Rabu, 27 Februari 2019

Pilihan hati



  Kok kamu mau pilih Andi jadi suamimu San ? Dia bukan tipe suami ideal, dia terlalu liar, sepertinya tidak ada aturan dalam hidupnya, gonta ganti cewek, miras, narkoba, judi, ribut, berantem, suka kontra dengan penguasa, kapan dia akan mengurusi kamu San ?,' ujar Rina lagi.Tapi aku suka dan nyaman kalau berada di dekat dia Rin, bukankah itu syarat orang memilih pasangan ?," tanya Santi, benar San, itu benar sekali," kata Rina, tapi masak tidak pakai logika ? sekarang dia mau manis - manis di depan kamu karena masih pacaran saja, kalau nanti sudah menikah saya khawatir anak lasak begitu gampang bosan, terus dia cari yang lain. Apa kamu siap ?

Kalau dia menduakan aku ? aku minta cerai saja Rin, ' tegas Santi, kalau begitu prinsip kamu ? sudah jalankan saja San, sebagai teman saya akan selalu siap menjadi tempat curhat kamu, seperti kamu juga selalu siap menjadi teman curhat saja, terimakasih Rin, kamu memang sahabat yang paling baik, Santi memeluk Rina. Pria liar seperti Andi punya energi banyak, makanya dia liar, beberapa wanita mampu menjinakkan pria model Andi. Energi yang banyak itu di salurkan menjadi energi kerja. Dia bisa jadi kuda mesin untuk keluarga. Mungkin kita sering mendengar orang yang garang di luar tapi di rumah bagai kerbau cucuk hidung di depan istrinya.

Santi menghadapi dilema yang sangat berat karena kedua orang tua dan keluarga besarnya juga tidak suka sama Andi. Tapi hati yang paling dalam mengatakan Andi adalah pelabuhan terakhir dan cintanya. Hatinya penuh gundah memutuskan pilihannya hanya karena banyaknya tekananan dari orang di sekitar dia. Sedangkan Santi sendiri adalah pribadi yang sangat matang. Dia sangat faham akan pilihannya kalau behasil dia akan mendapatkan kuda mesin yang akan jadi kuda pekerja untuk dirinya. Tapi kalau gagal kuda liar akan menendang kesana kemari merusak semua yang ada.

Aku janji akan setia sama kamu San, ' pinta Andi, iya Ndi, tapi kamu lihat bagaimana beratnya saya mendapat tekanan dari berbagai penjuru karena menerima kamu, ' jawab Santi, mereka kan hanya melihat dari luar San, yang tahu kita kan kita sendiri, saya janji akan setia dan jadi suami yang baik buat kamu San, saya tidak bisa hidup tanpa kamu, sejak mengenal kamu saya merasa hidup saya lebih berarti San, aku tidak akan menyia nyiakan kesempatan yang kamu berikan.

Tapi aku tidak main - manin Ndi, kalau kamu macam - macam nanti aku minta cerai, aku tidak mau menyusahkan hidup yang singkat ini. Kalau sendiri lebih menyenangkan aku pilih menyendiri. Aku sayang kamu Ndi, tapi aku tidak mau mendrerita karena -
Menyayangimu. Kamu tahu ada pria lain yang ingin menikahiku bahkan terlihat lebih menjanjikan masa depan daripada kamu. Tapi aku merasa tidak adil kalau memilih yang aman - aman saja. Itu sudah jadi sifatku. Aku lebih suka tantangan dengan resiko daripada aman - aman saja. Itu tidak fair namanya. Saya kira kamu juga begitu, ada wanita yang begitu suka dan patuh kepadamu tapi kamu memilih aku yang tidak mudah patuh padamu. Aku punya prinsip. Aku akan patuh kalau aku setuju. Aku akan berontak kalau tidak setuju. 

Aku tahu San, kamu memang wanita yang tepat menjadi pendamping hidupku. Kamu bisa mengendalikan aku. Aku sudah terbiasa hidup liar dan sudah bosan dengan hidup model itu. Aku butuh wanita yang bisa mengerti dan mengajak aku ke arah yang benar. Aku sudah terlalu lama hidup tidak teratur karena kedua orang tuaku sibuk cari makan saja, kami sangat miskin, tidak ada waktu untuk anak - anak. Aku melihat banyak orang liar akhirnya kaya raya dengan sifatnya yang liar cari untung. Aku juga berhasil punya uang dengan cara mereka. Menipu, membela orang, asal punya akal dan nyali kita bisa hidup dan kaya dari cara itu. Teman - temanku bahkan bisa jadi anggota dewan kota dengan latar belakang yang sama denganku.


Aku melihat semua itu. Bahwa pilihanku tidak salah. Tidak ada bedanya dengan pejabat negara yang korupsi. Bahkan mereka lebih buruk karena sudah mendapat kehidupan yang layak tapi masih saja mau mengambil hak orang lain, hak orang yang lebih susah dari mereka hidupnya. Bahkan orang tuaku yang miskin melarat karena kebijakan kebijakan mereka yang yang salah. Aku berontak aku mau seperti mereka juga. Aku tidak mau seumur hidup jadi objek olahan mereka yang tamak itu. Aku mau jadi pembunuh bayaran kalau sasarannya seperti mereka. Sesama bajingan akan saling bunuh. Aku mau meneror mereka kalau di minta lawan politiknya, lawan bisnisnya. Biarkan saja mereka semua layak diteror. Terkadang kami muncul sebagai tokoh idealis yang memprotes penguasa padahal protes kamu semata mata karena order dari fihak lawannya. Sesudah bagi - bagi uang semua beres.

Kami ada karena ada penguasa busuk, penguasa busuk ada karena ada kami dibelakangnya. Penegak hukum yang idealis akan diteror oleh koruptor rakus dengan meminjam tangan - tangan kami juga.Tapi aku lebih baik memilih usaha baik - baik saja Ndi, tidak usah terlibat dengan penguasa dan pebisnis kotor itu. Bagaimanapun pasti ada masalah kita tidak akan bisa tenang sayang,' pinta Santi. Aku mau San, kalau itu maumu
yang penting kamu mau mendampingi saya. Saya mau jadi apa saja yang penting kamu senang.

Hidup memang tidak mudah, usaha baik - baik berdagang kain, jual tenaga sebagai karyawan perusahaan swasta, dilakoni Andi, tidak mudah. Jatuh bangun selalu mereka alami selama memilih hidup baik - baik dan patuh hukum. Mau tidak mau sesekali order konspirasi harus diterima Andi atas persetujuan Santi. Hidup mereka menjadi lebih baik karena sudah semakin berkecukupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar