Sabtu, 06 Agustus 2016

Relatif enak tidak enak


                                              Relatif enak relatif tidak enak
   Makan enak itu apabila kita sedang lapar berat, kalau tidak lapar ? akan kurang nikmatnya rasa lapar akan lebih kuat lagi kalau kita kerja fisik yang memakai kalori yang banyak tentu akan memicu hawa nafsu  makan yang tinggi, dan tidak pandang bulu lagi mau makan apa ? entah itu singkong atau tempe pasti lahap, jadi pengertian disini kalau mau makan enak tidak harus cari yang mahal dan berkelas, bernerk top, tapi bakar kalori dulu yang banyak bisa dengan kerja fisik yang bermanfaat atau olahraga. Di sini lah yang maksud dari relatif baik relatif buruk karena situasi bisa berbeda dengan situasi lainnya dalam hal yang sama kalau tidak lapar ? maka makan apapun tidak enak, kalau mau lapar kerja fisik lah bisa olahrga, bisa cangkul - cangkul pekarangan, apalagi bagi yang kerja nya mencangkul seperti petani atau kuli panggul mereka tidak memerlukan banyak uang untuk makan enak pasti enak makan apapun karena banyaknya kalori yang mereka bakar. Mereka dapat penghasilan uang mendapat olahraga yang membuat badan sehat penghematan biaya makan karena ketika orang ingin makan enak dia bisa terhanyut membeli makanan mahal padahal kandungan gizinya sama saja dengan makanan murah. Seperti singkong yang mengandung kalori sama saja manfaatnya dengan roti mahal bermerk yang juga hanya mengandung kalori, tapi ada telor yang mengandung protein di roti mahal itu ? kan ada tempe murah yang mengandung protein juga.   Pada dasarnya keinginan manusia lahir dari manusia juga keinginan makan enak karena ada manusia lain yang membuat makanan enak ada manusia lain yang mengatakan enak. Dan beda manusia beda daerah bisa berbeda selera makanannya, artinya makan enak itu sangat relatif apalagi makanan dengan promosi gencar di media massa dengan aneka gaya yang seru akan memicu hasrat ingin bersama situasi yang seru itu. Tidak masalah kalau uang cukup tapi juga tidak baik menurut agama karena pola hidup boros seperti itu karena masih ada yang belum cukup makan. Sedangkan makanan adalah makanan saja cuma beda kadar gizi nya saja namum tetap saja dia hanya membuat kenyang dan senang saja dalam hitungan menit di indera perasa kita.
    Begitu juga yang ingin hawa nafsu sex yang lebih bukan dengan cari pasangan baru, tapi hilangkan hal itu dari fikiran sehingga pada masanya birahi memuncak dengan sendirinya maka akan nikmat saja dengan pasangan resmi, tapi kalau fikiran di tanamkan keinginan yang lebih dan lebih ? maka akan memicu kebutuhan uang tambahan dan memicu pening kepala dan tambahan hawa nafsu bisa menutup akal sehat.
   Ketika ingin berkuasa ? maka akan melahirkan kewajiban yang lebih banyak karena luasnya kekuasaan juga menimbulkan kenikmatan yang banyak seperti mendapat tambahan penghasilan, mendapat rasa hormat dari orang - orang, rasa takut dari yang dari orang – orang yang di kuasai. Pada hal sejarah mencatat kekuasaan manusia yang abadi adalah pengabdian yang abadi melayani sesama dengan tulus iklas, karena tidak semua manusia faham arti pengabdian, maka orang yang faham pengabdian adalah kebahagiaan dia lah yang layak di pilih jadi pemimpin. Berbeda dengan yang ingin berkuasa dia akan menempuh cara – cara yang kasar bahkan ada yang menghalalkan segala cara. Padahal kalau sistem demokrasi dengan pemilihan langsung oleh rakyat ? semua kembali ke niat di hati pemilih ketika berada di kotak suara apakah dia rela memilih atau tidak, apalagi di hari pemilihan cuaca tidak bagus ? apakah panas berlebih, atau hujan apakah hati mereka tergerak menempuh rintangan demi pilihan, apakah dengan memberi uang cukup menggerakkan pemilih hadir ? kalau pemilih bernafsu tinggi uang segitu tidak ada arti bahkan kurang bagi dia. Berbeda sekali dengan pemilih yang sudah tersentuh hatinya oleh calon ? kemungkinan besar hatinya tergerak melangkah karena kekuatan besar manusia ada di hatinya. Seperti lagu cinta lautan luas aku seberangi demi kamu, karena ada cinta disana maka lautan luas tidak jadi penghalang. Seperti kalimat Cokroaminoto kalau mau jadi pemimpin ? genggamlah hati rakyat maka dia akan mengikutimu rakyat itu sama uniknya dengan alam. Sedangkan kekuasaan yang dibangun dengan hawa nafsu dia akan penuh perjuangan melelahkan, kekhawatiran, kegelisahan, begitupun ketika duduk berkuasa ? dia penuh amarah, gila hormat, mudah tersinggung karena kuatnya hawa hitam menguasai dia maka begitu kuatnya juga kelakuan tidak baik dia tunjukkan.

   Kita ingin masuk surga indah karena di ceritakan pada saat bersamaan dengan cerita neraka yang seram kalau kita tidak kenal surga maka kita tidak kenal neraka jadi kalau tidak takut tidak kebagian surga yang indah otomatis tidak ada kekhawatiran akan neraka yang seram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar