Pemimpin adalah
presentasi rakyat.
Pemimpin politik adalah pemimpin melakukan yang kontak langsung dengan rakyat
pemilihnya jadi bagaimana rakyatnya begitulah pemimpinya. Politisi yang korupsi
berasal dari pemilih yang meminta macan – macam pada pada calon, dan calon yang
kurang percaya diri mau saja memberi solusinya si calon harus percaya diri dulu
jadi politisi baru mencalon karena di sebagai tokoh berpengaruh haru bisa
memberi pendidikan politik kepada pemilih bahwa kalau dia kasih uang maka akan
ada utang bagi saya dan saya akan sibuk maling untuk bayar utang saya, kalau
karena tidak ada amplop rakyat tidak mau memilih ? ya sudah tidak usah nyalon
dulu kalau harus “ beli “ perahu partai jangan mau kasih toh yang memilih bukan
elit partai saja kalaupun di kasih uang hanya akan membuat kaya elit partai
saja. Sedangkan kalau sampai cari – cari uang ganti dengan maling kalau sampai
ketahuan bakal taanggung sendiri bukan elit partai yang kena jerat hukum
faktanya kepala daerah ,kepala dinas saja yang kena jerat jarang sekali elit
partai mereka pandai sekali negeles tidak ikut dan mereka bukan pejabat negara.
Pemimpin yang nepotisme lahir dari pemilih yang memilih karena hubungan
keluarga , suku , agama , maka lahirlah politisi yang selalu mendahulukan
kepentingan golongannya atau kelompok keluarga , suku , agamaya saja tanpa
melihat kwalitas perangkat yang akan di dahulukan apa ini baik bagi pemilih di
kemudian hari ? karena dampak dari kebijakan salah arah ini akan di tanggung
oleh pemilih ,belum lagi konflik keluarga besar karena si pemimpin pilih kasih
katanya. Politisi juga harus percaya diri kalau kondisi demikian karena kalau
kebijakan salah arah maka siap – siap lah di bully di komentari siang malam
oleh publik kan tidak enak kalau di komentari miring terus.
Pemimpin yang kolusi dengan kekuatan modal maka kebijakannya akan
mendahulukan pemodal besar yang membiayai kampanye. Kalau sudah berkuasa maka
kebijakan – kebijakan akan berfihak kepada yang kuat saja yang kaya makin kaya
yang miskin tetap miskin apa ini bagus ? semua kembali kepada pemilih mau
memilih pemimpin yang korupsi , kolusi , nepotisme semua kembali ke pemilih
baik buruknya pemilih dan pemimpin yang merasakan dan yang terjadi hari ini
kebanyakan buruknya sudah saatnya kita merenung kembali sebagai bangsa besar
kuatkanlah rasa syukur kepada Tuhan agar tidak mudah tergiur pada amplop
kampanye , janji – janji bakal di enakkan kalau berkuasa , atau janji – jani
nakal adil dan sejahtera , lihatlah jenis tokoh yang benar – benar sudah lama
peduli pada orang banyak tanpa pamrih sebagai wujud syukur dia kepada Tuhannya
dia mau membantu sesama jadi pemimpin yang bersyukur lahir dari pemilih
bersyukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar