Analogi dari guru CakNun dua rumah tangga yang satu ribut yang satu adem, pas di cek rumah tangga yang satu ada selingkuh makanya sering ribut, rumah tangga yang satu lagi adem tentrem rupanya dua duanya selingkuh jadi saling diam. Kalau di rumah tangga biasa tidak logis cerita ini. Ini untuk perseteruan eksekutif vs legislatif, kalau ribut? pertanda proses check and balance berjalan, kalau dua - duanya diam? berarti akur atau sama - sama kebagian.
Pengacara gratisan latah, suka membela sesuatu yang tidak difahaminya, tidak dapat untung, malah rugi udah tidak dibayar oleh klien yang tidak minta dibela rugi pula oleh kebijakan klien, pengacara gratis latah. Beda dengan LBH ya karena unsur keadilan yang lebih kental daripada kebodohan karena dilakukan oleh orangh yang faham hukum. Beda kasus pertama dia cuma dengar sepenggal - sepenggal saja di bagian enaknya saja dan lupa bagian kacaunya. Ketika seorang penguasa maling kasih uang jajajn dia mati - matian membela si penguasa sebagai orang baik padahal bermiliaran uang hak orang lain dia maling.
Seorang penelpon menelepon stasiun tv nanya, Kapolri itu pakai uang negara gak ? Pakai uang rakyat gak ? Kok yang pilih cuma DPR dan Presiden ? Telpon masuk akal ketika rame - rame fit and profer alias uji kelayakan Kapolri, btw Kapolri baru cukup menjanjikan semoga harapan penelpon terpenuhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar