" Sudah mama istirahat saja dulu biar papa yang jaga anak kita, istirahat di rumah lebih baik, kelamaan di rumah sakit, mama bisa sakit.
" Baik pa.
Joni sedang menjaga anak pertama yang seminggu di rumah sakit, menjaga anak bergantian dengan Santi istrinya tercinta. Joni mulai memeriksa semua peralatan rumah seperti selimut dan bantal yang sudah pindah ke rumah sakit. Tidak lupa melihat tubuh anaknya yang belum juga menunjukkan tanda - tanda pulih dari sakit. Perasaan yang paling berat bagi seorang orang tua melihat anak sakit, kalau saja boleh meminta " biarlah aku saja yang sakit jangan anakku merasakan sakit.
" Pa, adek pengin beli mainan pesawat terbang, beliin sih pa.
" Adek tunggu di sini sendiri? biar papa pergi beli peswatnya.
" Iya pa, tapi jangan lama ya pa, adek takut sendiri.
" Iya dek, papa cepat kok.
Jangan pesawat nak, di suruh bajak pesawat akan papa lakukan kalau adek bisa sembuh,' bathin Joni. Menstarter sepeda motornya dengan sigap mengebut ke arah mall terdekat dengan rumah sakit. Di tengah mall Joni di kejutkan pemandangan yang sangat memilukan hati. Santi berjalan mesra dengan seorang pria.
" Mama! teriak Joni mengisi seluruh ruangan mall.
Santi kaget bukan main melihat suaminya sudah di depan mata. Melihat kegugupan Santi, Joni sudah yakin ada yang tidak beres. Pukulan keras penuh emosi mendarat di wajah Santi, pria temannya berlari menjauh. Mengingat pesanan anaknya Joni masih berusaha fokus pada tujuan; membeli pesawat mainan. Dengan urainan air mata, Joni memberikan peswat mainan untuk anaknya.
" Kok papa nangis? tanya anaknya.
" Gak apa - apa nak, malah semakin deras tangis Joni.
Anaknya ikut menangis melihat papa yang begitu tegar mengangis. Joni memeluk anaknya " cepat sembuh ya nak.
" Iya pa, semoga adek cepat sembuh biar papa tidak sedih lagi.
Sejak kejadian itu Joni, semua usaha Joni kacau berantakan. Betapa perlu nya seseorang yang di cintai untuk mendukung bisnis dan keluarga. Joni bangkrut. Joni pergi ke sebuah desa pelosok bekerja jadi tukang cari rumput untuk sebuah peternakan sapi, bersama salah satu anak. Menyambung hidup dengan singkong, tidur di gubuk yang di pinjamkan pemilik peternakan. Dalam sepuluh tahun Joni memilik perternakan sendiri.
Santi mencari Joni di desa yang asri itu.
" Untuk apa kamu datang?
" Saya mau minta maaf pa.
" Tidak ada maaf bagimu, kalau kamu perlu uang untuk anak? nih..melemparkan uang ke depan Santi.
" Saya minta maaf pa.
" Tidak ada maaf, dulu saya melarat di sini, kamu tidak cari, andai kamu hadir saat saya terpuruk? mungkin ada maaf, tapi aku sudah mampu melewati semua itu, melupakan kamu. " Sekarang kamu datang sesudah saya mapan dan melupakan kamu?
" Aku minta maaf pa, biar aku jadi pembantu kamu, yang penting aku bisa dekat sama kamu dan anak kita.
" Iya pa, biar mama disini saja bersama kita, pinta anaknya.
" Ttapii....kesal Joni.
" Ya sudahlah, kalau anak yang meminta kamu di sini aku terima, itu ada gudang buat kamu tidur.
" Terimakasih pa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar