Jumat, 12 Agustus 2016

Bapak kaya mau berbagi

Bapak kaya yang mau berbagi
     Kisah ini saya lihat langsung dengan mata kepala ketika di minta seorang teman malam itu lewat telepon, besok tolong temani teman saya karena ada konflik tanah dia di daerah Genung meneng lampung tengah. Kau kan faham hukum tolong kau temani dia besok maka hari itu kami bertemu dengan bapak ini yang terlihat bersahaja bersama istrinya , kerjaan sehari – hari apa pak kata saya ,bertani pak kata dia kalem, oh asyik dong pak sering dapat angin segar di desa melihat warna warni tanaman tidak sumpek seperti kota , iya pak katanya. Tiba di sebuah desa bertemu dengan bapak carik desa yang masih muda dan bicaranya seperti aktifis di kampus, dia bilang kami habis menurunkan kepala desa pak , jadi sementara saya yang pimpin desa , wo dalam hati saya yang suka dengan gerakan perlawanan , kenapa pak kata saya , karena dia kusut sering menipu warga desa termasuk menipu orang – orang desa yang menduduki tanah bapak Suntoro ini namanya bapak yang saya temani ini. Makin kagum saya pemimpin muda ini serasa aktifis Reformasi yang saya suka dulu di masa muda merubah kelakukan busuk pejabat yang sok alim sok kuasa .                                                

     Orang – orang desa yang menduduki tanah bapak di pungut uang untuk ke pengadilan katanya pak , apa bapak sudah mengugat katanya kepada pak Suntoro , kalau saya mengugat , ngapain saya ke sini pak , saya tunggu saja panggilan pengadilan , iya juga dalam hati saya , tiba lah di balai desa tempat warga desa tangguh berkaki kuat otot di seluruh tubuhnya hitam dan penuh tatapan semangat sambil waspada melihat rombongan kami tapi karena kami berjalan bersama Carik muda pemimpin mereka hati ini sedikit lega jauh dari konflik tapi senjata api saya raba kembali di pinggang saya ada berapa pelurunya , kalau sampai warga banyak ini marah. Tibalah dengar pendapat dari warga yang sudah sering di pungut uang untuk melawan pak Suntoro , bapak Suntoro pun angkat bicara hati saya mulai gelisah ada apa gerangan kalimat dia apakah tidak memicu konflik , berharap cemas tapi saya malu menunjukkan wajah gelisah ego orang muda , bapak – bapak sekalian jangan percaya kata kata orang lain bahwa saya mengugat kalian ,ngapain saya ke sini kalau mau mengugat , saya punya segepok surat tanah yang menunjukkan saya pemilik sah tanah ini mau kalian gugat kemanpun saya bakal menang , duk ! hati saya berdegup makin gelisah , seingat saya tanah saya seluas 28 hektar yang sekarang di kuasai bapak - bapak saya minta siapkan 8 hektar untuk saya dalam satu tempat sisanya 20 hektar bagilah saudara – saudara sisanya dan kita hidup sebagai tetangga , bagaimana ? duk ! air mata saya hampir menetes haru melihat kebaikan bapak suntoro ini ,masih ada orang begini di negeri ini , hidup pak Suntoro hidup pak Suntoro ! teriak mereka berkali kali serasa melihat orasi Bung Karno di hadapan rakyat , selamat pak Suntoro kata saya ,saya salut kepada bapak maka kami pun pulang dengan cerita cerita hidup dia yang penuh kejujuran kepercayaan dari orang – orang sekitar dia sehingga di bisa seperti sekarang .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar