Papa juga sudah kembali ke mama kamu, Boby sedang menggalang suara rakyat dengan menjadi lembaga swadaya masyarakat, tidak perduli dia menang atau kalah. Paling tidak dia bisa menebus dosa keluarga nak.
Minarti memeluk Hamdan dan Rina ibunya yang semakin terlihat sederhana tanpa perhiasan mewahnya dulu. Hamdan pernah menendang politisi muda karena idealis, dia dipermalukan oleh politisi muda model Joni. Dia pernah memindahkan penegak hukum idealis, mantunya seorang penegak hukum mati muda di depan matanya. Semua akan menuai apa yang dia tabur.
gadis beruntung
" Kau lihat wanita yang duduk di tambal ban itu?
" Iya cantik ya.
" Kau tahu apa kira - kira di fikiran dia?
" Apa kira - kira?
Seorang wanita muda yang cantik duduk di tambal ban, memperhatikan pria yang sedang bekerja menambal ban, kemungkinan besar suaminya.
" Kenapa aku terdampar di tepi jalan ini? seharusnya kecantikanku bisa menempatkan aku di tempat yang lebih baik.
"""""Haahhahahahahha....
Kau yakin gak kalau kita ajak dia kabur dia bakal mau?
Melihat kondisi kita naik mobil sepertinya bakal mau.
"""""Hahhahahaha....
Dia tidak tahu kita hanya menang penampilan saja, mobil juga milik orang. Kami duduk di dalam mobil Avanza Hitam ber AC karena mengintai buruan kami. Mobil yang belum bayar angsuran tapi tidak lagi berada di rumah konsumen, konon mobil itu sering lewat tempat ini, Di desa kecil di dekat pantai, jalur lintas Sumatera. Jam demi jam kami lewatkan, buruan tidak juga muncul. Demi meghemat bensin terpaksa kami turun dari mobil dan menumpang duduk di tambal ban yang sudah mulai sepi.
" Horas lae.
" Marga apa lae?
Sijakkiring lae, ada apa lae?
" Aku marga si Bojak lae, mau numpang duduk aja lae.
" Aku lihat kalian di seberang jalan di dalam mobil terus lae, ada yang dicari?
" Begitulah lae, kami mau hemat bensin dulu, lama - lama di dalam mobil bisa bangkrut lae hahaha....
" Sudah lama usaha disini lae?
" Baru lima bulan lae.
" Darimana lae?
" Di Jakarta dulu lae, bangkrut main proyek sekarang mulai lagi dari nol hahaha....
Kami saling menoleh satu sama lain, seolah baru tahu kenapa wanita cantik itu mau menikah dengan pria kumuh ini.
" Kenapa bisa bangkrut lae?
" Biasalah lae, kayak tidak tahu saja, aku lihat dari penampilan kalian tidak mungkin tidak faham, apa maksudku.
" Secara umum sudah faham lae, tapi lebih mendetail kan belum pernah pegang.
" Ya begitulah, kita harus setor uang ke oknum - oknum yang mengaku dekat dengan penguasa. Tiba harinya tidak dapat pekerjaan, kadang juga dapat, berjudilah, kalau sudah lama tidak dapat proyek, lama - lama bangkrutlah kita.
" Iya cantik ya.
" Kau tahu apa kira - kira di fikiran dia?
" Apa kira - kira?
Seorang wanita muda yang cantik duduk di tambal ban, memperhatikan pria yang sedang bekerja menambal ban, kemungkinan besar suaminya.
" Kenapa aku terdampar di tepi jalan ini? seharusnya kecantikanku bisa menempatkan aku di tempat yang lebih baik.
"""""Haahhahahahahha....
Kau yakin gak kalau kita ajak dia kabur dia bakal mau?
Melihat kondisi kita naik mobil sepertinya bakal mau.
"""""Hahhahahaha....
Dia tidak tahu kita hanya menang penampilan saja, mobil juga milik orang. Kami duduk di dalam mobil Avanza Hitam ber AC karena mengintai buruan kami. Mobil yang belum bayar angsuran tapi tidak lagi berada di rumah konsumen, konon mobil itu sering lewat tempat ini, Di desa kecil di dekat pantai, jalur lintas Sumatera. Jam demi jam kami lewatkan, buruan tidak juga muncul. Demi meghemat bensin terpaksa kami turun dari mobil dan menumpang duduk di tambal ban yang sudah mulai sepi.
" Horas lae.
" Marga apa lae?
Sijakkiring lae, ada apa lae?
" Aku marga si Bojak lae, mau numpang duduk aja lae.
" Aku lihat kalian di seberang jalan di dalam mobil terus lae, ada yang dicari?
" Begitulah lae, kami mau hemat bensin dulu, lama - lama di dalam mobil bisa bangkrut lae hahaha....
" Sudah lama usaha disini lae?
" Baru lima bulan lae.
" Darimana lae?
" Di Jakarta dulu lae, bangkrut main proyek sekarang mulai lagi dari nol hahaha....
Kami saling menoleh satu sama lain, seolah baru tahu kenapa wanita cantik itu mau menikah dengan pria kumuh ini.
" Kenapa bisa bangkrut lae?
" Biasalah lae, kayak tidak tahu saja, aku lihat dari penampilan kalian tidak mungkin tidak faham, apa maksudku.
" Secara umum sudah faham lae, tapi lebih mendetail kan belum pernah pegang.
" Ya begitulah, kita harus setor uang ke oknum - oknum yang mengaku dekat dengan penguasa. Tiba harinya tidak dapat pekerjaan, kadang juga dapat, berjudilah, kalau sudah lama tidak dapat proyek, lama - lama bangkrutlah kita.
Kamis, 18 Juli 2019
Naik turun.
" Sudah mama istirahat saja dulu biar papa yang jaga anak kita, istirahat di rumah lebih baik, kelamaan di rumah sakit, mama bisa sakit.
" Baik pa.
Joni sedang menjaga anak pertama yang seminggu di rumah sakit, menjaga anak bergantian dengan Santi istrinya tercinta. Joni mulai memeriksa semua peralatan rumah seperti selimut dan bantal yang sudah pindah ke rumah sakit. Tidak lupa melihat tubuh anaknya yang belum juga menunjukkan tanda - tanda pulih dari sakit. Perasaan yang paling berat bagi seorang orang tua melihat anak sakit, kalau saja boleh meminta " biarlah aku saja yang sakit jangan anakku merasakan sakit.
" Pa, adek pengin beli mainan pesawat terbang, beliin sih pa.
" Adek tunggu di sini sendiri? biar papa pergi beli peswatnya.
" Iya pa, tapi jangan lama ya pa, adek takut sendiri.
" Iya dek, papa cepat kok.
Jangan pesawat nak, di suruh bajak pesawat akan papa lakukan kalau adek bisa sembuh,' bathin Joni. Menstarter sepeda motornya dengan sigap mengebut ke arah mall terdekat dengan rumah sakit. Di tengah mall Joni di kejutkan pemandangan yang sangat memilukan hati. Santi berjalan mesra dengan seorang pria.
" Mama! teriak Joni mengisi seluruh ruangan mall.
Santi kaget bukan main melihat suaminya sudah di depan mata. Melihat kegugupan Santi, Joni sudah yakin ada yang tidak beres. Pukulan keras penuh emosi mendarat di wajah Santi, pria temannya berlari menjauh. Mengingat pesanan anaknya Joni masih berusaha fokus pada tujuan; membeli pesawat mainan. Dengan urainan air mata, Joni memberikan peswat mainan untuk anaknya.
" Kok papa nangis? tanya anaknya.
" Gak apa - apa nak, malah semakin deras tangis Joni.
Anaknya ikut menangis melihat papa yang begitu tegar mengangis. Joni memeluk anaknya " cepat sembuh ya nak.
" Iya pa, semoga adek cepat sembuh biar papa tidak sedih lagi.
Sejak kejadian itu Joni, semua usaha Joni kacau berantakan. Betapa perlu nya seseorang yang di cintai untuk mendukung bisnis dan keluarga. Joni bangkrut. Joni pergi ke sebuah desa pelosok bekerja jadi tukang cari rumput untuk sebuah peternakan sapi, bersama salah satu anak. Menyambung hidup dengan singkong, tidur di gubuk yang di pinjamkan pemilik peternakan. Dalam sepuluh tahun Joni memilik perternakan sendiri.
Santi mencari Joni di desa yang asri itu.
" Untuk apa kamu datang?
" Saya mau minta maaf pa.
" Tidak ada maaf bagimu, kalau kamu perlu uang untuk anak? nih..melemparkan uang ke depan Santi.
" Saya minta maaf pa.
" Tidak ada maaf, dulu saya melarat di sini, kamu tidak cari, andai kamu hadir saat saya terpuruk? mungkin ada maaf, tapi aku sudah mampu melewati semua itu, melupakan kamu. " Sekarang kamu datang sesudah saya mapan dan melupakan kamu?
" Aku minta maaf pa, biar aku jadi pembantu kamu, yang penting aku bisa dekat sama kamu dan anak kita.
" Iya pa, biar mama disini saja bersama kita, pinta anaknya.
" Ttapii....kesal Joni.
" Ya sudahlah, kalau anak yang meminta kamu di sini aku terima, itu ada gudang buat kamu tidur.
" Terimakasih pa.
Rabu, 17 Juli 2019
Aku tidak pilih jodoh.
" Kamu teruskan toko kita saja ya nak, papa sama mama mau istirahat saja, terserah kamu mau beri makan papa mama nanti dari toko atau tidak,' Mama.
" Mama kok ngomong gitu sih? saya bukan anak durhaka ma, pasti saya memikirkan mama sama papa, " sudahlah, kalian santai saja jalan - jalan, ibadah, biar toko saya yang jaga.
Joni baru selesai kuliah tapi belum bekerja, diminta oleh kedua orang tuanya untuk meneruskan toko buku alat tulis dan peralatan kantor keluarga yang sudah lama berdiri. Di jalan protokol kota dingin.
" Kamu akan dibantu Santi, dia sudah lama bersama kita.
" Baik ma.
" Iya ma Santi pasti bantu Joni seperti biasa, mama sama papa istirahat saja, saya sudah tahu kok semua urusan toko, pelanggan, supplier, Santi sudah faham kok ma,' Santi.
Selama menjaga toko Joni mulai berubah dari anak manis menjadi anak gaul, maklum dia bukan perintis, lagi pula masih muda. Silih berganti anak sebaya dia berkunjung dan berbincang bincang di ruangan atas. Urusan toko beres di tangan Santi. Perincangan mulai dari bisnis, sampai hiburan, lama - lama acara hiburan lebih banyak daripada bisnis. Joni sering pulang malam, Santi setia menunggu membuka pintu. Tidur di kamar masing - masing.
Joni yang sedang mabuk menubruk tubuh Santi, menggerayangi Santi, Santi kaget tapi suka dengan pelukan bosnya. Tidak sadar lagi Joni sudah meniduri Santi dan tidur di kamar Santi. Pagi harinya Santi dengan sabar membangunkan Joni dengan hidangan kopi.
" Kok saya tidur disni San? Joni kaget melihat dirinya tidak mengenakan baju di kamar Santi.
" Makanya jangan mabuk terus, biar tidak salah kamar.
" Terus ini?
" Itu kerjaan kamu, saya sudah mengabdikan seluruh diri saya untuk keluarga ini.
" Bagaimana kalau kamu hamil?
" Gugurkan saja, kalau kamu tidak mau tanggung jawab.
" Tidak San! aku tanggung jawab. " Aku saya akan bicara sama mama.
" Syukur deh, kalau kamu mau tanggung jawab.
Santi seperti menemukan pintu surga melihat bosnya tanggung jawab, masa depan akan lebih lengkap dalam hidupnya. Sudah lupa akan sang Abas sang pacar yang sudah menidurinya. Nasib berkata lain, Santi tidak hamil. Tapi hubungan mereka semakin intensif, Santi mulai berani marah sama Joni kalau pulang malam.
" Kalau saya lapor mama, beliau akan marah sekali,' Santi.
" Kamu tega melihat mama sakit?
" Makanya jangan ugal ugalan, biar tidak saya laporkan.
Masa muda, tidak kekurangan uang membuat Joni tidak ada beban menghabiskan banyak uang setiap harinya. Silih beganti teman - temannya datang berkunjung dan bicara hiburan saja. Anak - anak muda yang tidak kekurangan uang. Sangat beda dengan orang tua Joni yang berjuang habis habisan merintis usaha. Joni tidak perlu, cukup melanjutkan saja lebih bagus di kembangkan.
Mama dan Papa berkunjung ke rumah toko itu dan sangat terkejut melihat Joni dan Santi tidur berdua, " Joni ! Apa apaan kalian? Joni dan Santi kikuk bukan main. " Santi ! mulai besok kamu tiggalkan toko ini!
" Baik ma.
" Kamu tidak tahu diri.
" Maaf ma, coba tanya Bang Joni apa saya memperdaya dia? jangan menuduh saya begitu rendah ma, yang saya lakukan semata mata hanya pengabdian kepada keluarga ini saja, saya tidak menolak permintaan Bang Joni, saya sangat bersyukur dengan di terimanya saya kerja dan tidur di tempat ini.
" Tidak bisa begitu ma, yang salah saya, kata Joni.
" Tapi Santi kenapa mau saja? dia memanfaatkan kamu.
" Maaf ma, saya tidak mencari manfaat, saya siap keluar sekarang tanpa syarat apa - apa, cukup mama ingat kenapa saya dulu di terima? apakah karena saya cari manfaat? bukankah karena kerja keras dan kejujuran saya? sampai hari ini saya masih pegang komitmen saya ma, kalau nanti saya hamil? biarlah anak itu nanti jadi tanggung jawab saya.
Papa yang diam membisu dari tadi mencoba angkat bicara, dia memag tidak suka berdebat dengan istri tercinta yang suda mendapingi dia selama 30 tahun lamanya.
" Mama, sebagai laki - laki saya tidak bisa menyalahkan wanita, saya kira tidak mungkin ananda Santi berani kurang ajar sama Joni kalau bukan Joni yang memulai, Joni memang anak manis di depan kita, di belakang kita dia pria dewasa yang punya hasrat, bukan begitu Jon?
" Benar pa, Joni yang salah, bukan Santi.
" Dulu apa pernah mama menyentuh papa? kalau bukan papa yang memulai duluan?,' Papa.
Mama yang sedang mikir keras mulai faham situasi tapi sudah kadung memberi titah untuk mengusir Santi, sulit untuk menarik kata - katanya kembali.
" Jadi apa kira nikahkan saja mereka,' Papa.
" Apa !?,' teriak Mama.
" Kenapa ma? status sosial? lupa kalau Papa juga dari status rendah saat meminta Mama jadi istri Papa?
" Mama pusing.
" Kalau kehadiran saya di rumah ini membuat mama malu? tidak apa - apa ma, biar Santi yang keluar dari toko ini demi mama, sudah takdir saya berkorban untuk keluarga ini.
" Tidak bisa, sebagai laki - laki saya harus bertanggung jawab, bukan mama dan papa yang mengajarkan itu?
Dalam kekalutan hati Mama teringat akan perbuatan baik dia selama ini kepada orang - orang, mengganggap Santi sebagai anak sendiri. Tapi tidak bisa membayangkan Santi bekas babunya yang jadi menantunya.
Mama dan Papa berkunjung ke rumah toko itu dan sangat terkejut melihat Joni dan Santi tidur berdua, " Joni ! Apa apaan kalian? Joni dan Santi kikuk bukan main. " Santi ! mulai besok kamu tiggalkan toko ini!
" Baik ma.
" Kamu tidak tahu diri.
" Maaf ma, coba tanya Bang Joni apa saya memperdaya dia? jangan menuduh saya begitu rendah ma, yang saya lakukan semata mata hanya pengabdian kepada keluarga ini saja, saya tidak menolak permintaan Bang Joni, saya sangat bersyukur dengan di terimanya saya kerja dan tidur di tempat ini.
" Tidak bisa begitu ma, yang salah saya, kata Joni.
" Tapi Santi kenapa mau saja? dia memanfaatkan kamu.
" Maaf ma, saya tidak mencari manfaat, saya siap keluar sekarang tanpa syarat apa - apa, cukup mama ingat kenapa saya dulu di terima? apakah karena saya cari manfaat? bukankah karena kerja keras dan kejujuran saya? sampai hari ini saya masih pegang komitmen saya ma, kalau nanti saya hamil? biarlah anak itu nanti jadi tanggung jawab saya.
Papa yang diam membisu dari tadi mencoba angkat bicara, dia memag tidak suka berdebat dengan istri tercinta yang suda mendapingi dia selama 30 tahun lamanya.
" Mama, sebagai laki - laki saya tidak bisa menyalahkan wanita, saya kira tidak mungkin ananda Santi berani kurang ajar sama Joni kalau bukan Joni yang memulai, Joni memang anak manis di depan kita, di belakang kita dia pria dewasa yang punya hasrat, bukan begitu Jon?
" Benar pa, Joni yang salah, bukan Santi.
" Dulu apa pernah mama menyentuh papa? kalau bukan papa yang memulai duluan?,' Papa.
Mama yang sedang mikir keras mulai faham situasi tapi sudah kadung memberi titah untuk mengusir Santi, sulit untuk menarik kata - katanya kembali.
" Jadi apa kira nikahkan saja mereka,' Papa.
" Apa !?,' teriak Mama.
" Kenapa ma? status sosial? lupa kalau Papa juga dari status rendah saat meminta Mama jadi istri Papa?
" Mama pusing.
" Kalau kehadiran saya di rumah ini membuat mama malu? tidak apa - apa ma, biar Santi yang keluar dari toko ini demi mama, sudah takdir saya berkorban untuk keluarga ini.
" Tidak bisa, sebagai laki - laki saya harus bertanggung jawab, bukan mama dan papa yang mengajarkan itu?
Dalam kekalutan hati Mama teringat akan perbuatan baik dia selama ini kepada orang - orang, mengganggap Santi sebagai anak sendiri. Tapi tidak bisa membayangkan Santi bekas babunya yang jadi menantunya.
Selasa, 16 Juli 2019
Rumah tragedi
" Nanti aku akan beli rumah ini, aku akan ganti semua uang kalian! "teriak Joni sambal menangis di depan family yang menagih janji keluarganya. Bapaknya baru saja meninggal karena sakit, sakit yang menguras habis semua uang yang ada. Rumah satu - satunya harta milik keluarga sudah tergadaikan kepada salah satu keluarga yang punya uang. Mendahulukan uang perobatan bapaknya. Tangis pilu terlihat di wajah Joni, dia baru anak SMA mungkin juga akan berhenti sekolah tahun ini. Tidak bias dibayangkan bagaimana dia bias membeli rumah ini kembali. Nanti harga rumah akan semakin tinggi pula.
Keluarga yang menagih janji sudah jenuh dan bosan malah mencibir kata - kata sombong Joni yang cuma dorongan emosional anak muda saja. Tanpa rasio. Mana mungkin kamu sanggup, bisik - bisik mereka. Jangan - jangan ngontrak rumah saja tidak diberi orang lain.
Kerja dari usia yang masih sangat belia dilakoni oleh Joni, adik - adiknya 4 orang hampir semua putus sekolah, menunggu uang recehan yang dibawa Joni untuk sekedar makan. Kerja kasar sebagai buruh harian dengan gaji junior mengingat tenaga dia untuk jadi buruh kasar saja belum cukup cukup. Dia hanya di upah separuh dari upah senior yang sering membully dia. Ibunya yang sudah tua dan sakit sakitan tidak bias berbuat banyak membantu keluarga sejak kepergian bapak yang selama ini diandalkan keluarga ini.
Dalam tempo 15 tahun Joni menabung uang sedikit demi sedikit untuk membeli rumah yang pernah di lepas karena utang. Akhirnya rumah itu berhasil ditebus dengan penuh drama. Keluarga yang sudah kehilangan semangat mendapatkan separuh semangatnya kembali karena rumah tempat mereka pernah berkumpul Bersama almarhum bapak sudah bias ditempati lagi.
Rina adiknya yang nomor dua sudah besar dan akan segera menikah muda demi perubahan hidup yang lebih baik. Menikahi pria tua yang kaya. Keluarga tidak bias berkata apa - apa, dalam hati paling tidak salah satu saudara mereka akan berubah hidupnya, toh juga mereka saling suka tidak ada paksaan seperti kisah Siti Nurbaya yang dipaksa menikah untuk bayar utang.
Nasib tidak bias di tebak, Ibu Joni skait keras lagi tragedy kedua terjadi rumah akan digadaikan lagi demi perobatan Ibu, ini zaman belum ada BPJS orang sakit adalah malapetaka besar. Tapi kali ini rumah digadaikan ke Rina adik Joni yang sudah mapan. Resiko tentu lebih kecil dari sebelummnya. Tapi ternyata tidak. Rina menyita rumah itu dan membiarkan abang dan adik adiknya kembali ngontrak rumah.
" Kamu tega! teriak Joni berurai air mat di pelukan adik - adiknya yang juga meraung raung, suaminya seorang pedagang kaya hanya melihat Rina sebagai objek saja, tidak ada hak bicara bagi Rina di rumahnya, diam atau cerai. Rina tidak sanggup kembali hidup melarat, dengan terbata bata dia menerima perintah suaminya untuk menyita rumah itu.
Perjuangan kedua kalinya untuk membeli rumah peninggalan orang tua Joni membuat uraian air mata di mata Joni. Bekerja tidak kenal Lelah membuat bos tempat dia bekerja melirik Joni untuk mengerjakan bagian yang lebih besar lagi di perusahaan. Kedudukan baru Joni membuat semua menjadi lebih baik. Rumah tragedy yang dia perjuangkan kembali dia raih denga uraian air mata.
Nasib tidak bias di tebak, Ibu Joni skait keras lagi tragedy kedua terjadi rumah akan digadaikan lagi demi perobatan Ibu, ini zaman belum ada BPJS orang sakit adalah malapetaka besar. Tapi kali ini rumah digadaikan ke Rina adik Joni yang sudah mapan. Resiko tentu lebih kecil dari sebelummnya. Tapi ternyata tidak. Rina menyita rumah itu dan membiarkan abang dan adik adiknya kembali ngontrak rumah.
" Kamu tega! teriak Joni berurai air mat di pelukan adik - adiknya yang juga meraung raung, suaminya seorang pedagang kaya hanya melihat Rina sebagai objek saja, tidak ada hak bicara bagi Rina di rumahnya, diam atau cerai. Rina tidak sanggup kembali hidup melarat, dengan terbata bata dia menerima perintah suaminya untuk menyita rumah itu.
Perjuangan kedua kalinya untuk membeli rumah peninggalan orang tua Joni membuat uraian air mata di mata Joni. Bekerja tidak kenal Lelah membuat bos tempat dia bekerja melirik Joni untuk mengerjakan bagian yang lebih besar lagi di perusahaan. Kedudukan baru Joni membuat semua menjadi lebih baik. Rumah tragedy yang dia perjuangkan kembali dia raih denga uraian air mata.
Rabu, 10 Juli 2019
cinta dari planet merah.
Kita akan invasi planet hijau yang di diami oleh mahkluk primitif, aneh dan bodoh, mereka sangat mudah di kuasai karena adabnya sangat rendah. Tapi mereka bisa bertahan dengan kekuatan yang mereka sebut " cinta ". Karena cinta mereka mau bersusah payah melahirkan anak, mencari uang untuk makan keluarga. Hal yang sulit kita fahami, dengan kekuatan cinta itu mereka sangat kuat dalam berperang. Tapi sejak era teknologi primitif kembangkan mereka mulai melupakan cinta. Ini saat yang tepat untuk kita menyerang. Degan cinta negara dan bangsa, kita sulit menyerang mereka.
Mereka masih pakai daratan untuk berjalan dengan teknologi purba bernama mobil seperti nenek moyang kita dulu. Hanya beberapa pesawat yang bisa mereka tebangkan antar planet itu juga planet yang terdekat dengan mereka. Belum ada pesawat tempur antar planet jadi ini pekerjaan mudah. Tapi kita juga tidak boleh ceroboh siapa tahu mereka punya kemajuan teknologi.
Mahkluknya sangat mudah di kuasai saat ini, tapi hasil sumber energi alamnya ada yang bisa kita rebut untuk sumber energi kita. Energi yang bisa menggerakkan mereka menyeberangi lautan, bekerja berlama lama untuk makan keluarganya. Hal yang tidak kita lakukan, kita mengandalkan teknologi untuk semua hal. Energi cinta itu hasil teknologi apa? kalau berhasil kita rebut kita akan menguasai mereka dengan mudah.
Kita tidak meneliti perkembangan mereka, oleh karena itu kalian di tugaskan menyelidiki dan menyamar seperti mereka. Supaya pesawat pembom kita tidak sia - sia melepas bom bomnya. Tugas kalian menyelidiki mereka yang bertugas di pertahanan negara - negara terkuat.
Jajaran intelijen planet merah sedang rapat dalam mencari energi baru untuk kelangsungan planet merah yang defisit energi. Planet hijau menjadi sasaran untuk di duduki dan di jadikan sumber energi sejak perkembangan teknologi penghuni planet hijau mulai mencari uang dengan menindas sesama mahkluk, demi rumah besar sedangkan sesama mahkluk yang lain hidup gelandangan, lebih buruk lagi rumah mereka bisa dua tiga tidak di tempati. Beda dengan penghuni planet merah yang semua merata, tidak ada yang empat rumah, semua rumah disediakan pemerintah. Mahkluk di planet merah tidak perlu bekerja, tidak perlu uang, semu kebutuhan energi sudah di kendalikan dengan baik oleh pemerintah. Dengan itu pula energi mereka terkuras habis dan memerlukan energi baru. Slogan untuk rakyat, demi rakyat, sudah berjalan dengan baik di planet merah. Pemerintah model ini membuat negara defisit energi karena semua energi yang ada di berikan untuk rakyat, rakyat tidak perlu bekerja, sesuai janji pemerintah.
Rapat intelijen memutuskan dikirim ribuan intelijen yang akan menyusup ke berbagai belahan planet hijau. Mereka menempatkan intel di negeri yang padat penduduk, teknologi maju, negeri yang paling kuat adat budaya dan agamanya. Intel itu ada yang jadi politikus korup dan menjagal banyak rakyatnya seolah dia bukan manusia, memang bukan manusia tapi intel planet merah yang menysup, atlet dengan energi luar biasa, pemuka agama yang tamak dan munafik, ilmuwan yang menciptakan senjata pemusnah massal. Penyusupan ini yang menciptakan perang senjata antar negara, perang dagang, di planet hijau yang di data sebagai, bumi.
" Ayah, aku ingin ikut dalam misi ini, kata Sufuse anak presiden planet merah dengan manja.
" Kamu membahayakan diri di negeri yang tidak kamu kenal, di sana mereka mau perang, kami bisa terbunuh disana, kalau ketahuan,' Presiden planet merah.
" Bagaimana akau nanti bisa menggantikanmu? kalau aku tidak melatih diri.
" Baiklah, kalau mau mau belajar lebih banyak, kamu tahu kelemahan bapak, kata " belajar " selalu menjadi kata yang mampu membuatku tidak bisa menolak , kamu semakin mirip dengan saya. " Pandai memainkan perasaan saya.
Putri Preisden planet merah orang yang energik dan suka menantang bahaya, seperti bapaknya di masa muda dulu. Sufuse memilih menyamar menjadi mahasiswa di salah satu kampus di planet hijau.
" Di bumi manusia sekarang kita berpacu dalam teknologi yang kadang melupakan kemanusiaan, kita adalah manusia yang paling manusiawi di seluruh jagat raya tapi lupa akan kemanusiaan, dosen filsafat berbicara di kelas yang dipilih Sufuse.
" Bagaimana kita tahu kita adalah masyarakat bumi yang paling manusiawi pak, kita belum tahu isi planet lain, tanya Gelam anak paling cerdas dan paling ganteng di kelas.
" Kita belum melihat mahkluk lain di planet lain, nanti kalau kita sudah tahu kita akan merubah definisi kita, Dosen.
Tatapan mata Sufuse lekat ke wajah Gelam yang membuatnya terpesona, sambil bertanya.
" Bagaimana kalau mahkluk planet lain menyerang kita pak, tanya Sufuse.
" Aku malah berharap begitu nona, karena dengan itu saya yakin semua penduduk bumi akan salin membantu dan melupakan perang teknologi, perang dagang,' Dosen.
Sufuse berusaha menutupi rasa gugupnya, sebagai intel dari planet merah, dia kaget bukan main kalau semua penduduk bumi bersatu padu melawan mereka. Menutupi rasa gugupnya, dia kembali membuat pernyataan.
" Saya tidak ingin perang itu terjadi pak, karena akan menelan banyak korban.
" Kita tidak menginginkan perang Fuse, tapi kita harus siap setiap saat, Gelam menatap lekat wajah Sufuse.
" Kamu mau ikut party? tanya Gelam kepada Sufuse.
" Boleh, jawab Sufuse cuek.
Sufuse tidak mengerti dengan istilah party tapi ikut saja demi misi penyusupannya. Di tengah riuh party, Gelam menarik tangan Sufuse.
" Kamu tidak cocok dengan adat bumi ya?
Sufuse kaget bukan main, mengira penyusupannya sudah terbongkar, tapi melihat bahasa tubuh Gelam tidak ada eksekusi ala intelijen, namun ketakutannya masih melanda hatinya.
" Kalau kamu tidak cocok kita ke tempat lain? tanya Gelam.
" Tidak apa - apa, aku belum terbiasa saja,' Sufuse.
" Ada kalanya kita party ada kalanya kita akan serius menghadapi masalah hidup, jangan terlalu serius Fuse,' Gelam.
" Oke yah.
Gelam menarik tubuh Sufuse untuk berjoget, Sufuse mengikuti gerakan Gelam dengan kaku, lama - lama Sufuse bisa mengikuti gerakan Gelam. Otak dia cepat menangkap gerakan yang di pertontonkan Gelam. Goyang semakin hot memabukkan kedua remaja beda planet itu. Kebahagiaan tidak melihat asal usul planet, semua bisa merasakan bahagia kalau mau. Tidak lama kemudian kedua mahkluk itu terhempas di ranjang panas memadu naluri cinta. Gelam seperti berhadapan dengan mesin sex yang tidak mengenal jeda. Saya mau bernafas dulu pinta Gelam ngos ngosan di ronde keempat. Wajah Sufuse semakin bercahaya di terpa aroma cinta yang panas.
Intel planet merah melakukan konsolidasi upaya perebutan planet hijau. Kekuasaan intel planet merah di tubuh pemerintahan negara - negara planet hijau semakin bagus menguasai negara - negara kuat dan memperdaya rakyatnya. Tapi mencari kekuatan mahkluk planet hijau belum juga berhasil di deteksi. Kajian teknologi dan jumlah manusia sudah di fahami.
Minggu, 07 Juli 2019
Sekretaris pak bos.
Novasari wanita yang sangat
mempesona setiap laki- laki, cantik, cerdas, tubuhnya tinggi semampai, dia
sekretaris bos. Nasib karier kami bisa di tentukan oleh Nova, karena pak bos
begitu percaya dengan dia, setiap kata - katanya akan di eksekusi oleh bos. Bayangkan
kalua dia bilang " kamu adalah pengkhianat, bias dipastikan kamu akan
terbuang jauh ke ujung negeri. Tidak ada yang berani berdebat dengan Nova,
selain cerdas, dia juga sangat berpengaruh di department negara yang kantornya
ada di seluruh pelosok negeri. Hampir semua pria di kantor ini ingin dekat
dengan dia, apalagi kalau Nova mau tidur dengan mereka. Tapi itu rasanya hanya
angan - angan saja, pria yang pantas untuk Nova saja susah dicari.
Aku hanya karyawan biasa,
pendiam, kalau mau sombong sedikit aku juga cukup cerdas di kantor ini, tidak
perduli dengan karier, hal itu sedikit membuat Nova agak segan kepadaku karena
dia tahu aku tidak takut mutasi dan aku juga tidak mau buka front dengan bos.
Dengan kata lain aku tidak masuk hitungan di kantor ini. Hanya saja sistem
kolusi dan setor, membuat pegawai pegawai seperti kami hanya di pakai untuk
urusan serius saja. Sebagai kecintaan kami kepada daprtement? Kami lakukan
dengan sepenuh hati, hasilnya sedikit disegani oleh bos. Untuk urusan yang ada
uangnya lain lagi. Mereka ini juga yang berebut untuk mendekati Nova, untuk
pekerjaan yang menghasilkan uang, dekat dengan tubuh harum Nova juga sudah
lumayan menghilangkan kepenatan kerja. Apalagi loby mereka berhasil di golkan
oleh Nova. Lima orang mengajukan diri, semua di terima oleh Nova, yang mana pun
nanti dipilih oleh bos? Sudah pasti mereka mengira karena Nova, tidak sayang
memberi uang untuk Nova. Kami hanya penonton di kantor ini.
Pak bos orangnya eksklusif, tidak
sembarang orang bisa dekat dengan dia, kecuali tentunya orang berjabatan dan
berpengaruh, oh itu tidak perduli siapa orang? pasti dijilat sampai mengkilat
sama pak bos Hamdan Sugianto. Untuk keamanan jabatannya, istrinya sosialita
papan atas kota ini. Lupa untuk melihat kelakukan Hamdan Sugianto karena sibuk
menghabiskan uang korupsi yang di berikan oleh Hamdan. Bahkan percaya diri
dengan kecantikannya, dan patuh pura - pura dari Hamdan, membuat dia tidak akan
percaya kalua suaminya tidur dengan Nova. Aku juga tidak percaya bos Hamdan
tidur dengan Nova, melihat masa depan Nova yang bakal hebat. Sebelum sifat
usilku mengintip ruang kerja bos Hamdan yang berhubungan badan dengan Nova
tanpa buka baju.
Kisah ini aku ceritakan sama
teman baikku, Soleh, dia juga kaget bukan main. Masak wanita secantik Nova mau
sama tua bangka model Hamdan?
Hidup di kota besar, gemilang
uang, membuat orang hebat sekalipun tidak perduli dengan prinsip hidup yang
penting, uang. Hal ini juga yang mungkin merasuki para elit penguasa kota yang
berlomba korupsi demi penampilan mewahnya.
Entah kenapa akhirnya aku harus
dekat dengan Nova, yang sebenarnya tidak lazim. Penyelidikan kantor pusat
kepada pak bos, membuat seluruh kantor kaget, sebenarnya sih kaget dibuat buat
supaya pak bos merasa di dukung. Tidak mungkin monyet - monyet ini tidak tahu
kenapa pak bos di periksa, mereka juga tahu apa yang selama ini mereka lakukan.
Pejabat pemeriksa sebenarnya sama saja tukang korupsi, cuma demi sebuah
pencitraan dia mencari bawahan untuk dijadikan tumbal pencitraannya.
" Masak tidak bias diatur pak,? percuma dong saya setor ke bapak selama ini,' pak bos.
" Tidak bias Ham, ini
diketahui oleh orang luar bukan saya sendiri, ( padahal orang luar itu suruhan
kepala audit, darimana mereka dapat data kalua bukan dari kepala audit?)
" Begini aja Ham, sekuat
tenaga saya akan melindungi kamu, syukur - syukur saya dapat promosi menjadi
Menteri tahun ini, kamu akan saya jaga,' kepala audit.
" Pokoknya saya minta di
dukung penuh pak, sebelum kita semua kena,' pak bos.
" Kalaupun tidak bias
diatasi? kamu janganlah bawa - bawa saya, kalua dua - duanya kita masuk? siapa
yang menjaga di luar?
Pak bos Hamdan hanya bisa
diam....sambil membayangkan nasib kariernya, apakah istrinya yang selama ini
menikmati uang itu akan ikut? Tentu tidak.
Pemeriksaan kepada semua pegawai
di dikte untuk tutup mulut, satu persatu di datangi oleh Pak bos Hamdan,
Rudiman, atau Nova.
" Tolong pak jawab yang
benar, jangan memberatkan bapak,' Nova.
" Tidak bias bu, saya tidak
biasa berbohong, ibu kan tahu saya,' iseng saya. Dalam hati tidak tega juga
melihat gadis cantik ini memelas begitu, tapi tidak ada memberi dia pelajaran
bahwa ada masanya semua orang kita butuhkan, tapi ingat kelakuan pak bos dan
Nova yang suka membuang orang benar jadi muncul lagi rasa tega di hati ini.
" Ada syaratnya bu.
" Sebutkan saja pak, berapa uang?
" Ibu menghina saya, kapan saya tergiur dengan uang? Uang itu sudah ada jalannya bu, tidak dalam kuasa kita.
" Jadi apa dong pak? “ bantu
saya. Wajah cantik memelas ini makin menggemaskan.
" Saya sangat mau membantu ibu, siapa yang tega melihat wanita cantik memelas begini? “ tapi yang kita lindungi itu koruptor bu, “ apa ibu tidak sadar?
" Saya tidak ada pilihan
pak, keluarga saya sangat miskin, mereka ingin sekali menikmati kemewahan yang
tidak pernah berani mereka bayangkan. “ Saya ingin sekali mereka merasakan itu.
" Termasuk dengan menjual tubuh ibu?
" Bapak!?
" Tolong di jaga rahasia ini
pak, kasihan saya, ini semua demi keluarga saya.
" Jadi bagaimana pak?
" Bapak!? wajah Nova merah
menahan amarah, “ saya tidak menyangka bapak meminta itu, diantara semua
pegawai? “ bapak adalah pegawai yang saya hormati.
" Apa ibu mengerti idealisme?
" Saya mengerti pak, tapi
hati saya lemah kalau melihat adik - adik dan kedua orang tua saya, baiklah kalau
permintaan bapak saya amini apa bapak mau mengubah keterangan?
" Saya siap jadi konsultan
bagi keluarga ibu, tentu lebih indah kalau ibu mendampingi, orang seperti kami
tidak gila uang dan kekuasaan tapi di depan wanita kami seperti ayam sayur.
" Sama - sama bu, semoga
berhasil.
Sebelum tubuhnya lenyap di balik
pintu, dia menoleh lagi ke arahku. Benar - benar cantik anak ini.
" Benar bapak suka saya saya?
" Benar!
" Setelah tahu betapa hinanya saya masih mau?
" Kalau anda bertobat dan mau hidup
apa adanya seperti kami, saya masih mau, tapi kalau dengan gaya hidup sekarang?
Saya tidak mampu membiayai.
Sabtu, 06 Juli 2019
1 Juli 2019(1)
Berkunjung ke Pulau Sibandang, desa di pulau yang dikelilingi oleh Danau Toba. Mertua T Aritonang berasal dari pulau ini. Sebagai mantu yang baik harus tahu asal usul mertua.
Kamis, 04 Juli 2019
shock culture
" Etek ! " Etek! kata anak kecil di rumahnya.
" Iya dek, jawabnya tuan rumah kalem.
" Hahahahahaaa....Kami yang duduk di ruang tamu tertawa lebar mendengarnya
Karena kami biasa panggil " etek " kepada ibu penjual es buah di depan SMA 1, anak kota suka geli mendengar istilah tradisional di sematkan di antara teman temannya. Sama seperti istilah " tulang " bagi orang Batak, jarang dipakai anak muda walaupun orang itu adalah Tulangnya. Mungkin anak muda merasa tidak modern kalau pakai istilah tradisional. Untung saja bapaknya tidak menikahi orang Jawa, bisa sedih dia dari mas jadi tulang hehe..
Delima namanya teman satu kelas kami, orangnya ramah, suka bergaul, tentu kami juga rajin main ke rumahnya. Dia orang Padang tapi sudah lahir di Medan. Etek biasanya panggilan untuk bibi kalau tidak salah, keponakannya suka bermanja manja sama Delima.
Tidak pernah terfikir untuk mendekati Delima karena beda suku beda agama tidak menarik untuk bicara hubungan. Masih SMA saja sudah fanatik? entahlah itu kebiasaan suku Batak, mau apalagi. Bagi kami anak Batak waktu itu lebih fokus kepada Merry marga Pasaribu dia.Tapi persaingan begitu berat sesama Batak, mengingat Merry sangat cantik dan cerdas.
Lama - lama lirikan mata Delima memberi satu arti lain, setiap kai berkumpul dan berdiri bersama dia selalu menunjukkan perbedaan sikap kepadaku tidak seperti kepada yang lain. Ah mungkin cuma aku geer saja.
" Daah..lain kali datang ya...kata Delima di depan pintu rumahnya.
" Daah..lain kali datang ya...kata Delima di depan pintu rumahnya.
Lagi - lagi tatapan penuh tanya di lemparkan kepadaku. Aku mulai berbisik kepada Dedi Iwan teman satu gank yang biasanya lebih bijak menanggapi sesuatu.
" Delima memang ramah kepada semua, bukan sama kamu saja, kamu itu aja geer amat kata Dedi.
" Perasaanku mengatakan lain Ded.
" Ya sudah kalau kamu berani datang saja sendiri ke rumahnya, " bilang saja kamu suka dia.
Seharian aku melamun memikirkan kata - kata Dedi Iwan, " datangi ke rumahnya " bola basket aku dribel saja tanpa melempar ke keranjang. Bakset ya keranjang, kita suka pakai bahasa Inggris sampai lupa artinya. Bola keranjang? jadi tidak keren ya?.
" Hei kau mai main sendiri? bawa pulang aja bolanya,' Teriak teman main basket, memecahkan lamunanku. Bola aku lempar asal ke udara, bola lari ke luat lapangan jauh sekali.
" Sudah buta warna kau? teriak yang lain.
" Lagi jauh cinta,' kata Dedi Iwan. Hahahahahaha....sama siapa? semua tertawa berderai.
" Kalau jatuh cinta? kau pulang mandi saja datangi rumahnya, ajak dia makan bakso,' teriak yang lain.
" Sudah aku bilang begitu, sambung Dedi Iwan.
Hari itu permainan basket kacau sekali tidak ada bola yang bisa aku masukkan, linglung, seperti orang kasmaran.
Hari ini pelajaran bahasa Jerman cepat berakhir, aku mendekati Delima dan mengajak pulang ke rumahnya sama - sama. Seperti biasa Delima menyambut dengan ramah, jalan bersama naik angkot yang panas bagai neraka tidak terlalu terasa karena debaran jantung yang tidak karuan. Delima pun rupanya baru sadar rupanya kalau hari ini jalan berdua saja, dia pun lebih banyak diam, tidak seperti biasa bicaranya renyah, mungkin dalam hatinya juga ada pertanyaan besar," mau apa anak ini berduaan? " biasanya rame - rame.
Sampai di teras rumah Delima aku duduk menunggu di ruang tamu yang di teras. Delima masuk ke dalam rumah dengan lenggok punggungnya yang sangat mempesona, tubuhnya seperti seorang perdana menteri wanita dari negara barat, sangat elegan.
Setelah basa basi tidak penting, aku mulai membuka mulut membuka hati di depan Delima.
" Kamu tahu untuk apa aku kesini hari ini Del?
" Aku punya tebakan, tapi biarlah kau saja yang bicara.
" Aku ingin kamu jadi pacarku Del.
Delima santai saja sepertinya dia sudah tahu apa yang akan aku ucapkan, wajahnya penuh kebingungan.
" Bagaimana Del? sambungku lagi.
" Aku juga merasakan hal yang sama Bas, tapi sudah lama aku juga bingung, hubungan apa yang akan kita bina? kita beda suku dan agama.
" Aku juga berfikir begitu Del, tapi perasaan ini tidak bisa aku bohongi, entah nanti bagaimana kelanjutannya, paling tidak jawabanmu ada.
" Ada, aku mau tapi bingung.
" Jawabanmu sudah cukup memuaskanku Del, paling tidak aku tidak bertepuk sebelah tangan.
Tidak ada manusia yang mampu membohongi isi hatinya, cinta bisa menembus batas suku agama ras dan negara. Dengan keraguan, kami pun akhirnya jalan juga. Setiap hari candaan teman - teman menghiasi hubungan kami, masa remaja memang masa paling indah kata sebuah lagu. Liburan sekolah Delima aku ajak jalan ke kampung, rambut lurus panjangnya dibiarkan tegerai, kaos putih dibalut jaket coklat semakin membuat Delima mempesona, lebih dewasa dibanding pakaian putih abu - abu seragam SMA, penampilannya seperti artis ibukota yang pulang kampung.
Sesekali aku melirik wajahnya yang sangat meneduhkan hati, karya tuhan yang paling indah, bathinku. Kalau Ken Arok masih hidup aku akan di tusuk oleh keris Mpu Gandringnya, sadar kalau bukan hanya Ken Dedes wanita yang membuat pria lupa diri. Untung kami hidup beda zaman.
" Boru aha ho inang? ( marga apa kau bu ) tanya mamak, sambil menggeser tembakau sirih di mulutnya.
Delima diam tidak mengerti apa arti pertanyaan mamak, tapi diamnya tidak mengurangi ramah senyumnya untuk orang tua.
" Dia orang Padang mak, sahutku.
" Ohhhh..kata mamak pergi ke belakang tanpa ekspresi.
Ada kebiasaan lama orang Batak yang suka bingung kalau melihat orang tidak bermarga. Itu artinya tidak faham adat Batak, karena tidak dari " anak raja " semua marga dalam suku Batak dipanggil " raja". Berarti semua yang bermarga adalah anak raja, begitulah kira - kira. Padahal di zaman itu maupun dia zaman sekarang, masalah itu tidak berpengaruh apa - apa dalam berumah tangga. Itu semua kembali ke niat kedua belah fihak yang mau membangun rumah tangga. Tapi sikap tidak menghargai oleh orang di sekitar kita? berpengaruh nantinya kalau rumah tangga ada masalah, tidak ada tempat mengadu apalagi mau curhat. Sebenarnya satu suku satu agamapun banyak yang sudah di tentang dari awal hubungan, ini akan memperburuk keadaan apabila pasangan ini ada masalah di kemudian hari.
" Apa artinya semua adat itu kalau hatiku merana????...mungkin kalian tidak menghargai Delima tapi bagiku Delima sangat berarti,' jerit bathinku.
Delima tetap berusaha tegar seolah tidak melihat reaksi mamak, tapi aku melihat rasa jengkel di matanya. Sebagai orang yang aku sayangi, aku melihat setiap gerak gerik tubuhnya. Delima mencoba mengambil hati mamak dengan berbasa basi di dapur bersama mamak. Mamak tetap dingin. Andaikta mamak open pun pasti Delima kikuk berhadapan dengan calon mertua. Apalagi di cuekin begitu? anak gaul dengan pergaulan yang luas sungguh sangat menekan ego Delima. Sekedar gambaran, abang - abangnya adalah tokoh pemuda kalau tidak mau disebut preman di lingkungannya, rumah mereka tidak pernah sepi karena teman - teman abangnya juga banyak sekali. Hal itu juga mungkin membuat Delima tidak canggung bergaul dengan siapa saja. Tidak mungkin cowok berani kurang ajar kalau tahu siapa abang abangnya.
" Kita pulang besok ya Bas, kata Delima menahan kesal. Kalau istilah kerennya" kita ikut penerbangan pertama!" tapi ini angkot pertama.
" Baik Del.
Kalau saya tolak? saya yakin Delima akan meledak amarahnya, karena sudah dua hari dia menahan diri, untuk tidak mengeluarkan egonya. Benar saja, di atas angkot menuju kota Medan, meledaklah amarah Delima.
" Aku ini manusia biasa sama seperti manusia lain, aku menghargai ibu kamu, aku layak juga dihormati sebagai manusia!
" Aku faham Del, aku minta maaf.
" Kamu tidak salah Bas, tidak perlu minta maaf sama aku.
" Sudah kita duga begini sejak awal Del, pasti akan ada pro kotra, entah kenapa orang tua begitu sibuk dengan pilihan anak? yang mau menjalani kan kita?
Perpisahan SMA berlangsung ramai, " DELIMA" di coretkan di baju putihku oleh Delima. Aku sangat senang dengan coretan dia di bajuku. Sejak dari kampung hubungan kami mulai dingin. Aku pamit ke Jawa mau kuliah, Delima dingin saja, sambil meminta kirimkan alamat di Jawa supaya bisa kirim surat, ini tahun 90an, kepala sekolah SMA saja belum punya handphone, apalagi kami anak SMA.
Sibuk kuliah dan main basket membuat aku lupa akan hubungan dengan Delima yang dingin dan sulit di sambung secara adat dan pakai surat suratan. Beberapa kali berhubungan dengan gadis Jawa dan Sunda tapi hanya sebatas suka saja, tidak ada niat lagi mendekati beda suka dan agama. Karena hanya akan membuat luka yang lama teringat lagi. Entah kena pula jalan hidupku begini? bukannya di kampus tidak ada cewek Batak yang seagama, atau orang Jawa yang seagama, kok malah tidak pernah bisa " macth"?. Selesai kuliah, aku coba melamar masuk pegawai negeri di Medan dan masuk. Era baru hidupku dimulai, sebagai pegawai negeri, pelayan rakyat, hubungan asmara semakin kompleks karena ego sebagai pegawai negeri mulai mewarnai pribadiku. Memilih jodoh menjadi lebih pragmatis, kata senior," cari yang bisa menunjang karier, Tapi jodoh bukan kekuatan kita, benar saja, banyak wanita yang cocok dimata mamak, dimataku bahkan, tapi tidak bisa dijadikan istri, ada yang kalah cepat mengajukan lamaran, ada yang terpikat sama orang yang lebih tinggi jabatannya.
Ada pula wanita muda yang hoby sekali membahas " uang masuk " dari kantor pemerintah, obrolan yang membuatku mual ingin muntah di mukanya hahaha...dia suka pegawai negeri karena identik banyak uang haram. Masih gadis sudah mata duitan. Ah....lamunku di jalanan panas kota Medan, Delima sudah dekat denganku di saat aku hanya anak SMA sepertinya itulah cinta murni, tidak melihat isi kantongku, tidak ngambek walau cuma kelapa muda bagi dua. Sudah jam 3 sore belum makan siang, dia bilang tidak lapar, walau wajahnya sudah lemas. Kami pura - pura mampir ke rumah saudara, di tawari makan, aku langsung makan, tapi Delima malu - malu, begitu saudaraku itu tidak ada? aku suapin nasi ke mulutnya, dia terima, iyalah, memang dia lapar kok.
Beberapa kali aku coba ke alamat Delima tapi kata tetangganya dia sudah pindah ke Jawa. Ada yang bilang dia sudah menikah. Lututku rasa seperti main basket 4 kuarter berturut turut, lemas.
Dalam kegalauan anak muda aku ikut teman - teman dugem. Akhirnya berkenalan dengan seorang wanita di gemerlap lampu diskotik.
Senyumnya begitu renyah, bicaranya sangat menarik, apakah karena aku begitu suka atau cinta buta?
" Tidak perduli!, yang penting aku sangat senang dekat dengan dia, apalagi kalau sampai dia mau jadi pacarku. Santi namanya dia bekerja di sebuah perusahaan asuransi berasal dari keluarga berada, banyak pria yang menaruh hati padanya. Yang paling menyenangkan hatiku seyumnya mirip Delima. Aku juga punya kans untuk menang, karena tampang lumayan, bekerja sebagai pns di provinsi.
Dialah yang di sebut “ jinak – jinak merpati “ oleh para pujangga, dia open kepada semua orang yang mengajak bicara, baik yang tua atau yang muda, tidak cukup satu halaman folio untuk menggambarkan betapa menariknya dia. Setiap pria yang datang ke rumahnya? Di layani dengan ramah, tidak ada yang merasa diabaikan. Persis sifat Delima dulu. Begitu juga aku yang akhirnya nekad mengutarakan rasa suka, yang aku yakin sudah dicoba oleh pria lain, tapi aku akan mati penasaran kalau tidak mencoba. Santi diam tanpa kehilangan pesonannya. " Boleh saya menimbang? Pintanya dengan kalem, " Boleh!?, pranggg!!!.. Teriak saya degan gerakan seluruh tubuh saya, ujung tangan saya yang dari tadi di wajah meja, tersentak ke atas dan membalikkan meja kaca dan seluruh gelas diatasnya. Bayangkan muka saya malunya. " Ada apa San? Teriak Ibunya dari ruang tv, " Aduh muka saya taruh dimana?
Hari ini pelajaran bahasa Jerman cepat berakhir, aku mendekati Delima dan mengajak pulang ke rumahnya sama - sama. Seperti biasa Delima menyambut dengan ramah, jalan bersama naik angkot yang panas bagai neraka tidak terlalu terasa karena debaran jantung yang tidak karuan. Delima pun rupanya baru sadar rupanya kalau hari ini jalan berdua saja, dia pun lebih banyak diam, tidak seperti biasa bicaranya renyah, mungkin dalam hatinya juga ada pertanyaan besar," mau apa anak ini berduaan? " biasanya rame - rame.
Sampai di teras rumah Delima aku duduk menunggu di ruang tamu yang di teras. Delima masuk ke dalam rumah dengan lenggok punggungnya yang sangat mempesona, tubuhnya seperti seorang perdana menteri wanita dari negara barat, sangat elegan.
Setelah basa basi tidak penting, aku mulai membuka mulut membuka hati di depan Delima.
" Kamu tahu untuk apa aku kesini hari ini Del?
" Aku punya tebakan, tapi biarlah kau saja yang bicara.
" Aku ingin kamu jadi pacarku Del.
Delima santai saja sepertinya dia sudah tahu apa yang akan aku ucapkan, wajahnya penuh kebingungan.
" Bagaimana Del? sambungku lagi.
" Aku juga merasakan hal yang sama Bas, tapi sudah lama aku juga bingung, hubungan apa yang akan kita bina? kita beda suku dan agama.
" Aku juga berfikir begitu Del, tapi perasaan ini tidak bisa aku bohongi, entah nanti bagaimana kelanjutannya, paling tidak jawabanmu ada.
" Ada, aku mau tapi bingung.
" Jawabanmu sudah cukup memuaskanku Del, paling tidak aku tidak bertepuk sebelah tangan.
Tidak ada manusia yang mampu membohongi isi hatinya, cinta bisa menembus batas suku agama ras dan negara. Dengan keraguan, kami pun akhirnya jalan juga. Setiap hari candaan teman - teman menghiasi hubungan kami, masa remaja memang masa paling indah kata sebuah lagu. Liburan sekolah Delima aku ajak jalan ke kampung, rambut lurus panjangnya dibiarkan tegerai, kaos putih dibalut jaket coklat semakin membuat Delima mempesona, lebih dewasa dibanding pakaian putih abu - abu seragam SMA, penampilannya seperti artis ibukota yang pulang kampung.
Sesekali aku melirik wajahnya yang sangat meneduhkan hati, karya tuhan yang paling indah, bathinku. Kalau Ken Arok masih hidup aku akan di tusuk oleh keris Mpu Gandringnya, sadar kalau bukan hanya Ken Dedes wanita yang membuat pria lupa diri. Untung kami hidup beda zaman.
" Boru aha ho inang? ( marga apa kau bu ) tanya mamak, sambil menggeser tembakau sirih di mulutnya.
Delima diam tidak mengerti apa arti pertanyaan mamak, tapi diamnya tidak mengurangi ramah senyumnya untuk orang tua.
" Dia orang Padang mak, sahutku.
" Ohhhh..kata mamak pergi ke belakang tanpa ekspresi.
Ada kebiasaan lama orang Batak yang suka bingung kalau melihat orang tidak bermarga. Itu artinya tidak faham adat Batak, karena tidak dari " anak raja " semua marga dalam suku Batak dipanggil " raja". Berarti semua yang bermarga adalah anak raja, begitulah kira - kira. Padahal di zaman itu maupun dia zaman sekarang, masalah itu tidak berpengaruh apa - apa dalam berumah tangga. Itu semua kembali ke niat kedua belah fihak yang mau membangun rumah tangga. Tapi sikap tidak menghargai oleh orang di sekitar kita? berpengaruh nantinya kalau rumah tangga ada masalah, tidak ada tempat mengadu apalagi mau curhat. Sebenarnya satu suku satu agamapun banyak yang sudah di tentang dari awal hubungan, ini akan memperburuk keadaan apabila pasangan ini ada masalah di kemudian hari.
" Apa artinya semua adat itu kalau hatiku merana????...mungkin kalian tidak menghargai Delima tapi bagiku Delima sangat berarti,' jerit bathinku.
Delima tetap berusaha tegar seolah tidak melihat reaksi mamak, tapi aku melihat rasa jengkel di matanya. Sebagai orang yang aku sayangi, aku melihat setiap gerak gerik tubuhnya. Delima mencoba mengambil hati mamak dengan berbasa basi di dapur bersama mamak. Mamak tetap dingin. Andaikta mamak open pun pasti Delima kikuk berhadapan dengan calon mertua. Apalagi di cuekin begitu? anak gaul dengan pergaulan yang luas sungguh sangat menekan ego Delima. Sekedar gambaran, abang - abangnya adalah tokoh pemuda kalau tidak mau disebut preman di lingkungannya, rumah mereka tidak pernah sepi karena teman - teman abangnya juga banyak sekali. Hal itu juga mungkin membuat Delima tidak canggung bergaul dengan siapa saja. Tidak mungkin cowok berani kurang ajar kalau tahu siapa abang abangnya.
" Kita pulang besok ya Bas, kata Delima menahan kesal. Kalau istilah kerennya" kita ikut penerbangan pertama!" tapi ini angkot pertama.
" Baik Del.
Kalau saya tolak? saya yakin Delima akan meledak amarahnya, karena sudah dua hari dia menahan diri, untuk tidak mengeluarkan egonya. Benar saja, di atas angkot menuju kota Medan, meledaklah amarah Delima.
" Aku ini manusia biasa sama seperti manusia lain, aku menghargai ibu kamu, aku layak juga dihormati sebagai manusia!
" Aku faham Del, aku minta maaf.
" Kamu tidak salah Bas, tidak perlu minta maaf sama aku.
" Sudah kita duga begini sejak awal Del, pasti akan ada pro kotra, entah kenapa orang tua begitu sibuk dengan pilihan anak? yang mau menjalani kan kita?
Perpisahan SMA berlangsung ramai, " DELIMA" di coretkan di baju putihku oleh Delima. Aku sangat senang dengan coretan dia di bajuku. Sejak dari kampung hubungan kami mulai dingin. Aku pamit ke Jawa mau kuliah, Delima dingin saja, sambil meminta kirimkan alamat di Jawa supaya bisa kirim surat, ini tahun 90an, kepala sekolah SMA saja belum punya handphone, apalagi kami anak SMA.
Sibuk kuliah dan main basket membuat aku lupa akan hubungan dengan Delima yang dingin dan sulit di sambung secara adat dan pakai surat suratan. Beberapa kali berhubungan dengan gadis Jawa dan Sunda tapi hanya sebatas suka saja, tidak ada niat lagi mendekati beda suka dan agama. Karena hanya akan membuat luka yang lama teringat lagi. Entah kena pula jalan hidupku begini? bukannya di kampus tidak ada cewek Batak yang seagama, atau orang Jawa yang seagama, kok malah tidak pernah bisa " macth"?. Selesai kuliah, aku coba melamar masuk pegawai negeri di Medan dan masuk. Era baru hidupku dimulai, sebagai pegawai negeri, pelayan rakyat, hubungan asmara semakin kompleks karena ego sebagai pegawai negeri mulai mewarnai pribadiku. Memilih jodoh menjadi lebih pragmatis, kata senior," cari yang bisa menunjang karier, Tapi jodoh bukan kekuatan kita, benar saja, banyak wanita yang cocok dimata mamak, dimataku bahkan, tapi tidak bisa dijadikan istri, ada yang kalah cepat mengajukan lamaran, ada yang terpikat sama orang yang lebih tinggi jabatannya.
Ada pula wanita muda yang hoby sekali membahas " uang masuk " dari kantor pemerintah, obrolan yang membuatku mual ingin muntah di mukanya hahaha...dia suka pegawai negeri karena identik banyak uang haram. Masih gadis sudah mata duitan. Ah....lamunku di jalanan panas kota Medan, Delima sudah dekat denganku di saat aku hanya anak SMA sepertinya itulah cinta murni, tidak melihat isi kantongku, tidak ngambek walau cuma kelapa muda bagi dua. Sudah jam 3 sore belum makan siang, dia bilang tidak lapar, walau wajahnya sudah lemas. Kami pura - pura mampir ke rumah saudara, di tawari makan, aku langsung makan, tapi Delima malu - malu, begitu saudaraku itu tidak ada? aku suapin nasi ke mulutnya, dia terima, iyalah, memang dia lapar kok.
Beberapa kali aku coba ke alamat Delima tapi kata tetangganya dia sudah pindah ke Jawa. Ada yang bilang dia sudah menikah. Lututku rasa seperti main basket 4 kuarter berturut turut, lemas.
Dalam kegalauan anak muda aku ikut teman - teman dugem. Akhirnya berkenalan dengan seorang wanita di gemerlap lampu diskotik.
Senyumnya begitu renyah, bicaranya sangat menarik, apakah karena aku begitu suka atau cinta buta?
" Tidak perduli!, yang penting aku sangat senang dekat dengan dia, apalagi kalau sampai dia mau jadi pacarku. Santi namanya dia bekerja di sebuah perusahaan asuransi berasal dari keluarga berada, banyak pria yang menaruh hati padanya. Yang paling menyenangkan hatiku seyumnya mirip Delima. Aku juga punya kans untuk menang, karena tampang lumayan, bekerja sebagai pns di provinsi.
Dialah yang di sebut “ jinak – jinak merpati “ oleh para pujangga, dia open kepada semua orang yang mengajak bicara, baik yang tua atau yang muda, tidak cukup satu halaman folio untuk menggambarkan betapa menariknya dia. Setiap pria yang datang ke rumahnya? Di layani dengan ramah, tidak ada yang merasa diabaikan. Persis sifat Delima dulu. Begitu juga aku yang akhirnya nekad mengutarakan rasa suka, yang aku yakin sudah dicoba oleh pria lain, tapi aku akan mati penasaran kalau tidak mencoba. Santi diam tanpa kehilangan pesonannya. " Boleh saya menimbang? Pintanya dengan kalem, " Boleh!?, pranggg!!!.. Teriak saya degan gerakan seluruh tubuh saya, ujung tangan saya yang dari tadi di wajah meja, tersentak ke atas dan membalikkan meja kaca dan seluruh gelas diatasnya. Bayangkan muka saya malunya. " Ada apa San? Teriak Ibunya dari ruang tv, " Aduh muka saya taruh dimana?
" Tidak apa – apa ma, Cuma si
Jacky aja lompat.
" Jacky?
" Kucing saya Bas, kata Santi
dengan santainya. ( aku dianalogikan sebagai kucing? Tapi tidak apa – apa,
daripada saya di adukan ke bapaknya sebagai pembuat onar? Bisa berabe, bapaknya
tokoh politik, bisa dengan mudah panggil polisi atau preman.
Petimbangan dari Santi lebih baik
daripada ditolak mentah – mentah, itu artinya saya masih bisa datang lagi ke
rumahnya. Tidak bisa dibayangkan kalau Santi menolak halus atau menolak kasar,
saya tidak bisa lagi melihat dia. Dunia
ini akan runtuh rasanya, walau sarjana hukum berkata,’ walau langit runtuh,
hukum harus tegak, kalau hatiku runtuh? Dunia juga akan runtuh, karena hatiku
adalah penyangga langitku. Si Joni, si Tohap, si Gungun, selalu saja membuat
resah karena sering ke rumah Santi dengan segala pesona mereka.
" Bagaimana San? Tanyaku dua
bulan kemudian.
" Aku belum siap terikat Bas.
" Kenapa?
" Aku masih ingin bebas, tidak
mau diatur atur pacar, tidak mau dicemburui, masa muda kan singkat Bas, masak
langsung diikat.
" Tidak apa – apa San, aku tidak
akan mengekang kamu ( apa aja deh syaratnya yang penting kamu mau menerima ku).
" Yang benar Bas?
" Benar San, tegasku.
" Ya sudah kalau begitu,’ Santi.
" Oke, sambil mengulurkan tangan
kanan, salaman, Santi malah menyambut dengan ciuman di tangan kananku.
Janji tinggal janji seperti
politikus yang berjanji, aku tetap tidak kuat kalau tidak melihat Santi barang
sehari, di telpon tidak diangkat? Aku maklum saja. Paling aku cari – cari dia
dimana? Dengan ilmu intel yang aku pelajari di komik waktu kecil dulu. Habis
sudah waktu, dam biaya hanya untuk mengintai Santi dimana? Sama siapa? Santi
bisa ditemukan lagi ngobrol dengan cowok – cowok dengan akrabnya, aku tidak
bisa protes sesuai dengan janji nikah eh janji pacaran. Santi orang berada,
kaya, pernah di luar negeri membuat aku seolah dijajah oleh budaya dan
kecantikannya. Tapi penjajah juga bukan berkuasa sendiri kalau tidak ada tokoh
lokal yang membantu, dalam hal ini aku sendiri yang memberikan jiwa ragaku
untuk dijajah oleh Santi.
Artikel " kumpul kebo " produk
budaya asing membuatku mual, apakah Santi menganut budaya itu? Dia kan pernah
diluar negeri? Sebaiknya saya coba saja mengajak dia tidur, siapa tahu benar
dia penganut budaya itu. Pada satu kesempatan saya ajak dia tidur bersama, dia
mau, aku jijik, tapi keenakan, aku mau putusin tapi aku makin tergila gila
dengan permainan ranjang dia. Kalau aku mau tidur dengan wanita lain kamu
marah? Tanyaku kepada Santi, mmmm..untuk apa? Apa itu berguna? Jawab Santi
santai.
" Kalau begitu kamu juga mau tidur dengan pria lain? Tanyaku sambil
gemetaran lutut dan maaf pantatku,
" Kalau cocok kenapa tidak? Jawab Santi
santai. “ aku mau pingsan rasanya, untuk sedang tiduran di kasur, kalau tidak?
Aku sudah pingsan.
" Kamu nikmati saja Bas, teriak
Bondan sahabatku yang paling setia mendengar curhatku.
" Tapi aku ada rasa cinta Bon?
" Waduh bingunglah kalau begitu,
ada niat menikahinya?
" Iya Bon.
" Waduh, sulitlah kalau pakai budaya
kita, mereka tidak merasa penting ikatan pernikahan, karena mereka lebih fokus
pada komitmen bersama atau bebas. Kalau kamu sanggup hidup model itu? lanjutkan saja.
Santi aku ajak ke kampung bertemu mamak, dengan jantung tidak karuan sekali ini aku tidak akan perduli apa kata mamak. Aku sudah capek hidup sendiri. Mamak tidak lagi tanya marga, mungkin sudah kapok dengan Delima tempo hari. Mungkin karena semakin tua? mamak juga tidak lagi banyak komentar akan siapa calon mantunya?malah sekali ini lebih wellcome sama Santi. Tapi yang jadi masalah kelakuan Santi yang santai saja minum tuak di kedai tuak bersama bapak - bapak, bernyanyi dan bercerita. Sekali ini mamak yang menahan perasaan. Tidak lama mamak juga tidak mampu menahan amarah hatinya.
" Belum ada wanita di kampung ini minum tuak di kedai tuak!
" Iya mak, kita pulangkan saja ya mak, paling saya lajang seumur hidup.
" Bukan begitu maksudku nak, banyak wanita Batak di kampung ini di kota Medan, jangan terlalu berat bicara cinta, kami juga tidak tahu cinta sama bapakmu, bisa juga langgeng sampai tua. Kalian bisa besar.
Jangankan mamak, aku juga bingung manusia model Santi, jangan coba - coba melarangnya minum tuak. Kebayang argumennya yang tidak bisa dibantah.
" Kalau minum tuak dilarang? kenapa orang tua di kedai tuak tidak di tangkap polisi? kalau bernyanyi dilarang? kenapa tidak semua penyanyi di tangkap polisi? etika? apa kami melakukan hubungan sex di depan umum? adat? emang aku orang Batak harus ikut adat Batak? kenapa bapak - bapak di kedai tuak tidak melarang aku? apa mereka tidak tahu adat? kabarnya dia juga masih keluarga mamak kamu. Itulah bakal jawabannya. Sedangkan dia berhubungan sex dengan orang lain saja tidak bisa aku larang, apalagi sekedar minum tuak?
" Apa aku bunuh diri aja ya? bathinku.
Orang Padang beradat Indonesia tidak bisa, orang beradat Barat tidak bisa. Mungkin inilah suasana bathin pencipta lagu " Idia Rokkapi " lengkingan nada tinggi yang menanyakan kepada tuhannya, dimana jodohku? Bagaimana bentuk hubungannya nanti kalau dengan Santi? tapi gejolak hati ini tidak bisa jauh dari Santi?
Di ruang akte lahir anak, mataku melihat sosok yang selama ini aku cari.
" Delima?
" Abas?
" Lagi apa? tinggal dimana? suamimu mana? dst dst...pertanyaanku bagai senapan otomatis yang menyalak.
" Panjang ceritanya Bas, nanti habis ini kita bisa ngobrol di kantin Pemda ya.
" Iya boleh, kataku bersemangat.
" Aku lagi ngurus cerai Bas, suamiku menikah lagi, aku tidak tahan di madu. Problem rumah tangga Delima, seakan angin surga bagiku. Perasaan manusia memang unik.
" Apa recananmu?
" Jadi jandalah, apa kamu mau menerima janda?
" Empat kali janda akan aku terima dirimu Del. Sepuluh tahun sudah berlalu, hatiku belum berubah kepadamu Del, ( padahal aku sudah coba banyak wanita, dasar aja tidak ada yang cocok, manusia munafik).
" Bagaimana, dengan syarat orang tuamu?
" Perduli amat, aku sudah dewasa, aku yang berhak putuskan hidupku, kamu yang pindah atau aku yang pindah tidak masalah.
" Bas, aku kangen kamu, kita jalan yuk.
" Ayo sayang.
Pacaran sama janda sangat asyik karena akan berakhir di ranjang, sex dengan rindu dan cinta luar biasa rasanya. Tidak menunggu lama persiapan untuk menikahi Delima kami mulai dengan penuh semangat. Dia sela kesibukan persiapan pesta pernikahan kami, Santi datang dan menjelaskan niatnya mengikat diri.
" Aku mau komitmen Bas.
" Aku sudah mau menikah dengan Delima San.
" Oh, sayang sekali Bas, aku tidak bisa berkata apa - apa lagi, ini resiko dari sikapku selama ini.
" Maaf ya San.
" Tidak apa - apa Bas, tapi aku tidak perduli dengan statusmu sekali kamu masih mau berhubungan denganku.
" Tidak bisa San, ini komitmen kami.
" Tolong dong Bas, jangan kaku begitu, masak kamu lupakan begitu saja hubungan kita? tidak mungkin Bas, tenang saja, aku tidak akan ceroboh dengan hubungan gelap ini.
Langkah kaki manusia memang unik, kenapa pula pas lagi ngobrol dengan Santi, Delima tiba - tiba bergabung?
" Siapa Bas?
" Teman.
" Bilang mantan pacar aja kenapa? oh ya selamat ya kak ata pernikahan kalian.' Santi.
" Ohya, terimakasih,' Delima.
Kedua wanita ini memang sama - sama orang pengamalan bergaul yang baik, tidak mau menunjukkan sifat cemburu kekanak kanakan.
" Ohya, pesanan tadi sudah saya ambil ya Bas, aku duluan pergi, ayo San mampir ke rumah,' Delima.
" Eit, tunggu dulu, silakan kalian jalan berdua saja, saya juga sudah mau pergi kok,' Santi.
Akhirnya saya pulang ke rumah bersama Delima.
" Maaf Del, aku tidak terus terang, aku tidak mau kau sakit untuk kedua kalinya.
" Tidak apa - apa Bas, aku sudah pasrah hidup menjanda kok, kalua bukan kau belum tentu saya menerima laki - laki lagi. Selagi kau masih mengatakan cinta kepadaku? aku tidak bias berbuat apa - apa, ini juga kesalahan terbesarku, tidak menunggu kau pulang dari Jawa.
" Aku janji tidak akan menerima Santi lagi, tadi juga kebetulan ketemu di jalan, tidak enak dong langsung cuek, secara kami belu jelas akhirnya, karena aku lupa segalanya sejak bertemu kau. Aku tidak mau momen berharga ini hilang Del.
Pesta penikahan berjalan lancer, orang tua sudah tidak perduli lagi syarat - syarat kami yang penting anaknya bias menikah dan punya anak. Janji tinggal janji Santi tetap membayangi hubungan kami, dia sangat pandai mencari peluang untuk mendekati aku. Sebagai pria biasa yang mendapat janda, tidak salah juga rasanya mendapat pelukan wanita lain. Sudah syukur aku mau menikahi janda, bathinku membenarkan prilaku salah ini.
Langganan:
Postingan (Atom)