Membayangkan kembali situasi sejarah nenek moyang bangsa Indonesia di
awal masuknya bangsa asing ke nusantara bangsa asing yang datang dari luar
tanah nusantara sperti India , Cina , Eropah
Arab bisa di lihat di kitab undang – undang hukum Perdata yang menyebut
nama – nama bangsa eropah tionghoa , timur jauh. Nenek moyang Nusantara pada
saat itu hidup dengan pertanian ala kadarnya sesuai dengan kekuatan badannya
karena semua di lakukan secara manual mencangkul , menanam sendiri , panen sendiri
olah sendiri bersama anggota keluarga sampai bisa di konsumsi atau sebagian di
barter ,berternak sendiri untuk di konsumsi atau di jual bermasyarakat dengan
adat istiadat mereka seperti memuja alam ,gunung ,pohon dan batu ,upacara
menanam upacara panen saling bantu menanam untuk tetangga dan bergantian bahkan
sampai hari ini cara – cara ini masih ada di laksanakan mereka punya tokoh adat
tokoh agama yang mengatur tata hidup degan alam dan dan sesama masyarakat
sampai di sini semua berjalan dengan baik atau tidak baik tergantung sudut
pandangan yang memandang manusia di belahan bumi lain yang tidak di beri
kekayaan alam yang hebat menguras fikiran dan energi untuk bertahan hidup
dengan alam sehingga membuat mereka lebih cepat menemukan teknologi untuk hidup
seperti listrik , kendaraan , dll
Pada saat bangsa asing datang dengan keunggulan teknologi dan wawasan
mereka orang – orang di tanah Nusantara pun berdecak kagum karena bagi mereka
hal ini tidaklah umum di lingkungan mereka. Segala rasa kagum berubah puja –
puji dengan penuh kekalahan penuh ketundukan yang mana akan membuat popularitas
tokoh adat tokoh agama asli Nusantara kehilangan popularitas kehilangan
legitimasi menurut analisa penulis. Ini hal biasa terjadi bagi bangsa yang
belum melek teknologi bahkan hari ini pun kehadiran orang asing terutama barat
membuat situasi berbeda di antara kita boleh di cek kenyataan hari ini kalau
seorang bule tiba – tiba bergabung dengan kelompook kita akan menimbulkan
suasana berbeda. Perubahan situasi sosial ini akan membuat orang – orang di
tanah Nusantara mengakui saja sistem sosial baru karena mungkin baik karena di
dukung teknologi. Hal ini di jalankan pasa penjelalah dunia peniliti dll dan
akan berbeda bagi pedagang karena mereka terbiasa mengendus untung apalgi
keuntungan besar dan mudah yang pada akhirnya menjadi sebuah perubahan yang di
sebut pejajahan itu pun di sadarkan oleh orang orang seperti max havelar
seorang pejabat pemerintah Belanda yang memberi tahu orang – orang ini tidak
benar ini tidak baik kalian sedang di peras kalian sedang di jajah dan kemudian
hari menimbulkan konflik berkepanjangan dan juga di motori oleh orang – orang
Nusantara yang mendapat wawasan dari luar juga seperti timur tengah dan dari
Belanda sendiri hal ini jelas di tulis dalam buku sejarah.
Kembali ke tertinggalan nenek moyang Nusantara dalam teknologi dan
peradaban bukan hanya nenek moyang yang tertinggal bangsa lain juga pernah
mengalami masa purba hanya saja mereka lebih cepat berubah kenyataan hari ini
juga orang – orang di Nusantara juga sudah berubah artinya tidak layak di sebut
nenek moyang kita buruk adatnya karena nenek moyang mereka juga pernah begitu
kita tidak musti kembali ke adat dan agama nenek moyang tapi alangkah bijaknya
kalau kita gali kembali literatur nenek moyang yang sudah lama sekali di anggap
salah mungkin ada yang salah nenek moyang mereka juga pernah salah yang kurang
kita benahi seperti mereka juga membenahi nenek moyangnya .Tujuan daripada ini
semua tidak lain demi rasa kebangsaan rasa nasionalisme yang akan membangun
masyarakat berkarakter kuat karena di gali dari nilai – nilai luhur Nusantara
sendiri karena dengan itulah Jepang bisa menandingi Barat di semua bidang
karena Jepang tetap menjaga adat istiadat bersama modernisasi dan dalam hal ini
penulis yakin benar bahwa sesama bangsa Asia formatnya tidak jauh beda adat
tradisonal di sandingkan dengan modernisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar