Kita akan invasi planet hijau yang di diami oleh mahkluk primitif, aneh dan bodoh, mereka sangat mudah di kuasai karena adabnya sangat rendah. Tapi mereka bisa bertahan dengan kekuatan yang mereka sebut " cinta ". Karena cinta mereka mau bersusah payah melahirkan anak, mencari uang untuk makan keluarga. Hal yang sulit kita fahami, dengan kekuatan cinta itu mereka sangat kuat dalam berperang. Tapi sejak era teknologi primitif kembangkan mereka mulai melupakan cinta. Ini saat yang tepat untuk kita menyerang. Degan cinta negara dan bangsa, kita sulit menyerang mereka.
Mereka masih pakai daratan untuk berjalan dengan teknologi purba bernama mobil seperti nenek moyang kita dulu. Hanya beberapa pesawat yang bisa mereka tebangkan antar planet itu juga planet yang terdekat dengan mereka. Belum ada pesawat tempur antar planet jadi ini pekerjaan mudah. Tapi kita juga tidak boleh ceroboh siapa tahu mereka punya kemajuan teknologi.
Mahkluknya sangat mudah di kuasai saat ini, tapi hasil sumber energi alamnya ada yang bisa kita rebut untuk sumber energi kita. Energi yang bisa menggerakkan mereka menyeberangi lautan, bekerja berlama lama untuk makan keluarganya. Hal yang tidak kita lakukan, kita mengandalkan teknologi untuk semua hal. Energi cinta itu hasil teknologi apa? kalau berhasil kita rebut kita akan menguasai mereka dengan mudah.
Kita tidak meneliti perkembangan mereka, oleh karena itu kalian di tugaskan menyelidiki dan menyamar seperti mereka. Supaya pesawat pembom kita tidak sia - sia melepas bom bomnya. Tugas kalian menyelidiki mereka yang bertugas di pertahanan negara - negara terkuat.
Jajaran intelijen planet merah sedang rapat dalam mencari energi baru untuk kelangsungan planet merah yang defisit energi. Planet hijau menjadi sasaran untuk di duduki dan di jadikan sumber energi sejak perkembangan teknologi penghuni planet hijau mulai mencari uang dengan menindas sesama mahkluk, demi rumah besar sedangkan sesama mahkluk yang lain hidup gelandangan, lebih buruk lagi rumah mereka bisa dua tiga tidak di tempati. Beda dengan penghuni planet merah yang semua merata, tidak ada yang empat rumah, semua rumah disediakan pemerintah. Mahkluk di planet merah tidak perlu bekerja, tidak perlu uang, semu kebutuhan energi sudah di kendalikan dengan baik oleh pemerintah. Dengan itu pula energi mereka terkuras habis dan memerlukan energi baru. Slogan untuk rakyat, demi rakyat, sudah berjalan dengan baik di planet merah. Pemerintah model ini membuat negara defisit energi karena semua energi yang ada di berikan untuk rakyat, rakyat tidak perlu bekerja, sesuai janji pemerintah.
Rapat intelijen memutuskan dikirim ribuan intelijen yang akan menyusup ke berbagai belahan planet hijau. Mereka menempatkan intel di negeri yang padat penduduk, teknologi maju, negeri yang paling kuat adat budaya dan agamanya. Intel itu ada yang jadi politikus korup dan menjagal banyak rakyatnya seolah dia bukan manusia, memang bukan manusia tapi intel planet merah yang menysup, atlet dengan energi luar biasa, pemuka agama yang tamak dan munafik, ilmuwan yang menciptakan senjata pemusnah massal. Penyusupan ini yang menciptakan perang senjata antar negara, perang dagang, di planet hijau yang di data sebagai, bumi.
" Ayah, aku ingin ikut dalam misi ini, kata Sufuse anak presiden planet merah dengan manja.
" Kamu membahayakan diri di negeri yang tidak kamu kenal, di sana mereka mau perang, kami bisa terbunuh disana, kalau ketahuan,' Presiden planet merah.
" Bagaimana akau nanti bisa menggantikanmu? kalau aku tidak melatih diri.
" Baiklah, kalau mau mau belajar lebih banyak, kamu tahu kelemahan bapak, kata " belajar " selalu menjadi kata yang mampu membuatku tidak bisa menolak , kamu semakin mirip dengan saya. " Pandai memainkan perasaan saya.
Putri Preisden planet merah orang yang energik dan suka menantang bahaya, seperti bapaknya di masa muda dulu. Sufuse memilih menyamar menjadi mahasiswa di salah satu kampus di planet hijau.
" Di bumi manusia sekarang kita berpacu dalam teknologi yang kadang melupakan kemanusiaan, kita adalah manusia yang paling manusiawi di seluruh jagat raya tapi lupa akan kemanusiaan, dosen filsafat berbicara di kelas yang dipilih Sufuse.
" Bagaimana kita tahu kita adalah masyarakat bumi yang paling manusiawi pak, kita belum tahu isi planet lain, tanya Gelam anak paling cerdas dan paling ganteng di kelas.
" Kita belum melihat mahkluk lain di planet lain, nanti kalau kita sudah tahu kita akan merubah definisi kita, Dosen.
Tatapan mata Sufuse lekat ke wajah Gelam yang membuatnya terpesona, sambil bertanya.
" Bagaimana kalau mahkluk planet lain menyerang kita pak, tanya Sufuse.
" Aku malah berharap begitu nona, karena dengan itu saya yakin semua penduduk bumi akan salin membantu dan melupakan perang teknologi, perang dagang,' Dosen.
Sufuse berusaha menutupi rasa gugupnya, sebagai intel dari planet merah, dia kaget bukan main kalau semua penduduk bumi bersatu padu melawan mereka. Menutupi rasa gugupnya, dia kembali membuat pernyataan.
" Saya tidak ingin perang itu terjadi pak, karena akan menelan banyak korban.
" Kita tidak menginginkan perang Fuse, tapi kita harus siap setiap saat, Gelam menatap lekat wajah Sufuse.
" Kamu mau ikut party? tanya Gelam kepada Sufuse.
" Boleh, jawab Sufuse cuek.
Sufuse tidak mengerti dengan istilah party tapi ikut saja demi misi penyusupannya. Di tengah riuh party, Gelam menarik tangan Sufuse.
" Kamu tidak cocok dengan adat bumi ya?
Sufuse kaget bukan main, mengira penyusupannya sudah terbongkar, tapi melihat bahasa tubuh Gelam tidak ada eksekusi ala intelijen, namun ketakutannya masih melanda hatinya.
" Kalau kamu tidak cocok kita ke tempat lain? tanya Gelam.
" Tidak apa - apa, aku belum terbiasa saja,' Sufuse.
" Ada kalanya kita party ada kalanya kita akan serius menghadapi masalah hidup, jangan terlalu serius Fuse,' Gelam.
" Oke yah.
Gelam menarik tubuh Sufuse untuk berjoget, Sufuse mengikuti gerakan Gelam dengan kaku, lama - lama Sufuse bisa mengikuti gerakan Gelam. Otak dia cepat menangkap gerakan yang di pertontonkan Gelam. Goyang semakin hot memabukkan kedua remaja beda planet itu. Kebahagiaan tidak melihat asal usul planet, semua bisa merasakan bahagia kalau mau. Tidak lama kemudian kedua mahkluk itu terhempas di ranjang panas memadu naluri cinta. Gelam seperti berhadapan dengan mesin sex yang tidak mengenal jeda. Saya mau bernafas dulu pinta Gelam ngos ngosan di ronde keempat. Wajah Sufuse semakin bercahaya di terpa aroma cinta yang panas.
Intel planet merah melakukan konsolidasi upaya perebutan planet hijau. Kekuasaan intel planet merah di tubuh pemerintahan negara - negara planet hijau semakin bagus menguasai negara - negara kuat dan memperdaya rakyatnya. Tapi mencari kekuatan mahkluk planet hijau belum juga berhasil di deteksi. Kajian teknologi dan jumlah manusia sudah di fahami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar