Senin, 01 Juli 2019

merantau

Kenapa abang begitu keras dengan prinsip?
Tidakkah abang ingin seperti orang - orang? kaya dan di hormati?

Aku sudah banyak makan asam garam hidup ma, tidak ada bedanya kaya dan miskin harta bagiku, yang aku pegang dalam hidupku hanya jujur dan tidak menyakiti orang lain. Dengan itulah aku bisa hidup seperti sekarang. Dengan kejujuran, kerja keras, aku bisa di terima di kota ini. Mereka yang mengenalku juga masih tetap memegang teguh prinsip itu sampai sekarang. Kalau saya harus berfihak kepada orang jahat? mereka akan sangat kecewa.

Orang di kampung pada menghina keluarga kami, saya sedih dan malu, saya mau ke kota saja siapa tahu bisa kaya seperti orang - orang kota yang tempo hari main ke kampung. Bapakku tukang mabok dan judi, ibu hanya buruh cuci di rumah orang kaya. Kami tiga bersaudara, saya anak paling tua. Jalan ke kota menumpang mobil muatan sayur. Sampai di kota lapar, panas, tidak ada kenal orang. Saya baru berumur10 tahun waktu itu. Saya duduk di emperan toko sampai gelap. Ibu cantik pemilik toko iba melihat saya dan memberi sepotong roti. Besok paginya saya masih meringkuk kedinginan di depan toko. 

" Kok belum pergi juga? orang tua kamu mana? Ibu cantik pemilik toko melihatku pagi itu.
" Di sana, jawabku.

" Sana mana? kamu harus pulang.
" Sana, aku hanya tahu arah ke kampung, nama kampung saja saya tidak tahu.

" Ini makan, Ibu cantik itu kasih makan lagi.
" Terimakasih bu,

Ibu cantik membuka tokonya, minta aku sapu halaman tokonya. Sudah dapat roti dan nasi, membuat saya berhutang budi kepada Ibu cantik pemilik toko. Menyapu halaman toko hanyalah pekerjaan kecil, tapi itu awal mula aku bekerja di kota. Lama - lama tugas saya semakin banyak, membersihkan piring di dapur, mengantarkan pesanan pelanggan.

Suatu hari tetangga di kampung melihat saya di kota dan melaporkan kepada Ibu saya. Akhirnya Ibu datang ke kota dan mengajak aku pulang. Tapi aku tidak mau karena jadi pembantu Ibu cantik lebih enak daripada hidup di kampung. Ibu saya akhirnya maklum dan menitipkan saya ke Ibu cantik pemilik toko kain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar