Jumat, 12 Agustus 2016

Pertama kenal sekolah

   
   Pertama kali aku kenal kalender bertahun di dinding papan 1984 berwara hijau di sebelah kanan ruang kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 040471 desa Merdeka guru pertama yang aku kenal sebagai guru seorang wanita yang mereka panggil bus Susri. Mengenal pelajaran tambahan dengan 10 soal aku teringat benar sebuah soal yang semua jawabannya 8 aku ragu kok bisa semua jawaban sama dan tidak mau mengumpulkan hasil kerja sebelum akhinya kakak sepupu melihat hasil bener kok tidak ada nilai ? saya tidak yakin ini benar kata saya , ini benar kok kata kakak sepupu saya , kelemahan terbesar saya tidak percaya diri waaktu itu. Kalau mau cari kambing hitam lalu di benahi boleh – boleh saja demi riset , aku melihat ini faktor pendidikan orang tua dan guru – guru di daerah sana suka bicara pakai suara keras seperti pada umum suku Batak. Pernah sekali waktu di kutip uang untuk beli bola kasti kata ibu Dahlia dan aku melihat bola itu dia bawaa dalam palstik transparan pulang ke rumah saat itu berfikir dia mau miliki secaraa pribadi bola – bola itu. Aku marah dan sore hari kembali ke sekolah dan membongkar lemari sekolah dan ambil bola – bola sisanya karena aku merasakan ketidak adilan. Akhirny kami bertiga pun iman , ivan jadi tersangka di depaan guru – guru yang buka ceramah satu – persatu serta membawa orang tua masing – masing yang tidak kalah malunya karena kelakuan kami. Saat itu kelas 2 sd apa yang bisa kami katakan bahkan teman pun saling lempar masalah mendorong kasus agar menjadikan saya sebagai aktor utama ,saya bilang kami bertiga yang buka lemari kata mereka hanya saya. Pengadilan tidak fair tanpa hak bicara pun berlangsung mantap karena penuntut merangkap pengadil tanpa pembela padahal kami merasakan ketidak adilan. Entah siapa yang memulai isu ketidak adilan ini sepertinya saya dengan penuh semangat kalau sudah marah uniknya kedua teman adalah anak – anak terpintar di kelas kami , Iman ranking satu menguasai ilmu sosial dan ilmu pasti , Ivan lebih kuat ilmu pasti ,saya sendiri kuat di ilmu sosial. Iman lebih pendiam  saat itu , Ivan paling mewah dia bahkan sudah bermain juga di umur itu bapaknya politisi tingkat desa.
  Soposurung ,   Balige pun menjadi tempat sekolah kedua di kelas dua Smp Danau Toba menjadi pemandangan tetap setiap hari dan saat itu biasa saja bagi kami yang tinggal disana. Yang aku ingat ketika Bapak kepala sekolah yang baru Jonggi Tampubolon mendapat kedudukan baru baru sebagai kepala sekolah SMP Negeri 3 Soposurung teman saya bernama selamat bilang hebat ya Kepala sekolah kita yang baru ? kepala sekolah kamu lah itu kalimat bodoh saya waktu itu , pok ,pok bug kepala dan punggung saya kena gebuk oleh ibu kesenian lupa namanya tapi marganya aku ingat jelas ,Tampubolon juga yang dalam adat batak juga saudara margaku dimana sangat pantang perempuan dari marga memukul kami anak lelakinya karena dalam adat Batak anak lelaki adalah bapak dari anak perempuan ,gua gugat juga lo , segala caci maki di alamatkan ke saya tanpa hak jawab, sebenarnya kalau saya di kasih hak bicara seperti yang di lakukan manusia beradab ,saat itu saya tidak suka pujian yang terlalu dini di berikan teman saya Selamat namanya ,karena bagaimana mau di katakan bagus belum lagi kerja baru saja serah terima dan ini kita baru bubar dari acara serah terima. Kangen dengan Labuan Hutagaol , Daniel Pardede , James Silalahi yang ini spesial karena semarga hehehe tidak lupa anak cewek mungkin sekarang sudah gendut jadi emak – emak ,Mianto Siahaan ketua kelas yang cerdas juga cakep , Berliana Simanjuntak , Jenny Sitorus.

   Padang Bulan Medan Barat menjadi tempat tinggal berikutnya melanjutkan SMA situasi lebih baik karena semakin dewasa dan mampu beradaptasi dengan lebih baik. Hari – hari di mulai dengan panas yang luar biasa tapi membuat kulit putih bercahaya apalgi di tambah dengan sering latihan Taekwondo maka perputaran cairanpun lebih cepat. Teman – teman masih mudah di deteksi karena sudah ada di facebook sebagian dan yang paling di rindukan malah tidak tahu rimbanya , Dedi Iwan Susanto ketua kelas yang ganteng dan penuh percaya diri bisa bergitar kami dekat karena arah pulang ke rumah barengan naik angkot Rahayu. Entah dimana dia kini ? apa sudah meninggal ? atau terpuruk ke dasar bumi yang paling miskin sehingga tidak ada kabar apa apa dari dia sampai hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar