Relatif enak relatif tidak enak
Makan enak itu apabila kita sedang lapar berat, kalau tidak lapar ? akan
kurang nikmatnya rasa lapar akan lebih kuat lagi kalau kita kerja fisik yang
memakai kalori yang banyak tentu akan memicu hawa nafsu makan yang tinggi, dan tidak pandang bulu
lagi mau makan apa ? entah itu singkong atau tempe pasti lahap, jadi pengertian
disini kalau mau makan enak tidak harus cari yang mahal dan berkelas, bernerk
top, tapi bakar kalori dulu yang banyak bisa dengan kerja fisik yang bermanfaat
atau olahraga. Di sini lah yang maksud dari relatif baik relatif buruk karena
situasi bisa berbeda dengan situasi lainnya dalam hal yang sama kalau tidak
lapar ? maka makan apapun tidak enak, kalau mau lapar kerja fisik lah bisa olahrga,
bisa cangkul - cangkul pekarangan, apalagi bagi yang kerja nya mencangkul
seperti petani atau kuli panggul mereka tidak memerlukan banyak uang untuk
makan enak pasti enak makan apapun karena banyaknya kalori yang mereka bakar.
Mereka dapat penghasilan uang mendapat olahraga yang membuat badan sehat
penghematan biaya makan karena ketika orang ingin makan enak dia bisa terhanyut
membeli makanan mahal padahal kandungan gizinya sama saja dengan makanan murah.
Seperti singkong yang mengandung kalori sama saja manfaatnya dengan roti mahal
bermerk yang juga hanya mengandung kalori, tapi ada telor yang mengandung
protein di roti mahal itu ? kan ada tempe murah yang mengandung protein juga. Pada dasarnya keinginan manusia lahir dari
manusia juga keinginan makan enak karena ada manusia lain yang membuat makanan
enak ada manusia lain yang mengatakan enak. Dan beda manusia beda daerah bisa
berbeda selera makanannya, artinya makan enak itu sangat relatif apalagi
makanan dengan promosi gencar di media massa dengan aneka gaya yang seru akan
memicu hasrat ingin bersama situasi yang seru itu. Tidak masalah kalau uang
cukup tapi juga tidak baik menurut agama karena pola hidup boros seperti itu
karena masih ada yang belum cukup makan. Sedangkan makanan adalah makanan saja
cuma beda kadar gizi nya saja namum tetap saja dia hanya membuat kenyang dan
senang saja dalam hitungan menit di indera perasa kita.
Begitu juga yang ingin hawa nafsu
sex yang lebih bukan dengan cari pasangan baru, tapi hilangkan hal itu dari
fikiran sehingga pada masanya birahi memuncak dengan sendirinya maka akan
nikmat saja dengan pasangan resmi, tapi kalau fikiran di tanamkan keinginan
yang lebih dan lebih ? maka akan memicu kebutuhan uang tambahan dan memicu pening
kepala dan tambahan hawa nafsu bisa menutup akal sehat.
Ketika ingin berkuasa ? maka akan melahirkan kewajiban yang lebih banyak
karena luasnya kekuasaan juga menimbulkan kenikmatan yang banyak seperti mendapat
tambahan penghasilan, mendapat rasa hormat dari orang - orang, rasa takut dari
yang dari orang – orang yang di kuasai. Pada hal sejarah mencatat kekuasaan manusia
yang abadi adalah pengabdian yang abadi melayani sesama dengan tulus iklas,
karena tidak semua manusia faham arti pengabdian, maka orang yang faham
pengabdian adalah kebahagiaan dia lah yang layak di pilih jadi pemimpin.
Berbeda dengan yang ingin berkuasa dia akan menempuh cara – cara yang kasar
bahkan ada yang menghalalkan segala cara. Padahal kalau sistem demokrasi dengan
pemilihan langsung oleh rakyat ? semua kembali ke niat di hati pemilih ketika
berada di kotak suara apakah dia rela memilih atau tidak, apalagi di hari
pemilihan cuaca tidak bagus ? apakah panas berlebih, atau hujan apakah hati
mereka tergerak menempuh rintangan demi pilihan, apakah dengan memberi uang
cukup menggerakkan pemilih hadir ? kalau pemilih bernafsu tinggi uang segitu
tidak ada arti bahkan kurang bagi dia. Berbeda sekali dengan pemilih yang sudah
tersentuh hatinya oleh calon ? kemungkinan besar hatinya tergerak melangkah
karena kekuatan besar manusia ada di hatinya. Seperti lagu cinta lautan luas
aku seberangi demi kamu, karena ada cinta disana maka lautan luas tidak jadi
penghalang. Seperti kalimat Cokroaminoto kalau mau jadi pemimpin ? genggamlah
hati rakyat maka dia akan mengikutimu rakyat itu sama uniknya dengan alam.
Sedangkan kekuasaan yang dibangun dengan hawa nafsu dia akan penuh perjuangan
melelahkan, kekhawatiran, kegelisahan, begitupun ketika duduk berkuasa ? dia
penuh amarah, gila hormat, mudah tersinggung karena kuatnya hawa hitam
menguasai dia maka begitu kuatnya juga kelakuan tidak baik dia tunjukkan.
Kita ingin masuk surga indah karena di ceritakan pada saat bersamaan
dengan cerita neraka yang seram kalau kita tidak kenal surga maka kita tidak
kenal neraka jadi kalau tidak takut tidak kebagian surga yang indah otomatis
tidak ada kekhawatiran akan neraka yang seram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar