Jumat, 05 Agustus 2016

Konspirasi



   Konspirasi kita hari ini

   " Kita punya kekuatan uang untuk membeli kekuatan politik untuk melancarkan undang – undang yang dapat melancarkan bisnis kita di berbagai  sektor. Aparat negara lainnya kita kuasai dengan uang, karena mereka mudah sekali mata hijau melihat produk – produk teknologi karya kita, masuknya barang itu juga kita dapat untung, yang di tayangkan setiap hari di televisi milik kita yang mereka bayar juga,' Ketua perhimpunan.
" Bagaimana dengan ormas – ormas agama yang suka menyerang kita di ruang publik ?,' Rudiman anggota baru klub tidak bernama. " Sama saja mereka juga kaum munafik dan mudah di suap dan menikmati gaya hidup kita bersama wanita – wanita panggilan yang mahal,  yang tidak akan sanggup mereka beli dengan uang mereka yang di kumpulkan dari umat,' Ketua perhimpunan.

" Lalu siapa yang bisa berpotensi merusak kelompok kita ?,' Rudiman.
" Kamu memang cerdas, selalu melihat jauh ke depan, " anak – anak muda cerdas, idealis yang belajar dari produk kita juga, tapi moral mereka akan segera runtuh apabila teman – teman mereka yang selalu mencibir itu malah mendapat fasilitas dari orang – orang kita dan jadi bagian kecil dari kita, tapi mereka bodoh ? banyak pemikir yang sudah kita rekrut dan mendapat sedikit fasilitas dari kita dan sedikit puja – puji dari kita mereka sudah merasa bagian dari kita,' Ketua Perhimpunan.

  Di daerah –daerah

" Di daerah bagimana ? tidak jauh beda sama saja di sini mereka orang – orang lemah mental, lemah otak, lemah iman, padahal setiap hari sibuk ritual agama mudah sekali di kuasai mereka bahkan merasa sangat kagum dengan kita karena kita puja – puji sebagai orang cerdas, padahal sekolah saja tidak pernah benar, tapi otak bodoh mereka mudah sekali di tipu dan di rekam semua tindakan mereka saat menikmati wanita – wanita panggilan, pakai narkoba sudah kita rekam, suatu saat mereka berulah mudah sekali kita blow up di media – media kita. Tapi kekuatan model ini rapuh sekali,' Ketua.
" Tapi kan ada kita yang berfikir bos, mereka kan hanya anjing – anjing pekerja yang di beri sedikit pita kehormatan langsung bangga sekali dengan pin dan atribut pejabat negara di dada mereka, yang mana di lingkungan mereka itu luar biasa di sanjung dan puja. Karena mereka rata – rata orang miskin, orang kampung yang baru saja melek dunia dan mengira semua ini hebat tanpa jiwa, kalau dari mereka yang bawa jiwa sok suci sudah kita singkirkan masuk jabatan kering, yang akan di hina sesama mereka snediri,' Rudiman. " Mereka ini sebenarnya lawan potensial tapi berkat blow up media – media kita yang gencar menawarkan keindahan dunia mereka pun jadi terlihat konyol dengan idealismenya yang kalau sampai mereka muncul ke tampuk kekuasaan ? " kita bisa hancur berantakan. Tapi nyatanya hari ini bos –bos mereka sendiri dengan mata,' seperti anak kecil menunggu permen, di depan kita seperti kemarin capres kita muncul di media, mereka sangat bangga berada bersama kita,' mata berbinar – binar, seolah mereka bagian dari kita. Sebenarnya mereka bagian dari kita tapi di bagian keset kaki, di bagian anjing yang menggonggong keluarga mereka yang bekerja untuk kita di tanah mereka sendiri hehe... " mereka lucu – lucu seperti si jacky anjing bos. Mereka seperti ular yang melilit badan ayah ibunya sendiri dan dengan bangga melapor pada kita dan kita sambut dengan sampanye dan wanita mereka bergaya seolah mereka sudah beradab sambil melakukan tindakan tololnya merampok dari nenek moyang dan orang tua merekaa sendiri.

Keluarga mereka mudah di kuasai

Anak - anak mereka juga seperti anak anjing yang lucu setiap hari merengek minta di belikan handphone model terbaru produk kita, istri tua dan istri mudanya pun sama selalu sibuk minta hanphone baru yang fungsinya sama saja, hanya beda kecepatan dan warna – warninya saja tapi otak bodoh mereka mudah sekali di tipu seperti nenek moyang mereka dulu yang mudah sekali manut pada senior – senior kita penguasa dunia. Pada mereka kita ceritakan tuhan padahala mereka tidak faham kalau tuhan itu adalah kita sendiri kita arahkan orang – orang kita untuk melarang mereka mendiskusikan tuhan karena akan sangat  berbahaya bagi kita kalau mereka berani diskusikan tuhan karena akan membuka mata mereka dan habislah kita walau uang kita banyak karena siapa yang akan mau jadi budak – budak pekerja kita dimana kita hanya kumpul – kumpul dan tidak ada yang mau bekerja lagi kecuali duduk dan diskusikan budak – budak kita bekerja.

Kerja kita dan kerja mereka

Sebernarnya semua yang kita kerjakan ini hanya menjaga peradaban saja, daripada mereka yang menguasai peradaban ? " kita tidak tahu apa yang terjadi pada kita. Lihat saja kalau mereka meminta sumbangan atas nama rakyat padahal hanya untuk perutnya sendiri saja. Karena mereka manusia yang tidak tidak bisa berfikir, manusia tidak berfikir akan menggunakan naluri saja dalam bertindak, kalian tahu naluri itu milik hewan. Memang dengan itu juga mereka bisa hidup makmur di tanah subur ini, kita sebagai anak yang kurang beruntung boleh dong berbagi dengan mereka yang tidak suka berfikir. Sedangkan kita sudah di ajari berfikir dari dulu dan kita terbiasa berfikir dan patuh pada aturan berfikir kita sendiri karena kalau tidak " itu satu aib bagi bangsa kita " ketika bertindak tanpa dasar pemikiran. Sehingga kita harus melakukan ini pada peradaban kalau sampai mereka kita biarkan seperti masa lalu kita pasti kalah karena otot kuat kalau tidak berfikir maka kita akan di lindas otot – otot mereka. Dulu sekali sebelum otak di pakai manusia, mereka kan yang berkuasa dan kita hanya jadi penonton saja setiap hasil karya pemikiran kita mereka salah gunakan untuk kepentingan nafsu mereka saja. Sekarang kita yang dituduh mereka memuasakan nafsu padahal kita manusia beradab  yang tahu cara menikmati hidup dengan berfikir dan berkarya untuk mereka tapi mereka hanya menikmati saja tanpa pernah mau tahu seperti apa kita membuatnya, ada kekurangan sedikit mereka langsung teriak – teriak.

Mereka seperti sekumpulan kerbau di dalam kandang hanya menunggu jam makan terlambat sedikit langsung teriak – teriak semakin banyak jumlah mereka semakin sulit kita kendalikan. Mau tidak mau kita ciptakan perang sesama mereka agar mereka berkurang jumlahnya untuk di beri makan dan di beri rumah dan ini akan terus berlangsung ke generasi yang akan datang. " Apakah nanti ada kemungkinan mereka akan berubah dan mengambil posisi kita ?,' Rudiman. " Bisa saja, namun akan sangat sulit bagi mereka, karena mereka di larang berfikir bebas seperti kita akan sangat sulit mereka menjangkau cara berfikir kita, bahkan kalau kita ajari pun mereka tidak mau karena sudah curiga duluan kepada kita. Padahal semua yang mereka nikmati itu berasal dari kita.

Hidup mereka nikmat hidup kita nikmat

" Mereka bisa bahagia juga dengan kerja keras badan mereka lelah dan makan ala kadarnya juga sangat nikmat bagi mereka, kehidupan ini adil bagi yang punya otot dan yang punya otak. Yang punya otak bahagia kalau otaknya berhasil bekerja yang tidak pakai otak bahagia juga kalau sudah berhasil lelah dengan otak kecilnya. Dengan lelah mereka merasa sudah bekerja, itu semua berkat kurikulim pendidikan yang kita atur di sekolah mereka, plus tontonan di media kita. Malam hari mereka tidur dengan nyenyak tanpa sempat berfikir lagi akan hari esok karena begitu lelahnya otot mereka di siang hari sedangkan kita berupaya macam cara agar otak rilex dan tidur. Kita dan mereka sama saja nanti pada akhirnya akan meninggal juga. Tapi kita perlu menjaga kelompok kita tetap kaya, menjaga sewaktu waktu kalau kita di tindas secara fisik kita gunakan uang kita untuk mengadu domba mereka. Elit vs elit, rakyat vs rakyat, sampai mereka lupa mengejar kita. Pada dasarnya hanya untuk itu saja kita kumpulkan uang yang banyak, agar tidak ditindas secara fisik, itu sangat menyakitkan, lihat beberapa kali mereka menekan kita secara fisik ? berkat ulah anak - anak muda yang belajar dari kurikulum yang kita buat. Mereka siswa yang gagal tapi berhasil melawan kita.
  
Kaderisasi

" Makanya kamu sebagai orang muda pilihan semua anggota perhimpunan memegang teguh amanah ini Rudi, demi kelangsungan hidup seluruh anggota, jangan pernah melenceng karena hukumannya akan sangat berat,' Ketua. " Baik ketua,' Rudiman. " Tapi kalau kamu bisa menemukan format yang lebih baik demi kelangsungan kelompok kita, tentunya seizin semua anggota, satu dua yang tidak setuju itu biasa, yang penting secara aklamasi semua sepakat dengan gerakan baru yang bisa menyesuiakan situasi, hewan yang hebat bukan hewa, yang besar atau panjang tapi hewan yang bisa menyesuaikan diri dengan alam, kamu pernah mendengar hewan air yang bisa hidup ditanah kering selam berbulan bulan ? dia menunggu datangnya musin hujan dengan sabar,' Ketua. " Saya mau ajukan hak - hak kita sebagai warga negara kepada Presiden baru, dengan itu kita akan terlihat lebih membumi,' Rudiman. " Dalam hal apa Rudi ?,' Ketua. " Misalnya kita boleh masuk militer, polisi, pegawai negeri, yang mana di pemerintahan lalu itu tidak boleh, tapi kita pesankan kepada orang kita agar menjaga betul sikap sebagai warga negara, jangan pernah menunjukkan kita beda dengan mereka,' Rudiman. " Ide yang bagus, kita kan coba, semoga bisa jalan,' Ketua.

Sejak menjadi anggota muda kelompok tidak tidak bernama itu Rudiman menemukan banyak hal yang di luar dugaan. Kelompok mereka sebenarnya terlalu paranoid dengan kejadian kejadian masa lalu. Di mana mereka terlalu menjaga diri " eksklusif " tidak membumi dengan bangsa yang mereka tumpangi. Sejak di terimanya mereka masuk di instansi pemerintah terlihat adanya kemungkinan menyatu dendan bangsa ini. Seperti beberapa bekas anggota perhimpunan yang dianggap berkhianat hanya karena mereka menyatu dengan bangsa ini. Mengikuti adat istiadatnya, pakai nama khas mereka, dan memberi sumbangan uang kepada mereka tentunya sumbangan uang ke perhimpunan tidak ada lagi. Mereka pengkhianat, kata anggota yang lain. Tapi Rudiman melihat mereka lebih rasional. Tapi ide itu masih belum bisa di terima mayoritas anggota karena perasaan sebagai ras yang unggul sangat sulit untuk membuat mereka mau merendahkan diri untuk menyatu dengan bangsa ini. Itu juga jadi masalah utama. Secara nyata mereka memang jauh lebih unggul dari bangsa tempat mereka menumpang hidup.

Upaya demi upaya dilakukan Rudiman untuk menyatukan kedua ras ini, tanpa di duga konspirasi mayoritas kelompok malah berupaya keras mengagalkan upaya Rudiman. " Kita akan tetap dianggap sebagai " sapi perahan " kalau menyatu dengan mereka. Mereka bangsa bar bar tidak mungkin mengerti cara kita,' seru mereka. " Kalau kita merasa lebih ? tentu akan sulit untuk menyatu, memang hari ini kita lebih unggul, tapi ingatlah beberapa abad silam nenek moyang kita yang memohon kepada nenek moyang mereka agar di beri tumpangan hidup. Ternyata hari ini kita lebih kaya ? hanya karena kita bangsa miskin yang takut miskin lagi, makanya kita bekerja keras, seandainya keadaan berbalik ? bangsa kita yang kaya, mereka yang miskin dan bermigrasi ke tanah leluhur kita ? pasti keadaannya akan sama saja, kita tidak lebih dari mereka, kita hanya lebih melarat dari mereka hal mana yang membuat kita jadi pekerja keras,' balas Rudiman.

" Tetap beda, ini takdir kita, mereka ditakdirkan berbeda dengan kita,' sahut anggota senior.
" Pernahkah kalian berfikir ? suatu saat mereka ribut dan menyerang kita dengan itu ras ini ?,' Rudiman.

" Tidak mungkin, semua fihak yang membantu kita tidak akan tinggal diam, mereka sudah sangat kenyang dengan uang grtais dari kita,' anggota senior.
" Saya tidak akan mudur dari janji kita, tapi perlu kalian catat, bahwa saya pernah mengingatkan akan hal ini,' Rudiman.

" Kecuali kamu berkhianat dan berfihak kepada mereka, sambil membeberkan semua kelompok kita,' anggota senior.
" Tidak, aku orang yang konsisten dengan sikap, apapun resikonya,' Rudiman.

Perjalanan kelompok tetap seperti kemauan para senior di anggota kelompok hebat ini. Kata - akat Rudiman sebagai ketua belum bisa di percayai oleh seluruh anggota. Meloby satu persatu anggota kelompok ? hanya akan membuat Rudiman di tuduh pengkhianat.

Lima tahun sudah berlalu dari debat mereka timbul kekacauan yang tidakpernah di duga oleh kelompok besar nan hebat ini.

Presiden yang mereka kuasai sejak lama, akhirnya tumbang oleh tekanan massa yang tidak ada henti. Presiden yang sudah berumur itu pun lelah dan memilh mundur.

Di tambah gerakan massa yang akhirnya mematik isu sara. Kelompok Rudiman menjadi sasaran utama, mulai dari toko, pabrik, dan semua yang menyimbolkan mereka di serang, dijarah, dibakar. Data - data ini di berikan oleh seorang intel pemerintah yang pernah di abaikan oleh ketua lama. Tidak semua orang bisa dikendalikan. Orang - orang yang tidak dianggap berpotensi malah jadi tokoh utama pergerakan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar