"Bos baru orangnya arogan anak - anak sengaja bicara di dekat tempat dudukku yang lagi menikmati kopi pagi. Biasalah, bos model apa saja pasti ada pro kontra. Bos korup di sukai kelompok yang kebagian hasil korup, yang tidak kebagiamln hasil korup, bilang bos tidak benar. Bos yang serius kerja tapi tidak korup di komentari oleh kelompok hoby korup. Kelompok idealis suka sama bos.
Aku harus mendengar dengan cermat apa yang di bahas anak - anak. Apakah objektif atau tidak. Aku tahu maksud mereka mau memprovokasi aku yang suka protes ke atas. Kalau di serang balik oleh bos? yang punya pendapat tadi cepat beralih posisi atau malah mendukung bos. Gila kan?. Aku harus hati - hati menilai pendapat anak - anak.
Di samping aku juga punya penilaian sendiri. Beberapa hari ini aku terlambat terus karena istri sakit jadi belum bisa melihat arahan bos di pagi hari. Belum lagi ruang kerja kami berjauhan posisinya, yang aku tahu sifat bos baru hanya dari kata - kata anak - anak. Mau tidak mau harus di cermati dan sudah menjadi sifatku yang suka bicara idealisme.
Sebagaimanapun sifat bos jarang ada protes besar yang berdampak bagi posisi bos. Jarang bukan berarti tidak pernah terjadi, bos yang di demo bahkan di tembaki oleh anak buahnya. Sebagai orang yang suka memperhatikan politik dan gerakan politik? aku tertarik melihat psikologi massa malah terjerumus dalam diskusi diskusi gerakan. Sadar tidak sadar aku jadi semacam tokoh pergerakan karena sering di ajak diskusi gerakan massa.
" Benar - benar fasis!,' teriak bang Rudi pagi itu di kantin.
Aku mulai terusik karena yang berbicara adalah Bang Rudi, orang yang aku anggap baik dan objektif. Bos baru korup seperti yang lain, itu sudah biasa, kuping kami tidak heran lagi kalau masalah korup, karena hampir semua bosa begitu. Ini sikap arogan yang mengundang kemarahan, dia suka menampar anak buah hanya karena potongan rambut tidak sama dengan bos, anak - anak suka mengantarkan air mineral ukuran besar untuk dipakai mandi oleh istrinya, dia mau minum air kepala muda yang di pegang oleh ajudan laksana seorang raja, aku mulai pusing mendengarnya.
Atasan boleh di protes sesuai dengan aturan yang ada, bawahan boleh dihukum sesuai dengan aturan yang ada. Faksi - faksi mulai berkumpul dan berkonsolidasi untuk melakukan tindakan demo, hari - demi hari seperti menunggu pemicu untuk meledaknya. Penolakan kepada bosa baru. Bos baru punya gerakan intelijen yang baik, dia mendata semua orang yang berpotensi akan menjegal dia. Termasuk namaku, Dicky Dirgantara pegawai rendahan dalam institusi hukum yang sudah banyak makan asam garam dinas. Orang - orang seperti kami adalah produk gagal zaman ini, di zaman yang semua serba kasak kusuk, tidak membuttuhkan orang ideal. Orang yang dari zaman dulu sampai sekarang dianggap kerikil kecil yang mengganggu jalannya kekuasaan zalim, kekuasaan yang di penuhi hawa nafsu, ego, ambisi, dan semua atribut buruk lainnya, adapun hal - hal baik yang penguasa lakukan hanya pecnitraan belaka.
Perkenalan pertama bersama seluruh staf dengan ibu kepala yang sangat mengagetkan, Ibu Santi Nugroho istri dari Bapak Ahmad Nugroho adalah mantan pacar Dicky di SMA 20 Karang Batu. Dicky kaget bukan main, Ibu Santi juga tidak kalah kaget. Tapi keduanya berusaha menutupi perasaan pribadi mereka di depan umum, di kantor negara. Sejak saat itu Dicky mulai mengurangi diskusi dengan faksi - faksi yang membahas pimpinan baru, alangkah tidak enak kalau gerakan ini dianggap oleh Santi sebagai gerakan pribadi. Lebih baik diam saja, seolah masa itu sudah hilang, tidak ada lagi hubungan pribadi antara Dicky dan Santi, mantan pacar jadi ibu atasan, kalau orang lain akan memanfaatkan kesempatan ini untuk kepentingan pribadi, dekat dengan kekuasaan dambaan banyak orang. Tapi bagi Dicky tidak begitu, banyak atasan yang suka padanya karena selain rajin, dia juga cerdas. Tapi Dicky selalu menjaga hubungan dengan atasan. Karena kedekatannya dengan atasan akan membuat dia kehilangan isnting akan keadilan dan kebenaran yang sudah mendarah daging dalam diri Dicky.
Ajudan bapak Ahmad Nugroho meminta Dicky membawakan galon air untuk mandi Ibu kepala, pesan Ibu kepala,'
" Abang yang antar langsung".
" Baik dek, makasi ya, Dicky pura - pura dingin saja seolah tidak ada masalah pribadi dengan Ibu kepala.
" Ini airnya bu, taruh dimana, kalau bukan untuk Ibu Santi? mungkin Dicky akan menyuruh anak buahnya, paling tidak dia akan ngoceh ngoceh, " ini apaan?! kita harus ngurusin air mandi permaisuri? karena menangkap adanya pesan pribadi? Dicky mau saja antar langsung air mineral dalam kemasan galon. Ibu kepala satu ini memang sangat berlebihan, saking takutnya dengan air alam didaerah ini? dia bela belain mandi pakai air mineral.
" Maaf ya, aku sengaja minta kamu yang antar airnya, karena mau ngomong sedikit.
" Baik bu.
" Di rumah tidak usah panggil ibu kali Ky.
" Biar terbiasa bu, nanti kebiasaan panggil nama Ibu di depan umum malah tidak enak.
Mereka berpisah di tahun mana belum ada handphone dan media sosial, selepas SMA mereka berpisah tanpa ada hubungan apa- apa lagi. Surat suratan pun semakin hari semakin tidak jelas karena pindah alamat dan sibuk mengejar cita - cita masing - masing. Tiba - tiba bertemu lagi dalam suasana yang sangat membingungkan, di dinas yang sangat menjaga hierarki dan loyalitas ini? tidak mudah bagi bawahan bicara pribadi dengan atasan apalagi istri atasan, apalagi ada hubungan pribadi. Salah faham dari bapak kepala, bisa berakibat fatal.
" Aku bingung mau berkata apa Ki.
" Sama bu.
" Kamu sudah punya anak? istri?
" Sudah bu, anak dua, istri satu dari daerah kita juga.
" Kalau perlu apa - apa kamu bisa ngomong Ky.
" Baik bu, terimakasih, yang mau saya sampaikan, tidak ada kata berpisah kita hanya dipisahkan keadaan, lama juga saya cari Ibu tapi tidak ketemu.
" Saya juga begitu Ky, tidak pernah lupa akan kamu, tapi aku tidak bisa juga menemukan kamu, sejak menikah suami tugas di luar negeri, keluarga besar juga berpencar tidak ada lagi di alamat lama.
" Iya, aku pernah ke rumah Ibu, kata tetangga sudah pada berpencar sejak rumah kalian di jual, bukannya aku tidak berat akan berpisahan itu, tapi aku berusahan bangkit, daripada menderita dengan hal yang tidak jelas kapan selesainya.
" Aku juga begitu Ky,
" Maaf bu, saya pamit dulu, tidak enak kelamaan di rumah dinas kepala,
" Iya Ky, makasi ya, suamiku juga orangnya cemburuan, makanya aku tidak berani bicara terbuka sama kamu.
" Iya bu, itu kan sudah cantik kenapa musti mandi pakai air mineral? tidak baik di dengar anak - anak, Ibu istri pejabat, semua tindakan Ibu diperhatikan anak -anak. Saya permisi bu.
Keluar dari rumah dinas, Dicky di sambut oleh ajudan dengan senyum geli.
" Ayo dek, aku pamit,
" Betah ya bang, sudah kenal lama sama Ibu?
" Sudah, jangan diperpanjang, jangan kasih tahu siapa - siapa nanti tidak enak, kami hanya satu SMA saja.
" Tenang bang, semua rahasia aman, termasuk masalah surat - surat itu.
" Hey, kamu nguping ya?
" Tenang saja bang, semua rahasia aman.
Sesudah Dicky berlalu, ajudan rumah dinas juga dipanggil oleh Ibu Kepala.
" Jangan bicara kemana mana dek, bapak itu orangnya cemburuan.
" Baik bu, semua rahsia aman.
" Ibu bisa saja suruh kamu pergi tadi, tapi takut kamunya punya persepsi macam - macam lagi.
" Baik bu.
Tugas menumpas kelompok bersenjata dilakasankan anak - anak dengan gemilang, sayangnya uang jalan tidak jelas kemana jutrungannya. Anak - anak mulai demo ke ruangan kepala.
Perkenalan pertama bersama seluruh staf dengan ibu kepala yang sangat mengagetkan, Ibu Santi Nugroho istri dari Bapak Ahmad Nugroho adalah mantan pacar Dicky di SMA 20 Karang Batu. Dicky kaget bukan main, Ibu Santi juga tidak kalah kaget. Tapi keduanya berusaha menutupi perasaan pribadi mereka di depan umum, di kantor negara. Sejak saat itu Dicky mulai mengurangi diskusi dengan faksi - faksi yang membahas pimpinan baru, alangkah tidak enak kalau gerakan ini dianggap oleh Santi sebagai gerakan pribadi. Lebih baik diam saja, seolah masa itu sudah hilang, tidak ada lagi hubungan pribadi antara Dicky dan Santi, mantan pacar jadi ibu atasan, kalau orang lain akan memanfaatkan kesempatan ini untuk kepentingan pribadi, dekat dengan kekuasaan dambaan banyak orang. Tapi bagi Dicky tidak begitu, banyak atasan yang suka padanya karena selain rajin, dia juga cerdas. Tapi Dicky selalu menjaga hubungan dengan atasan. Karena kedekatannya dengan atasan akan membuat dia kehilangan isnting akan keadilan dan kebenaran yang sudah mendarah daging dalam diri Dicky.
Ajudan bapak Ahmad Nugroho meminta Dicky membawakan galon air untuk mandi Ibu kepala, pesan Ibu kepala,'
" Abang yang antar langsung".
" Baik dek, makasi ya, Dicky pura - pura dingin saja seolah tidak ada masalah pribadi dengan Ibu kepala.
" Ini airnya bu, taruh dimana, kalau bukan untuk Ibu Santi? mungkin Dicky akan menyuruh anak buahnya, paling tidak dia akan ngoceh ngoceh, " ini apaan?! kita harus ngurusin air mandi permaisuri? karena menangkap adanya pesan pribadi? Dicky mau saja antar langsung air mineral dalam kemasan galon. Ibu kepala satu ini memang sangat berlebihan, saking takutnya dengan air alam didaerah ini? dia bela belain mandi pakai air mineral.
" Maaf ya, aku sengaja minta kamu yang antar airnya, karena mau ngomong sedikit.
" Baik bu.
" Di rumah tidak usah panggil ibu kali Ky.
" Biar terbiasa bu, nanti kebiasaan panggil nama Ibu di depan umum malah tidak enak.
Mereka berpisah di tahun mana belum ada handphone dan media sosial, selepas SMA mereka berpisah tanpa ada hubungan apa- apa lagi. Surat suratan pun semakin hari semakin tidak jelas karena pindah alamat dan sibuk mengejar cita - cita masing - masing. Tiba - tiba bertemu lagi dalam suasana yang sangat membingungkan, di dinas yang sangat menjaga hierarki dan loyalitas ini? tidak mudah bagi bawahan bicara pribadi dengan atasan apalagi istri atasan, apalagi ada hubungan pribadi. Salah faham dari bapak kepala, bisa berakibat fatal.
" Aku bingung mau berkata apa Ki.
" Sama bu.
" Kamu sudah punya anak? istri?
" Sudah bu, anak dua, istri satu dari daerah kita juga.
" Kalau perlu apa - apa kamu bisa ngomong Ky.
" Baik bu, terimakasih, yang mau saya sampaikan, tidak ada kata berpisah kita hanya dipisahkan keadaan, lama juga saya cari Ibu tapi tidak ketemu.
" Saya juga begitu Ky, tidak pernah lupa akan kamu, tapi aku tidak bisa juga menemukan kamu, sejak menikah suami tugas di luar negeri, keluarga besar juga berpencar tidak ada lagi di alamat lama.
" Iya, aku pernah ke rumah Ibu, kata tetangga sudah pada berpencar sejak rumah kalian di jual, bukannya aku tidak berat akan berpisahan itu, tapi aku berusahan bangkit, daripada menderita dengan hal yang tidak jelas kapan selesainya.
" Aku juga begitu Ky,
" Maaf bu, saya pamit dulu, tidak enak kelamaan di rumah dinas kepala,
" Iya Ky, makasi ya, suamiku juga orangnya cemburuan, makanya aku tidak berani bicara terbuka sama kamu.
" Iya bu, itu kan sudah cantik kenapa musti mandi pakai air mineral? tidak baik di dengar anak - anak, Ibu istri pejabat, semua tindakan Ibu diperhatikan anak -anak. Saya permisi bu.
Keluar dari rumah dinas, Dicky di sambut oleh ajudan dengan senyum geli.
" Ayo dek, aku pamit,
" Betah ya bang, sudah kenal lama sama Ibu?
" Sudah, jangan diperpanjang, jangan kasih tahu siapa - siapa nanti tidak enak, kami hanya satu SMA saja.
" Tenang bang, semua rahasia aman, termasuk masalah surat - surat itu.
" Hey, kamu nguping ya?
" Tenang saja bang, semua rahasia aman.
Sesudah Dicky berlalu, ajudan rumah dinas juga dipanggil oleh Ibu Kepala.
" Jangan bicara kemana mana dek, bapak itu orangnya cemburuan.
" Baik bu, semua rahsia aman.
" Ibu bisa saja suruh kamu pergi tadi, tapi takut kamunya punya persepsi macam - macam lagi.
" Baik bu.
Tugas menumpas kelompok bersenjata dilakasankan anak - anak dengan gemilang, sayangnya uang jalan tidak jelas kemana jutrungannya. Anak - anak mulai demo ke ruangan kepala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar