Rabu, 13 Februari 2019

Wanita besi


Pemuda tegap, brandalan tukang rusuh, reseh, liar dan berbagai atribut buruk lainnya di sandang, tetap punya keinginan mendekati gadis cantik, cerdas, berwibawa, dan sejuta atribut terbaik dia sandang.

" Apa tidak salah neng ?,' saran mentornya om Abas. " Kamu terima dia ? 
" Firasat saya bisa,' kata si gadis.

Cinta memang penuh misteri, tidak bisa di kaji dengan nalar, apalagi dengan nalar kita yang tidak terlibat dengan hubungan itu. Jangan menghakimi perasaan cinta orang dengan perasaan kita. Cinta bisa tidak objektif kalau kedua fihak atau salah satu fihak tidak dalam kondisi emosi yang stabil. Kalau stabil? itu mutlak tidak bisa di kaji dengan nalar kita.

Ternyata si gadis berbakat jadi pemimpin, jangankan mengendalikan seorang pemuda ? Sepuluh, seratus pemuda brandal bisa di kendalikan dgn otak dan kharismanya hidup memang unik. Seorang wanita berbakat jadi penguasa tentu akan mengalami pergesekan dengan pria yang menginginkan kejatuhan dia. Serangan politis, fisik tentu tidak terelakkan, di situlah peran suami bekas berandalan untuk menjadi bodyguardnya.

Begitu juga dalam bisnisnya sering berbenturan dengan orang pasaran yang suka sok jago demi lembaran uang. Suaminya menjadi andalan untuk urusan itu. Dia terbentuk begitu bukan dari lahir. Dia lahir dalam keluarga kaya yang sangat berbahagia, bapaknya pebisnis kaya, ibunya penyayang sekali.

Suatu hari keluarganya dibunuh oleh saingan bisnis bapaknya. Semua berubah 180 derajat. Dia menangis berhari hari lamanya tidak mau melanjutkan hidupnya, putus asa, depresi berat. Seorang pria kaya meliriknya untuk dijadikan selir. Pilihannya cukup bijak mengingat pria itu cukup bijakasana dan penuh pengertian. Dia tidak tahan hidup dengan istri tuanya yang arogan, sombong, bekas anak bosnya. Tidak berani berbuat apa - apa karena hutang budi sama bapak mertua yang mengangkat derajatnya dari gembel menjadi manager lima perusahaan besar. Tapi imbalannya dia selalu makan hati melihat kelakuan istrinya yang berlaku bak setan betina.

Masalah tidak henti hentinya mendera, ribut dengan tetanggga untuk hal sepele, tiba - tiba ribut di tengah pesta kalangan pengusaha membuat Hamdan tidak lagi bisa menikmati kekayaannya yang tidak terhingga jumlahnya. Melihat Santi dia merasa kembali ke masa mudanya yang dulu gembel tapi bernasib mujur. Mungkin kemujuran itu juga yang akan terulang terhadap Santi. Kembali hidup Santi berubah menjadi ratu istana megah pemberian Hamdan. Memang kalau takdirnya jadi ratu, kemanapun di berlabuh akan tetap jadi ratu.
Hari - hari bahagia penuh kasih sayang dari Hamdan tidak sampai tiga tahun. Sebelum istri Hamdan yang bak setan betina itu membawa segerombolan tukang pukul menjemput Santi dari istananya yang baru. Siksaan tiada tara harus diterima Santi, tidak ada gunanya melapor ke polisi karena istri Hamdan orang dekat pejabat kepolisian yang sering menerima Sumbangan uang dari istri Hamdan. Santi hanya bisa meratapi nasib. Memulai lagi hidup dari usaha kecil kecilan, bantuan modal diam - diam dari Hamdan. Kerja baik baik tidak bisa mengembalikam Santi ke istana lagi. Bisikan dari teman - teman untuk bisnis haram mengusik hati Santi yanh sudah tidak lagi bisa membedakan hidup benar atau hidup salah. Semua sudah sama di mata Santi. Karena di usaha baik - baiknya juga ada saja oknum pejabata pemerintah yang mengotak atik dengan harapan uang setoran dari Santi. Lalu apa bedanya bisnis baik - baik dengan bisnis haram ? toh semua kembali le loby - loby kepada oknum pejabat negara. Kehidupan sudah membentuk karakternya jadi petarung yang tidak takut apa - apa lagi. Syarat seorang mafia. Tidak kenal takut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar