Bapak kaya yang mau berbagi
Kisah ini saya lihat langsung dengan mata
kepala ketika di minta seorang teman malam itu lewat telepon, besok tolong
temani teman saya karena ada konflik tanah dia di daerah Genung meneng lampung
tengah. Kau kan faham hukum tolong kau temani dia besok maka hari itu kami
bertemu dengan bapak ini yang terlihat bersahaja bersama istrinya , kerjaan
sehari – hari apa pak kata saya ,bertani pak kata dia kalem, oh asyik dong pak
sering dapat angin segar di desa melihat warna warni tanaman tidak sumpek
seperti kota , iya pak katanya. Tiba di sebuah desa bertemu dengan bapak carik
desa yang masih muda dan bicaranya seperti aktifis di kampus, dia bilang kami
habis menurunkan kepala desa pak , jadi sementara saya yang pimpin desa , wo
dalam hati saya yang suka dengan gerakan perlawanan , kenapa pak kata saya ,
karena dia kusut sering menipu warga desa termasuk menipu orang – orang desa
yang menduduki tanah bapak Suntoro ini namanya bapak yang saya temani ini.
Makin kagum saya pemimpin muda ini serasa aktifis Reformasi yang saya suka dulu
di masa muda merubah kelakukan busuk pejabat yang sok alim sok kuasa .
Orang – orang desa yang menduduki tanah
bapak di pungut uang untuk ke pengadilan katanya pak , apa bapak sudah mengugat
katanya kepada pak Suntoro , kalau saya mengugat , ngapain saya ke sini pak , saya
tunggu saja panggilan pengadilan , iya juga dalam hati saya , tiba lah di balai
desa tempat warga desa tangguh berkaki kuat otot di seluruh tubuhnya hitam dan
penuh tatapan semangat sambil waspada melihat rombongan kami tapi karena kami
berjalan bersama Carik muda pemimpin mereka hati ini sedikit lega jauh dari
konflik tapi senjata api saya raba kembali di pinggang saya ada berapa pelurunya
, kalau sampai warga banyak ini marah. Tibalah dengar pendapat dari warga yang
sudah sering di pungut uang untuk melawan pak Suntoro , bapak Suntoro pun
angkat bicara hati saya mulai gelisah ada apa gerangan kalimat dia apakah tidak
memicu konflik , berharap cemas tapi saya malu menunjukkan wajah gelisah ego
orang muda , bapak – bapak sekalian jangan percaya kata kata orang lain bahwa
saya mengugat kalian ,ngapain saya ke sini kalau mau mengugat , saya punya
segepok surat tanah yang menunjukkan saya pemilik sah tanah ini mau kalian
gugat kemanpun saya bakal menang , duk ! hati saya berdegup makin gelisah , seingat
saya tanah saya seluas 28 hektar yang sekarang di kuasai bapak - bapak saya
minta siapkan 8 hektar untuk saya dalam satu tempat sisanya 20 hektar bagilah
saudara – saudara sisanya dan kita hidup sebagai tetangga , bagaimana ? duk !
air mata saya hampir menetes haru melihat kebaikan bapak suntoro ini ,masih ada
orang begini di negeri ini , hidup pak Suntoro hidup pak Suntoro ! teriak
mereka berkali kali serasa melihat orasi Bung Karno di hadapan rakyat , selamat
pak Suntoro kata saya ,saya salut kepada bapak maka kami pun pulang dengan
cerita cerita hidup dia yang penuh kejujuran kepercayaan dari orang – orang
sekitar dia sehingga di bisa seperti sekarang .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar