" Papa tidak pernah lagi kasih aku hadiah,' teriak Santi istimuda pak Hamdan.
Sabar sayang sebentar lagi ada proyek, nanti aku kasih hadiah ya.
Iya papa, papa ngasihnya sama mbak Susi semua sedangkan papa puasnya di ranjang sama aku.
Iya sayang sabar ya, akhir akhir ini makin sulit cari uang di kantor, itu Polisi kurang ajar sibuk menyelidik terus. Jadi papa harus hati - hati. Apa kamu mau papa masuk penjara ?
Gak mau dong pa. Papa masih kerja saja saya sering di nomor duakan, apalagi kalau masuk penjara ?.
" Makanya harus sabar ya sayang,' kata Hamdan.
Pak Hamdan seorang pejabat negara istrinya Susi anak orang besar juga, Pak Hamdan sangat di remehkan oleh keluarga Susi, tapi sejak pak Hamdan berhasil jadi pejabat, keluarga Susi tidak lagi berani sinis. Demi itu semua Pak Hamdan harus melalui lika liku yang berat, suap - suap, loby, korupsi untuk menyuap atasan dia lakukan demi jabatan strategis ini. Tapi hasilnya lumayan.
Keluarga Susi tidak lagi berani anggap remeh pak Hamdan. Tapi hati galau tidak bisa disembunyikan oleh pak Hamdan, kehadiran Santi membuat dia merasa lebih berharga sebagai laki - laki. Padahal Santi juga menghargai pak Hamdan tidak lain hanya demi uang saja. Kalau saja Hamdan pergi banyak pria kaya yang mau memelihara Santi, karena paras ayu body aduhai, ditambah otaknya yang lumayan cerdas untuk memahami seluk beluk birokrasi. Mungkin karena banyak berhubungan dengan pejabat pejabat negara yang ingin mencicip tubuhnya. Dia bisa memahami kalau Hamdan sedang curhat masalah pekerjaan. Bau busuk pasti tercium juga, keluarga Susi mencium perselingkuhan Hamdan dgn Santi. Mereka mulai menekan Hamdan. Sedangkan Santi semakin tidak mendapat apa - apa lagi dari hubungan gelap itu. Santi mulai melirik pria lain terutama yang berkantong tebal. Tidak lupa Santi membisikkkan isu isu korupsi Hamdan kepada seorang oknum pejabat Polisi yang tidur dengannya. Besoknya Hamdan diperas oknum Polisi dan Santi kebagian uang sebagai informan dari Polisi yang korup itu.
Hamdan semakin pusing saja menhadapi hidupnya, Santi yang sering merengek, oknum Polisi yang sering meminta uang, Susi istrinya semakin sinis saja, apalagi keluarganya, dasar gembel tetap saja gembel,' kata bapak mertua.
Kamu ngapain lagi meminta dari saya San ? begitu banyak pria kaya yang mau dekat dengan kamu,' tanya Hamdan. Entahlah mas, seperti dekat dengan kamu bukan hanya msalah uang saja, sepertinya aku jatuh cinta benaran sama kamu,' kata Santi, apa tidak punya uang lagi San,' kata Hamdan. Justru itu mas, kok aku masih ingin dekat dengan kamu ? aku berfikir kalau saja mas mau menikahi aku dan meninggalkan mbak Susi, hidup apa adanya jga aku mau mas, " kata Santi, apa mungkin kamu sanggup hidup susah San ?,' tanya Hamdan, seperti aku sanggup mas, asal mas selalu ada disampingku, aku tahu di dalaqm hatimu yang paling dalam kamu ini orang baik, hanya saja terjebak pada kehidupan buruk, ' kata Santi, iya benar San, aku juga rindu hidupku yang dulu, makan seadanya, naik sepeda motor tapi hatiku tenang tidak dihina, tidak ditekan, aku berencana kembali ke sana, dan pergi meninggalkan Susi, tapi tidak terfikie juga mau membawa kamu,' kata Hamdan, kenapa mas ?,' kejar Santi, karena kamu tidak akan sanggup hidup sederhana,' kata Hamdan, aku sanggup mas, aku janji tidak akan meminta apa - apa aku hanya meminta cinta mas,
Keluarga Susi tidak lagi berani anggap remeh pak Hamdan. Tapi hati galau tidak bisa disembunyikan oleh pak Hamdan, kehadiran Santi membuat dia merasa lebih berharga sebagai laki - laki. Padahal Santi juga menghargai pak Hamdan tidak lain hanya demi uang saja. Kalau saja Hamdan pergi banyak pria kaya yang mau memelihara Santi, karena paras ayu body aduhai, ditambah otaknya yang lumayan cerdas untuk memahami seluk beluk birokrasi. Mungkin karena banyak berhubungan dengan pejabat pejabat negara yang ingin mencicip tubuhnya. Dia bisa memahami kalau Hamdan sedang curhat masalah pekerjaan. Bau busuk pasti tercium juga, keluarga Susi mencium perselingkuhan Hamdan dgn Santi. Mereka mulai menekan Hamdan. Sedangkan Santi semakin tidak mendapat apa - apa lagi dari hubungan gelap itu. Santi mulai melirik pria lain terutama yang berkantong tebal. Tidak lupa Santi membisikkkan isu isu korupsi Hamdan kepada seorang oknum pejabat Polisi yang tidur dengannya. Besoknya Hamdan diperas oknum Polisi dan Santi kebagian uang sebagai informan dari Polisi yang korup itu.
Hamdan semakin pusing saja menhadapi hidupnya, Santi yang sering merengek, oknum Polisi yang sering meminta uang, Susi istrinya semakin sinis saja, apalagi keluarganya, dasar gembel tetap saja gembel,' kata bapak mertua.
Kamu ngapain lagi meminta dari saya San ? begitu banyak pria kaya yang mau dekat dengan kamu,' tanya Hamdan. Entahlah mas, seperti dekat dengan kamu bukan hanya msalah uang saja, sepertinya aku jatuh cinta benaran sama kamu,' kata Santi, apa tidak punya uang lagi San,' kata Hamdan. Justru itu mas, kok aku masih ingin dekat dengan kamu ? aku berfikir kalau saja mas mau menikahi aku dan meninggalkan mbak Susi, hidup apa adanya jga aku mau mas, " kata Santi, apa mungkin kamu sanggup hidup susah San ?,' tanya Hamdan, seperti aku sanggup mas, asal mas selalu ada disampingku, aku tahu di dalaqm hatimu yang paling dalam kamu ini orang baik, hanya saja terjebak pada kehidupan buruk, ' kata Santi, iya benar San, aku juga rindu hidupku yang dulu, makan seadanya, naik sepeda motor tapi hatiku tenang tidak dihina, tidak ditekan, aku berencana kembali ke sana, dan pergi meninggalkan Susi, tapi tidak terfikie juga mau membawa kamu,' kata Hamdan, kenapa mas ?,' kejar Santi, karena kamu tidak akan sanggup hidup sederhana,' kata Hamdan, aku sanggup mas, aku janji tidak akan meminta apa - apa aku hanya meminta cinta mas,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar