Rudiman seorang Polisi muda penuh semangat, bekerja dengan bangga sebagai aparat negara penegak hukum di hormati masyarakat, teman, keluarga apalagi kaum hawa, dia memiliki semua harapan kaum hawa, punya penghasilan, punya wibawa dan kuasa, dan aturan dinas tidak boleh beristri lebih dari satu. Tentu tidak ada wanita yang mau diduakan.
Selamat pagi komandan,' seru polisi muda ke perwiranya, selamat pagi bang,' seru polisi muda ke seniornya, selamat pagi, serba keren, tanda tangan uang pengeluaran dinas, sret ! dengan mantap tanda tangan di bubuhkan walau uangnya tidak tahu kemana, itu urusan pimpinan. Ada tindakan melawan hukum di sana langsung di datangi, dengan gagahnya walau yang di dapat caci maki dari pelanggar hukum, yang dia tangani, "kok bisa ? karena dia teman komandan.
Laporan masyarakat masuk santai - santai saja cuma laporan biasa dan masyarakat biasa, beda kalau laporan biasa dari orang besar, teman komandan, grabak grubuk seketika langsung di tanggapi.
Semakin hari badan tegapnya semakin hilang entah karena lelah atau lelah dari dalam hati ternyata polisi tidak se agung yang dia bayangkan hanya sekelompok pedagang yang menjual belikan hukum dan pelayanan kepada penawar tertinggi.
Rina polwan favoritnya juga terdengar bau tidak sedap sekarang jadi istri simpanan komandan, semakin hilanglah rasa agung yang di hatinya ajakan teman lama mabuk narkoba pun jadi pilihan dung dang dung musik keras pun di putar sambil berjingkrak - jingkrak mengikuti lagu house musik di bawah pengaruh narkoba.
Sampai suatu pagi anak - anak polisi baru masuk ke kesatuan dan panggil " abang " pada dia dengan sikap penuh semangat mengingatkan dia bahwa masih ada semangat baru. Namun dalam hati tetap ragu apa kalian sanggup mengikuti budaya buruk ini ? nantinya satu dua menyesuaikan diri dengan budaya buruk, sisa satu dua yang masih menjaga nilai -nilai mulia : penegak hukum. Seperti kami dulu ad yang semangat mengikuti budaya buruk seolah itulah yang seharusnya.
Kekuasan
politik berubah, kekuasan di jajaran elit kepolisian pun berubah, ada
suara - suara yang mengatakan,' untuk mencapai kedudukan tinggi di
kepolisian harus mendekati keluarga Presiden. Isu ini benar atau tidak
siapa yang bisa membuktikan keinginan hati orang lain. Dia seperti
kentut tidak terlihat tapi terasa bersama isu pengusaha hitam menyuap
pejabat polisi agar polisi binaannya mendapat jabatan strategis.
Sangat
mulia keinginan pengusaha ini untuk membantu karier temannya di
kepolisian tentu dengan kesepakatan nanti kalau ada masalah dengan
usaha kita ? " elo bantu, kalau pun kita salah elo tutupi. Jangan mimpi
mendapat keadilan bagi orang kecil, kalau sudah mendapat situasi
berhadapan dengan pengusaha hitam yang merampas tanahmu, merampas gaji
kecilmu, tunjangan sosialmu. Laporanmu ke kantor polisi hanya akan dijawab basa - basi, lebih buruk lagi malah disalah salahkan oleh petugas jaga yang sering mendapat tips dari pengusaha - pengusaha hitam.
Semua sudah di kuasai penguasa dan pengusaha hitam. Adapun berita yang muncul ke permukaan hanya riak - riak kecil saja, besoknya hilang dari pembritaan, kepala redaksi makin kaya. Kalau mau terus ngotot memberitakn juga akan beakibat serangan fisik, yang kalau dilaporkan ke polisi juga akan terbang bersama angin.
Rudiman mabok narkoba bersama temannya yang memang hobby mabok narkoba tanpa tanggung jawab kerja ama sekali. Kedua polisi ini mabok bersama dengan prinsip berbeda. Yang satu mabok karena idealismenya terganngu bahkan dihina, yang satu memang hobby mabok tanpa tanggung jawab kerja sama sekali. Tidak jauh beda dengan narapidana politik zaman Orba, yang satu masuk penjara karena terlalu cinta negaranya, yang satu lagi dipenjara karena melawan hukum negara. Sama - sama masuk penjara tapi alasannya bertolak belakang.
Rudiman mabok narkoba bersama temannya yang memang hobby mabok narkoba tanpa tanggung jawab kerja ama sekali. Kedua polisi ini mabok bersama dengan prinsip berbeda. Yang satu mabok karena idealismenya terganngu bahkan dihina, yang satu memang hobby mabok tanpa tanggung jawab kerja sama sekali. Tidak jauh beda dengan narapidana politik zaman Orba, yang satu masuk penjara karena terlalu cinta negaranya, yang satu lagi dipenjara karena melawan hukum negara. Sama - sama masuk penjara tapi alasannya bertolak belakang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar