Jumat, 12 Agustus 2016

Ilusi sejarah

   

   Membayangkan kembali situasi sejarah nenek moyang bangsa Indonesia di awal masuknya bangsa asing ke nusantara bangsa asing yang datang dari luar tanah nusantara sperti India , Cina , Eropah  Arab bisa di lihat di kitab undang – undang hukum Perdata yang menyebut nama – nama bangsa eropah tionghoa , timur jauh. Nenek moyang Nusantara pada saat itu hidup dengan pertanian ala kadarnya sesuai dengan kekuatan badannya karena semua di lakukan secara manual mencangkul , menanam sendiri , panen sendiri olah sendiri bersama anggota keluarga sampai bisa di konsumsi atau sebagian di barter ,berternak sendiri untuk di konsumsi atau di jual bermasyarakat dengan adat istiadat mereka seperti memuja alam ,gunung ,pohon dan batu ,upacara menanam upacara panen saling bantu menanam untuk tetangga dan bergantian bahkan sampai hari ini cara – cara ini masih ada di laksanakan mereka punya tokoh adat tokoh agama yang mengatur tata hidup degan alam dan dan sesama masyarakat sampai di sini semua berjalan dengan baik atau tidak baik tergantung sudut pandangan yang memandang manusia di belahan bumi lain yang tidak di beri kekayaan alam yang hebat menguras fikiran dan energi untuk bertahan hidup dengan alam sehingga membuat mereka lebih cepat menemukan teknologi untuk hidup seperti listrik , kendaraan , dll
   Pada saat bangsa asing datang dengan keunggulan teknologi dan wawasan mereka orang – orang di tanah Nusantara pun berdecak kagum karena bagi mereka hal ini tidaklah umum di lingkungan mereka. Segala rasa kagum berubah puja – puji dengan penuh kekalahan penuh ketundukan yang mana akan membuat popularitas tokoh adat tokoh agama asli Nusantara kehilangan popularitas kehilangan legitimasi menurut analisa penulis. Ini hal biasa terjadi bagi bangsa yang belum melek teknologi bahkan hari ini pun kehadiran orang asing terutama barat membuat situasi berbeda di antara kita boleh di cek kenyataan hari ini kalau seorang bule tiba – tiba bergabung dengan kelompook kita akan menimbulkan suasana berbeda. Perubahan situasi sosial ini akan membuat orang – orang di tanah Nusantara mengakui saja sistem sosial baru karena mungkin baik karena di dukung teknologi. Hal ini di jalankan pasa penjelalah dunia peniliti dll dan akan berbeda bagi pedagang karena mereka terbiasa mengendus untung apalgi keuntungan besar dan mudah yang pada akhirnya menjadi sebuah perubahan yang di sebut pejajahan itu pun di sadarkan oleh orang orang seperti max havelar seorang pejabat pemerintah Belanda yang memberi tahu orang – orang ini tidak benar ini tidak baik kalian sedang di peras kalian sedang di jajah dan kemudian hari menimbulkan konflik berkepanjangan dan juga di motori oleh orang – orang Nusantara yang mendapat wawasan dari luar juga seperti timur tengah dan dari Belanda sendiri hal ini jelas di tulis dalam buku sejarah.

   Kembali ke tertinggalan nenek moyang Nusantara dalam teknologi dan peradaban bukan hanya nenek moyang yang tertinggal bangsa lain juga pernah mengalami masa purba hanya saja mereka lebih cepat berubah kenyataan hari ini juga orang – orang di Nusantara juga sudah berubah artinya tidak layak di sebut nenek moyang kita buruk adatnya karena nenek moyang mereka juga pernah begitu kita tidak musti kembali ke adat dan agama nenek moyang tapi alangkah bijaknya kalau kita gali kembali literatur nenek moyang yang sudah lama sekali di anggap salah mungkin ada yang salah nenek moyang mereka juga pernah salah yang kurang kita benahi seperti mereka juga membenahi nenek moyangnya .Tujuan daripada ini semua tidak lain demi rasa kebangsaan rasa nasionalisme yang akan membangun masyarakat berkarakter kuat karena di gali dari nilai – nilai luhur Nusantara sendiri karena dengan itulah Jepang bisa menandingi Barat di semua bidang karena Jepang tetap menjaga adat istiadat bersama modernisasi dan dalam hal ini penulis yakin benar bahwa sesama bangsa Asia formatnya tidak jauh beda adat tradisonal di sandingkan dengan modernisasi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar