Sabtu, 20 Agustus 2016

Prajurit Revolusi

  novel fiksi kalau ada nama dan tempat yang sama hanya kebetulan belaka 



  Rudiman seorang prajurit handal terlatih membunuh dengan tangan kosong, apalagi dengan senjata baik itu senjata ringan maupun senjata berat temasuk senjata perang tradisonal seperti pedang, panah, dan tombak. Pemuda penuh semangat berhati mulia yang mudah kasihan itu terlihat ketika dia masih mengikuti pendidikan militer dia memilih di hukum daripada membiarkan temannya yang lemah yang kena hukuman berat dia kuat fisik, kuat mental hatinya lemah apabila di sentuh.Di film Max Havelar di gambarkan seorang pria Belanda yang berani adu pedang sebagai mana pria Belanda menunjukkan sikapnya, dia menang lawan terluka dan dia pun spontan merangkul lawan yang terluka untuk segera diobati. Sulit difahami bagaimana seorang pria yang begitu berani dalam perang dan konflik fisik disaat yang sama dia seorang yang berhati lembut dan mudah iba. Penelitian mengatkan dia kuat apabila diajak membela yang lemah ciri – ciri seorang pahlawan pejuang yang sudah banyak dicatatkan di sepanjang sejarah umat manusia. Mereka bahkan terlihat aneh dimasa damai bisa di lihat di film Rambo 1 dia jadi pria aneh di lingkungan sosial damai, mungkin dengan kegiatan olahraga dia bisa punya arena menyalurkan energi.
   Berjalan diantara orang sipil di keramaian terlihat Rudiman sangat ganteng dengan otot – otot militer yang dia pamerkan melalui kaos ketatnya. Koran di lihat penuh dengan berita korupsi dan pengkhianatan hukum oleh oknum – oknum pejabat negara maupun aparat hukum, hal itu pernah dia utarakan ke atasannya, itu bukan urusan kita itu urusan politisi,” kata atasannya. Pemuda bermental baja tidak mudah goyah oleh isu – isu miring yang sebenarnya sangat bertentangan dengan nuraninya, kenapa pejabat negara yang mewah dan kuat itu tidak mau melindungi rakyatnya ? tidak berfikir untuk kesejahteraan rakyatnya ? bukankah mereka juga sama dengan kami prajurit yang bersumpah melindungi rakyatnya. Hari itu dia bercerita kepada temannya prajurit Mahmud apa kamu tidak terganggu dengan situasi ini mud ? sangat terganggu man, tapi mengurus anak istri dan keluarga besarku saja waktu saya sudah habis, biarlah jadi urusan pejabat negara kita prajurit rendah ini hanya tunggu perintah saja. Kamu pernah dengar seorang kopral melakukan kudeta di Afrika sana man ? belum mud, seperti apa ceritanya ? entah wibawa apa yang dimiliki si kopral kok bisa ada yang mau ikut dia melawan negara. Mungkin mereka juga sama dengan dengan kita tidak terlalu selektif menilai kemapuan seseorang sehingga orang dengan kemampuan super bisa dapat pangkat kopral.
   Pulang ke kontrakan sederhana Rudiman mendengar sayup – sayup cerita rakyat jelata di kontrakan murah itu, bagaimana oknum – oknum aparat hukum jahat kepada mereka kepada keluarga mereka. Rudiman muda makin tidak enak hati tidak mampu berbuat apa – apa melihat situasi ini, dia pernah coba bicara kepada oknum – oknum itu malah di jelaskna berbagai dalil – dalil hukum yang rumit bagi prajurit militer. Saya tidak faham hukum, tapi apakah dengan uang damai solusinya ? tidak begitu mereka yang menawarkan,” kata oknum itu jadi kita sebenarnya membantu mereka dari urusan hukum yang rumit di kantor. Jadi memang mereka salah juga kalau begitu ? tanya Rudiman, iya lah masak kami menindak orang tidak salah ? kami belum gila mas, nambah bingung Rudiman. Cerita – cerita ini pun di iyakan oleh seniornya di kompi tempat dia bertugas, iyalah man kayak kamu pendidkan militer dulu masak kamu ditindak pelatih kalau tidak salah ? memang ada beberapa kasus yang yang di cari – cari demi dapat uang. Nanti kalau kamu menikah akan tahu harga beras man, di situ kamu akan memahami kenapa mereka begitu, oh iya kali ya bang,” jawab Rudiman.
   Teringat menikah membuat Rudiman teringat pacar yang sudah lama dia pacari namun belum ada niat menikah, sore itupun dia coba ketemu pacarnya Nana. Sembari makan bersama mereka bicara santai sampai pada topik kegelisahan Rudiman tentang carut marut korupsi negaranya, Nana cuek saja kurang tertarik merusak makan malam dengan isu hukum yang membuat pusing. Kamu tidak terganggu dengan situasi ini na ? sudah bosan man, setiap hari di kampus juga bahas itu makanya aku bosan lebih baik makan malam dulu. Terus apa tindakan kalian di kampus ? kejar Rudi, ya membuat kesepakatan bersama untuk di suarakan ke pemerintah kalau tidak di dengar kita demo, apa hasilnya ? ada sedikit perubahan, ada oknum mahasiswa yang di rangkul penguasa agar diam dan dapat sesuatu mereka pun diam, kabarnya sih begitu tapi kita tidaak ada bukti. Tapi kenyataan suara mereka jadi hening bahkan kadang seperti cuek kalau diajak diskusi isu yang sama, kan aneh dulu dia yang ngotot ajak teman – teman demo. Kita jalan di taman kota yuk, “ ajak Nana capek bahas politik terus, ayo,” sambut Rudi, malam yang indah mereka lewatkan penuh tawa, tawa mereka pun terhenti karena melihat anak kecil yang mengemis di malam hari. Kalau kita punya anak suruh sekolah di luar negeri aja kali ya man, biar tidak meraskan buruknya negeri ini seperti yang kita rasakan setiap hari.
   Berita di koran, di televisi ramai tentang berita seorang aktifis tambang meninggal misterius isu – isu mengatakan di sedang melawan tambang yang tidak menjaga kelestarian alam. Berita TKI yang di siksaa majikannya di luar negeri, berita anak muda yang ribut dengan orang tua karena warisan, anak muda yang menantang kebijakan orang tua yang harus menikah dengan sesuku, seagama. Berita tentang pejabat negara yang meninggal dunia dengan luka yang buat oleh penjahat sangat profesional di parkiran hotel sendirian, sedangkan dia pamit ke istrinya untuk rapat partai. Kematian pejabat ini sangat ramai dibicarakan dan sangat kontras dengan kematian orang – orang lemah, orang berjuang untuk keadilan, tapi si pejabat ini pak Subhar namanya sangat jauh dari profil orang lemah atau orang yang sedang berjuang untuk keadilan. Profil dia tidak lebih dari seekor kerbau gemuk yang tidak pernah kenyang dengan banyak makanan tidak pernah puas dengan banyak betina yang dia nikahi secara resmi dengan alasan agama tentunya, juga beberapa gadis muda yang siap panggil. Istrinya juga seperti sudah kebal dengan isu selingkuh itu yang penting uang shoping selalu ada dan cukup juga untuk jalan – jalan ke luar negeri atau ikut teman – teman nakalnya yang berhubungan dengan brondong – brondong siapa panggil. Bagaimana dengan anak – anak ?


anak manis di depan orang tua, sekolah, kuliah, seperti anak yang lain sesekali malam kabur ke dunia malam toh bapak ibu juga tidak di rumah.
   Rudiman dan Nana bahas kematian pejabat itu juga seperti orang – orang juga sibuk bahas, konflik politik ? bisnis ? atau asmara ? mungkin konflik internal partai sendiri ? karena rebutan posisi ketua ? tidak lama isu itupun hilang. Sampai ada lagi mayat yang di temukan warga seorang pejabat yang di kenal dengan isu korup, berimbang dengan isu pejabat baik yang di kriminalisasi karena coba – coba bicara jujur di media. Ramai berita pejabat meninggal juga di lakukan oleh tangan profesional, polisi mulai melihat satu kesamaan dengan pejabat yang pertama, dilakukan tangan profesional tidak ada harta benda yang diambil pembunuh yang membedakannya dengan kriminil biasa ini seperti sebuah pesan kepada pejabat yang terkena isu korupsi. Melihat bobot perkaranya pejabat publik polisi bisa kena serangan sosial yang kuat kalau saalah penanganan maka di mandatkanlah penyidik handal, idealis, yang tidak pernah disayang atasan yang suka korup Roby namanya. Tapi untuk urusan serius mau tidak mau dia harus di tugaskan karena atasannya tahu dia bekerja penuh dedikasi Cuma dia punya kelemahan kalau bicara kemanusiaan dan keadilan. Makanya kalau urusan kasus melibatkan bisnis orang kaya dia tidak pernah ditugaskan karena tidak akan bisa di atur oleh uang maupun tekanan oknum atasannya.
   Lagi kantor polisi sibuk dengan mayat pejabat mati tidak wajar, Roby pun makin sibuk dengan urusan penyidikan ini, tapi sebagai penyidik handal insting Roby mulai mengarah ke satuan militer yang biasa pakai kemampuan membunuh model itu. Kamu kok sibuk amat Rob dengan mayat pejabat korup ini ? tanya rekannya Anwar , tidak teman aku hanya bekerja untuk hukum aku juga jijik melihat kelakuan mereka merampok uang negara. Tapi kita orang hukum bukan melihat orang tapi melihat barang bukti, fakta, saksi, terlepas siapapun korbannya siapapun pelakunya kita tidak lihat, iya Rob aku tahu kata,” kata Anwar rekannya, aku hanya ingin kamu rilex aja tidak terlalu serius nanti cepat tua,” kata Anwar kamu muda aja jelek apalagi sudah tua,” tambah Anwar lagi, kampret loe war,” teriak Roby. Kamu pernah dengar kisah begini di dunia lain gak war ?,” tanya Roby sambil nyetir mobil, pernah sih Rob tapi masak di negara kita juga ada gerakan begini melihat bangsa kita banyak orang apatis. Pejuang kan muncul tidak terduga war, wah kamu mulai tidak objektif Rob, masak pembunuh kamu sebut pejuang ?  ini kan kita berdua saja war, kita kan punya nurani juga karena melihat korbannya juga orang – orang yang di duga korup. Siapa tahu saja ada oknum militer atau mantan militer yang punya jiwaa kebangsaan ? jiwa Robin Hood, Zorro, bagiku dia penjahat Rob, siapapun tidak boleh melawan hukum demi apapun. Kacau peradaban kalau main begitu kita kembali ke zaman batu, kamu ingat masa petrus Rob ? ujungnya ada aja yang menyalahkan gunakan operasi untuk kepentingan pribadi, “ kata Anwar, iya war aku sepakat tidak boleh melawan hukum,”tambah Roby sekali lagi ini kan obrolan kita berdua saja. Seandainya dia benar berjuang apa tindakan kita Rob ?,” tanya Anwar lagi, kamu sendiri ?,” tanya Roby, aku akan tetap tahan dia,” jawab Anwar, sama,” jawab Roby pula, aku tidak yakin sama kamu Rob, “ kata Anwar, emang aku yakin sama kamu ? tanya Roby lagi. Kamu juga lebih mirip pejuang daripada penegak hukum war, makanya kita akrab, lupa ? hahahahaha mereka berdua tertawa dengan sikap idealis mereka yang dipandang konyol di masa ini, dimana orang – orang sibuk mikir kepentingan sendiri, kita sibuk bicara prinsip, ini alami Rob siapa yang sanggup membohongi hati sendiri ?,” pungkas Anwar.
    Kita ketemu om saya di militer dulu aku curiga ini kemampuan militer, halo om apa kabar ? teriak Roby di depan rumah Om Jodi seorang senior militer, hei Tekab om tahunya tekab aja di masa muda dia tekab itu terkenal jadi semua polisi pakai preman dia sebut tekab,  apa kabar ibu kamu Rob ?,” tanya Om Jodi, baik om, tante apa kabar ? baik semua Rob, duduk biar kita ngopi dulu, apa kabar istrimu Rob ? baik juga Om, hei ada ponakan tante yang ganteng apa kabar nak ? teriak tante, baik te, kopi Rob ? tanya tante Jodi, boleh tante,” sahut Roby. Izin bicara ni om, langsung saja ya saya juga sibuk benar om banyak kasus pejabat tewas, oh ya kamu yang pegang kasusnya Rob ?,” tanya Om Jodi, iya om kalau kasus yang jauh dari bau bisnis ya spesialis saya om, hahaha iya ya om faham kamu kayak bapakmu lebih baik menderita demi orang lain harusnya kamu hidup di zaman revolusi hahaha tawa om Jodi. Saya melihat kok cara membunuhnya seperti seorang profesional om maaf om bukan menuduh militer saya juga melihat ini kemampuan militer, oh iya bisa Rob om juga melihat cara tewasnya begitu. Tapi kan itu secara resmi di ajarkan di pasukan khusus dan ada juga beberapa dari mereka sudah berhenti karena kasus atau pensiun, ada juga yang tidak tahan dengan disiplin pasukan khusus tapi gaji minim. Tapi melihat korban – korban om juga dalam hati setuju saja mati orang – orang kayak gitu, tapi om,” kata Roby, hukum harus dipatuhi,” potong om Jodi saya faham tugas kalian Rob kata om Jodi.
   Halo sepupuku yang jelek,” teriak Nana, halo juga jelek,” teriak Rob, enak aja jelek udah ada pacar tau, “ teriak Nana, emang ada yang mau ama kamu ? tanya Roby lagi, kalian ini kalau ketemu berisik banget,” kata om Jodi, Nana anak om Jodi. Makan belum makan belum udah teriak,” sahut tante Jodi sana makan dulu, sekalian kamu juga Rob,” perintah tante Jodi, ada sayur asem sambal terasi ikan asin kesukaan om, Boleh juga tante ayu war kita makan,” ajak Roby, ayo siapa takut,” sahut Anwar, ayo kalau begitu,” kata Om Jodi. Makan siang pun di penuhi canda Roby dan Nana, Anwar hanya diam saja tidak bisa menutupi rasa sukanya kepada Nana,  acara makan selesai Roby dan Anwar pun pamit kepada Om Jodi. Sebelum sampai pintu Rudiman datang, hai, kata R         udiman, hai juga cari siapa ? ,” kata Roby, teman Nana,” sahut Rudiman, oh, Nanaaaaa,” teriak Roby, ini ada teman kamu, iya suruh masuk,” kata Nana sambil beresan dapur, ohya kamu Rudi, kata om Jodi kenalkan ini keponakan om dari kepolisian, Roby, Rudiman jawab mereka salaman, Rob nah dia ini Rudiman dari pasukan khusus yang kita bahas tadi, oya siplah kalau begitu, aku pamit ya om,” kata Roby, ok Rob hati – hati di jalan teriak om Jodi, mata Roby dan mata Rudiman bertatapan seolah sudah ada hubungan bathin. Itu keponakan om yang polisi dia lagi sibuk menyidik kasus kematian pejabat itu Rud, kata om Jodi, oya om, dia curiga ini dilakukan oleh orang yang punya keaahlian militer, oya om,” tanya Rudi, oh



ya mau ketemu Nana apa mau ketemu saya,” tanya om Jodi,, ah pertanyaan om bikin bingung saya ya kedua duanya lah om, duduklah sembari kita tunggu Nana beresin dapur.
    Rudiman dan Nana bercanda ria di ruang tamu sambil sesekali mereka serius bahas politik, kamu ada pendapat tidak tentang kematian pejabat itu Rud ? tanya Nana, paling lawan politiklah Na, kok aku mikir pelakunya seorang pahlawan ya Rud, hahaha kok bisa penjahat kamu anggap pahlawan ? tanya Rudi, soalnya yang dia bunuh erat dengan isu korupsi semua bahkan satu itu pernah kami demo, oh iya, iya rud, jadi agak  ringan juga tugas kami demo. Masak sih ada Robin Hood dimasa ini Rud ? ya bisa saja Na, sejarah kan selalu berulang, itu sepupu kamu yang yang menyidik kasusnya ya, iya si jelek keras kepala itu,” sahut Nana, tapi dia itu pintar lo rata – rata kasus bisa di ungkap, bahkan yang dianggap mustahil sekalipun, praang... gelas Rudimanpun jatuh, huu Rudi hati – hati dong teriak Nana, untung kamu tidak luka , udah diam jangan bergerak biar saya bersihkan pecahan gelasnya. Maaf Na, kurang hati – hati pegang gelasnya, tapi kamu aktifis hukum apa setuju dengan upaya pembunuhan walau itu untuk sebuah perjuangan ? ya tidak setuju lah Rud ! tidak boleh ada yang melawan hukum ! demi apapun ! kita trauma dengan petrus yang akhirnya banyak disalahgunakan untuk kepentingan pribadi. Tadi kata kamu dia pejuang na, itu kan kata hati saya Rud, tetap dia pahlawan tapi secara resmi aku tidak dukung gerakan melawan hukum nanti gugur wisuda sarjana hukumnya, hahahaha. Mau jalan – jalan gak Rud ? boleh kata Rudiman, kemana ? jalan aja nanti juga nyambung sendiri arahnya mau kemana kata Nana sekalian ke kampus juga mau ambil buku di perpustakaan tadi lupa kamu ikut saj siapa tahu ada buku yang kamu suka Rud. Rudiman pun cepat mencari buku hukum tentang penydidikan kejahatan dengan penuh semangat dia baca lembar demi lembar, suka rud ? kuliah hukum saja rud ,kamu jadi adik kelas saya hahahaha kata nana boleh juga na, kamu serius rud ? tanya nana beneran serius na, wah jadi dong kamu adik kelas saya rud.
   Gerakannya sangat efektif ketika mengincar lawan berkat info dari Nana dan teman – teman yang lain ketika mereka diskusi politik seingga nama – nama itu mudah dia lacak kelemahannya. Biasanya memang pelaku korupsi punya hoby buruk juga karena itu selaras dengan uang panas yang mereka punya larinya ke hoby panas juga seperti perempuan kelas atas, judi, narkoba, dan segala pesta – pesta kalangan atas yang biasanya berujung mabok minuman atau narkoba. Hal itu membuat mereka sangat lengah ketika kembali ke mobil atau di jalan pulang ke rumah posisi ini membuat pelaku pembunuhan mudah menghabisinya. Mobil melaju dan di pepet motor pelaku, cabut alat, namun dor ! berhenti si polisi handal Roby melepas tembakan peringatan pelaku sigap melarikan diri diikuti Roby dan Anwar si profesional melepas gas berasap membuat penglihatan Roby sulit mencari. Terimakasih pak kalian datang tepat waktu,” kata calon korban yang gagal, pulanglah pak apa perlu kami temani sampai rumah ?,” tawar Roby, boleh pak sangat berarti bagi saya kalau ditemani, silakan jalan duluan pak, kami di belakang bapak, oke pak, lain kali kalau mau keluar malam minta pengawalan polisi pak,oke terimaksih pak. Memang insting kamu tepat Rob,” kata Anwar, mudah war calon korbannya seragam semua pajabat yang terindikasi korupsi di kota ini, kita juga punya datanya hanya bukan unit kita yang bertugas melacak indikasi korupsi war, kiik ban mobil di rem si bapak pejabat itu, mampir dulu pak polisi kita ngopi dulu,” tawar bapak itu. Terimakasih pak, sudah malam lain waktu saja ini kartu nama saya kalau perlu apa – apa telpon saja, oke pak terimaksih banyak, sampai ketemu lagi, besok ke kantor saja pak melapor agar di catat dan di sidik oleh unit kami, bruum...mobil Roby pun berlalu di gelap malam.
   Bla bla si bapak calon korban pun cerita dengan kepala polisi dan meminta kedua polisi di perbantukan mengawal mereka para pejabat senior, di sambut baik oleh kepala polisi. Karena memudahkan kepolisian meminta bantuan anggaran untuk perbaikan kinerja polisi atau perbaikan kantong pejabat polisi sendiri. Mulai hari itu Roby dan Anwar suka mondar – mandir kantor pemerintah mencatat, mewawancara para pejabat tentang kekhawatiran mereka, sehingga nama – nama calon korban semakin mudah di kenali Roby. Sepertinya fisik pelaku akrab di mata saya war, siapa menurut kamu Rob ?, “ tanya Anwar, tapi masak iya war ? siapa yang kamu sasar Rob ? itu tentara pacarnya Nana, cepat amat kesimpulanmu Rob ? ketemu aja baru sekali, “ kata Anwar, ini insting profesinal war, iya iya pak polisi senior tidak ada kejahatan yang sempurna war, alam suka memberi isyarat kepada kita para penyidik yang menggunakan hati dalam bekerja alam tidak suka kita repot hehehe, terserah kamu deh Rob, mulai besok kita arahkan ke sana kita main ke rumah Nana, ke kampus atau ke tempat dia biasa nongkrong pasti si Rudiman akan muncul juga di tempat yang sama. Seolah pura – pura lewat saja padahal dari tadi mereka modar – mandir di depan kampusnya Nana, hei sepupu jelek,” teriak Roby seolah kebetulan lewat, mau pulang ?,” tanya Roby iya nih, nunggu Rudiman biasanya sudah datang duluan, kiik .. itu dia datang,” sahut Roby, hei prajurit, apa kabar ?,” tanya Roby, ee baik kalian apa kabar ? baik juga kita makan siang bareng yuk,” tawar Roby, ayuk sahut Nana duluan, Rudiman masih ragu – ragu, mata Anwar dari tadi curi pandang gerak – gerik Rudiman, Roby pura – pura biasa saja. Sambil makan Roby menanyakan tangan Rudiman yang tergores, eh ini habis latihan,” jawaab Rudiman tidak bisa menutupi groginya, karena Rudiman sangat jelas melihat Roby dan Anwar di malam aksi dia yang digagalkan Roby. Rudiman aku mau bicara berdua di mobil boleh ? pinta Anwar, boleh serius amat sih war, enggak Cuma obrolan pribadi saja, maaf Rud jangan tersinggung kita di fihak yang sama hanya beda sistem kerja saja, sudahlah hentikan aksimu sebelum kami terpaksa menangkapmu, apa maksud kamu war ?,” tanya Rudiman, masalah pejabat yang mati itu Rud, kamu menuduh saya war ? saya bisa tuntut kamu, mana saksi kamu Rud ? kita Cuma berdua hehehe, ya sudahlah yang penting kamu sudah tahu pesan kami.
   Bicara apa si Anwar rud ? rahasia, “ kata Rudiman ketus, rahasia apa rud ? bukannya kita mau menikah ? apa masih perlu rahasia ? apa otak saya tidak mampu memhami masalah berat ?,” kejar Nana, ya ya dia menuduh saya pelaku pembunuhan berantai itu. Nana diam saja tanpa reaksi, kok kamu diam saja na ? tidak ada tanggapan ? kamu tahu jawaban saya rud, belum na, saya tidak bisa objektif kalau di



depan kamu na, aku butuh tanggapan kamu na, semakin kamu mengaskan suara semakin kuat dugaan saya rud, tadinya aku berfikir bisa iya bisa tidak, kalau iya apa pendapatmu na ? kamu sudah tahu rud, saya tidak suka pelanggar hukum, apapun alasannya, tapi kamu pernah bilang kamu suka dia na, iya walaupun dia masuk penjara atau saya yang masukkan ke penjara pun dia tetap pejuang bagi saya rud, saya tidak buta dan tuli melihat kelakuan penguasa di negeri ini, tapi kalau belum disidang dia belum bersalah bagi saya. Apa kamu pelakunya rud ? bukan na, okelah mahasiswa hukum kamu berhak diam, mari kita pulang aku sudah lelah, aku juga susah objektif kalau didepan kamu rud, aku mau pulang mandi berdoa dan tidur semoga tidak ada yang buruk terjadi seperti bayangan saya.
   Nana berkumpul bersama teman aktifis hukum sambil bicara kasus pembunuhan berantai pejabat terindikasi korup, mereka pantas mati !,” teriak Poltak, kita semua tahu tak, tapi kita orang hukum tidak bisa bicara begitu, iya bu, saya tahu praduga tidak bersalah. Dengan itu saya meminta kita buat berita tentang cerita pejabat ini dengan indikasi korupsinya semoga orang bisa maklum kenapa mereka di bunuh orang tidak di kenal. Persis seperti yang saya inginkan na, ini bisa jadi sok terapi bagi bagi calon koruptor lainnya hukum negara yang korup tidak akan menjangkau mereka tapi hukum alam, hukum rimba bisa menjangkau mereka. Dan semoga kita lulus nanti suasana negara bisa berubah lebih baik, dan kita bisa berfikir untuk diri kita nantinya, walau saya begitu ragu apa bisa berubah cepat seperti yang kita inginkan. Semoga ada juga adik – adik yang akan meneruskan tugas kita mengkoreksi pejabat negara yang kita cintai malu rasanya diam saja melihat kekacauan di depan mata selaku kita mengaku sebagai kaum intelek,” kata Poltak. Sepertinya itulah cara Nana menutupi kesalahan Rudiman yang dia duga kuat sekali sebagai pelaku pembunuhan berantai itu, firasat seorang mahasiswa hukum yang sudah bertahun mencari bukti – bukti dan data pelanggaran hukum. Maka ramailah berita di koran tentang berita pembunuhan yang mulai mengiring berita ini kerjaan seorang pahlawan publik, dalam hati Nana sebenarnya dia bangga kepada Rudiman namun hatinya tidak bisa membayangkan kalau ini semua terkuak dan melihat kuatnya korban dan jaringan tidak bisa di bayangkan apa yang akan mereka lakukan kepada tersangka ? dengan segala jaringan kekuatan mereka uang mereka yang begitu kuat kuasanya. Seperti aktifis hukum yang bisa mati tidak ada arti seperti bangkai anjing dimana Nana selalu merasa sedih sebagai sejawat di dunia aktifis hukum yang berjuang untuk keadilan kata yang kurang akrab bagi pejabat korup.
   Berita kematian pejabat yang terindikasi korupsi koran tidak membuat gentar pejabat korup, seiring isi kematian pun sudah tidak ada lagi mungkin karena Rudiman merasa sudah di awasi. Siang itu Roby dan Rudiman duduk bersama makan siang dan ngobrol ngalor ngidul, tidak ada jera juga pejabat korup ya rud, oya, apa hubungannya dengan saya ? tanya Rudiman, kamu juga anak bangsa ini Rud, seharusnya kamu peduli,” kata Roby. Iya saya peduli tapi tidak mampu berbuat apa – apa semakin aku peduli semakin aku ingin berbuat sesuatu, dengan membunuh mereka ? mungkin iya,” sahut Rudiman, saya juga benci mereka Rud, tapi saya maunya dengan cara legal, iya bener itu bagus sekali seperti yang sudah mereka lakukan,” sahut Rudiman. Entahlah Rud, aku kadang juga ingin ikut cara kamu saja, caraku yang mana Rob ? eh sudahlah Rud, kita sama jenisnya beda keahlian saja, oya bagus kalau kita seide Rob, “ kata Rudiman, aku dekat dengan mereka Rud, aku banyak info tentang mereka, kebiasaan mereka, seandainya bisa kita culik saja dan paksa mengakui semua perbuatannya lalu kita sebar ke media mungkin lebih baik Rud, pengakuannya tetap tidak bisa dipakai dipengadilan karena di bawah tekanan hebat itu tidak sah, tapi barangkali ada bukti bukti sah yang bisa dipaksa keluar dari mulut mereka dan bukti itu kita publikasikan. Aku tidak mau terlibat Rob aku patuh hukum, kamu tahu kan aku sebentar lagi di wisuda sarjana hukum ? iya aku tahu Rud, semakin faham hukum semakin baik di operasi ini agar tidak terjebak oleh langkah sendiri. Apa perlu saya paksa kamu dengan bukti hukum ? pemerasan itu melwan hukum Rob, iya aku mau melawan hukum demi perjuangan ini, wah jadi takut saya sama kamu Rob,” kata Rudiman. Kita lihat saja nanti Rob, apa saya menerima tawaran kamu atau tidak ? bagaimana Anwar dan Nana ? saya kira mereka sepakat hanya tidak mungkin bisa jadi eksekutor utama mereka tidak seberani itu melawan hukum,” kata Roby. Apa kamu berani melawan hukum Rob ?,” tanya Rudiman, tidak juga Rud,” jawab Roby hanya lelah saja melihat ini semua kasus kriminil kecil yang aku tangani kalau di urut akan berujung pada tidak bekerjanya pejabat negara karena sibuk korupsi. Jadi semua yang aku kerjakan selama bertahun – tahun ini seperti tidak ada gunanya karena hanya sibuk memadamkan api sementara sumber api tidak pernah disentuh. Sepertinya perlu getaran hebat seperti revolusi agar mereka tersentak tidak korupsi lagi seperti kasus kematian beruntun yang lalu, ternyata hanya sebentar saja menghentak mereka habis itu lupa lagi, dasar manusia bebal hati mereka sudah beku barangkali sehingga tidak mudah di hentak.
   Kriing.. handphohe Roby berbunyi bapak kepala reserse menelpon, pagi pak, pagi Rob kamu sudah baca koran ? belum pak, itu ada lagi pejabat yang mati misterius, siap pak, segera merapat, di tengah jalan Roby menelpon Rudiman, siapa pelakunya Rud ? tidak tahu Rob, aku mau ketemu sebentar lagi sesudah aku mengadap bosku. Mayatnya ditemukan bersama rekaman pengakuan dia, bukti rekening, dan beberapa petunjuk lainnya, persis seperti yang kita bicarakan Rud, baguslah kalau begitu ada yang suka bekerja untuk umum juga. Jadi bukan kamu pelakunya Rud, bukan, ini kan ide kamu masak saya tidak koordinasi sama kamu Rob, aku bukannya kurang kerjaan aku punya hidup punya cinta bukan orang frustasi yang bahagia dengan membunuh walaupun saya di gaji negara untuk membunuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar