Prak…! Puk..batu dan kayu balok
menimpa mobil yang di kendarai Joni dan Bagas, mobil avanza hitam milik
perusahaan leasing mereka bawa kabur dari kerumunan massa yang tidak suka aksi
mereka menarik mobil yang nunggak kredit itu. Kejaran sepeda motor di senggol
sampai terjungkal ke luar jalan. Segala caci maki, keluar dari massa yang
mengejar mereka. Kecepatan tangan Bagas merebut kunci mobil dan membawa lari
mobil yang mereka tarik
Kamu gila ya bro, tidak ada
takutnya, apa kamu tidak takut mati, kita masih bisa menyerah dan lari,’ Joni.
Untuk apa aku hidup lama – lama bro, semua yang aku inginkan
tidak bisa aku raih, pekerjaan sialan ini justru untuk mempercepat kematianku,’
Bagas.
Tapi kita masih bisa hidup lebih lama lagi bro, kita akan
raih masa depan,’ Joni.
Masa depan model apa bro ? jadi bajingan sampai tua ?,’
Bagas.
Kalau melihat debitur lemah kita
sering melihat kasihan mobil harapan mereka tidak bisa dimilik karena aksi
sefihak perusahaan leasing menyewa debt collector. Walau banyak pula tertarik
membeli mobil tarikan itu dengan harapan harganya murah. Lupa akan derita
debitur yang bersusah payah mencicil. Ketika debt collector berhadapan dengan
debitur yang berwatak keras ? caci maki akan keluar tanpa hasil. Mereka orang
bayaran, akan di beri uang kalau berhasil menarik mobil yang nungak kredit.
Lebih parah lagi kalau berhadapan dengan debitur yang pandai memanggil massa
seperti yang dialami Bagas dan Joni. Kalau luka tanggung sendiri, kalau ada
resiko hukum tanggung sendiri, sesuai dengan perjanjian kerja mereka dengan
perusahaan leasing. Kalau berhasil hanya mendapat sukses fee dari perusahaan
leasing.
“ Kita langsung ke bang Jaka saja, biar mampus semua, leasing mampus, debitur mampus, siapa yang perduli hidup kita kalau bukan kita sendiri ? ,’ Bagas.
“ Benar Gas, kita tidak
menyerahkan surat serah terima, tidak menunjukkan surat kuasa kita, jadi tidak
ada yang tahu siapa kita,’ Joni.
Jaka adalah penadah barang curian
dan barang – barang aneh lainnya.
“ Habis itu kita party bro,’ Bagas,
“ Benar bro, kita nikmati hasil kerja kita,’ Joni.
Uang 20 juta cash dari bang Jaka
sudah ditangan Bagas, melirik mantap partnernya. Dalam satu malam bisa mereka
habiskan semua uang panas itu.
“”Dang ! dung ! dang ! dung…!!!..suara musik house di diskotik tengah kota Jakarta kota idaman banyak pemuda dari seluruh Indonesia menenggelamkan kedua sahabat itu.
“ Sudah pagi bro, sebaiknya kita
menyingkir ke Bandung dulu, siapa tahu sial kita ketemu pemilik mobil,’ Bagas.
“ Benar bro, kita numpang tidur siang di kosan Hendra. Seperti biasa, kalau mereka masalah di Bandung ? menumpang di tempat kita di Jakarta,’ Joni.
Mobil avanza hitam yang belum di
setor ke perusahaan leasing, mereka kendarai menuju Bandung menerpa angin pagi.
“ Aku sudah bosan hidup bro,
wanita idamanku, menolak lamaranku karena aku belum kerja, setiap pekerjaan
yang aku jalani, tidak pernah cukup untuk menikah dengan Yuli, dengan berat
hati dia menerima lamaran orang kaya di kampung,’ Bagas.
“ Sudahlah bro, di pulau Jawa ini ada ribuan wanita,’ Joni.
“ Ini bicara hati bro, tidak
mudah, sejak ditinggal menikah, aku sering cari gara – gara, biar mati, tapi
tidak mati – mati juga, yang ada aku harus kabur ke Jawa karena memukul orang
sampai bonyok,’ Bagas.
“ Iya bro, aku masih ingat kamu tolongin sewaktu di kejar massa gara – gara narik mobil tempo hari, aku hutang nyawa sama kamu bro, kalau di kampung kami, ini hutang yang tidak bisa dibayar, entah kalau aku tolong nyawa kamu, kamu katakan, “ impas, itu baru lunas, begitu orang di kampung kami meyakininya,’ Joni.
“ Jadi elo doain aku mati ? biar
bisa bayar hutang,’ Bagas.
“”” Hahahahaha… tidaklah bro, yang penting aku harus ingat hutang itu, aku harus setia sama kamu,’ Joni.
“ Lebay amat sih bro,’ Bagas.
“ Hahahaha.. tidaklah bro, ini sikap kami, kalau saja pejabat kita ingat sumpah jabatannya, mungkin kita tidak perlu bekerja begini bro,’ Joni.
" Jauh amat loe bahas ke politik bro, Bagas.
" Tidak ada yang lepas dari politik bro,' Joni.
Joni seorang demonstran di kampus yang drop out, bermodal bacot yang lincah dia mudah mendebat debitur yang terikat kredit denga perusahaan leasing.
" Apa urusan kredit juga ada hubungannhya dengan politik bro ? ,' Bagas.
" Kalau saya eli politik mau memperbaiki ekonomi negara kita, tidak perlu orang kredit dengan bunga yang tinggi,' Joni.
" Kita sudah sampai bro,' Bagas.
" Halo Hen, apa kabar ? kami lagi bermasalah di Jakarta bro, kami mau pendinginan di sini,' Bagas.
" Hahahah,,,kalian kok cari masalah terus ?,' Hendra.
" Hahahah,,,emang ada orang yang tidak bermasalah di kerjaan sialan ini,' Joni.
" Saya mau jalan ni, kalian mau ikut atau istirahat dulu ?,' Hendra.
Bekerja sebagai debt collector sangat mudah, bagi orang yang siap bermasalah, asal siap ribut, siap di uber massa, atau di kejar polisi, bisa kerja di daerah mana saja, terutama tentunya ada relasi di daerah itu. Tidak perlu siapkan baju rapi, cukup siapkan nyali untuk ribut, debat, bisa menumpang kerja di daerah mana saja.
" Sepertinya kami mau istirahat dulu Hen, besok kami mau numpang kerja sama kalian, atau kami cari info sendiri, nanti kita callingan,' Bagas.
" Itu ada adek saya di kosan, dia lagi cari kerja di sini, jangan kalian macam - macam sama dia, kalau mau lama hidup di Bandung,' Hendra,
" Iya, bro, adik kamu kan adik saya juga,' Bagas.
" Dek, kenalin kawan - kawan abang dari Jakarta, jangan percaya sama orang ini, belum jinak mereka ini,' Hendra.
" Hahahha,,,' masak sih bang ?,' tanya Rini.
" Bohong kakak kamu itu dek, kami sudah di suntik kok,' Bagas.
Joni cuci muka dan rebahan, tapi Bagas masih tertarik berbicara dengan Rini.
" Rencana kerja dimana dek,' Bagas.
" Apa aja bang, namanya juga cuma lulusan SMA mau pilih apa juga,' Rini.
" Benar dek, di zaman begini yang penting bisa makan sudah syukur, nanti kalau ada yang lebih baik, maju lagi, saya suka cara berfikir adek, tidak milih - milih kerja, kami juga begitu dek, perasaan lelah juga kerja begini, tapi belum ada yang lain, kita jalani dulu,' Bagas.
" Belum istirahat bang,' Rini.
" Belum ngantuk dek, apalagi kalau ditemani kamu, hehe,,,' Bagas.
" Saya juga pergi bentar lagi bang, mau ketemu teman siapa tahu ada kerjaan buat Rini,' Rini.
" Ohya, tapi belum pergi kan ? nanti kalau adek pergi aku tidur,' Bagas.
" Abang darimana ?,' Rini.
" Dari Jakarta dek, asalnya sama dengan kalian dari Medan juga,' Bagas.
" Sudah lama di Jakarta ?,' Rini.
" Sekitar lima tahunlah dek, akibat frustasi gagal meminang gadis pujaan, stress, ribut di Medan, lari ke Jawa,' Bagas.
" Berarti abang buron dong ?,' Rini.
" Begitulah dek,' Bagas.
" Ohya, aku mau persiapan dulu ya bang, mau jalan, tadi aku masak nasi, siapa tahu kalian lapar, bang Hendra jarang pulang siang,' Rini.
" Ohya, makasi dek, ini buat ongkos kamu,' Bagas memberikan lembaran uang 100 rb ke tangan Rini. " Kalau pakai mobil kita kamu tidak bisa dek, mobilnya panas, hanya bisa bagi orang - orang panas,' Bagas.
" Aduh, Rini ada uang kok bang, jangan repot begitu,' kata Rini. " Emang mobilnya kenapa bang ?,' lanjut Rini.
" Itu mobil tarikan yang belum kami setorkan, jadi status dia masih nunggak kredit, kalau dijalan ketemu debt collector ? kasihan kamu di kerubungi,' Bagas.
" Benar panas kalau begitu bang, lagian Rini belum bisa bawa mobil bang,' Rini.
Sore tiba, Hendra bersama timnya kembali ke kosan. Kalau sudah berjalan bergerombol begini, mereka mirip sekali dengan serombongan tekab, sering debitur, melapor ke polisi, di tangkap orang di jalan yang mengaku polisi. Padahal mereka tidak ngaku sebagai polisi, tapi gaya bahasanya di buat mirip dengan polisi. Hal itu membuat debitur yang kurang faham," serasa " berurusan dengan polisi di jalan. Terkadang mobil dikendarai oleh orang kedua, ketiga, yang sama sekali tidak faham keadaan kenaraan yang di kendarai.
" Hei buronan, sudah pada makan ?,' teriak Hendra dengan timnya kompak.
" Sudah bro, dapat hasil kalian hari ini ?,' Bagas.
Empat orang anggota tim Hendra menyalami Bagas dan Joni penuh ke akraban, sebagai sesama debt collector. Teringat kisah yang lalu mereka diuber ormas di Bandung, mereka lari ke Jakarta. Sambil buron ? mereka masih di beri kesempatan cari makan di Jakarta di bantu Bagas dan Joni. Mengingat banyaknya lalu lalang, kendaraan yang melintas di Jakarta. Satu per satu plat kendaraan mereka amati dari dalam mobil, sambil memegang daftar plat kendaraan yang bermasalah. Kalau ada plat kendaraan di daftar mobil bermasalah ? mereka ikuti, sambil menelpon fihak leasing, plat ini tolong di cek, kalau bermasalah, orang kantor segera membuat surat kuasa dan mengantarkan ke lapangan, atau ada kurir yang menjemput ke kantor.
Debt collector ini bisa berperan ganda, menarik kendaraan yang bermasalah atau melindungi kendaraan yang bermasalah. Karena yang akan menarik kendaraan bermasalah itu ? adalah rekan - rekan sesama debt collector juga.
" Kalau saya eli politik mau memperbaiki ekonomi negara kita, tidak perlu orang kredit dengan bunga yang tinggi,' Joni.
" Kita sudah sampai bro,' Bagas.
" Halo Hen, apa kabar ? kami lagi bermasalah di Jakarta bro, kami mau pendinginan di sini,' Bagas.
" Hahahah,,,kalian kok cari masalah terus ?,' Hendra.
" Hahahah,,,emang ada orang yang tidak bermasalah di kerjaan sialan ini,' Joni.
" Saya mau jalan ni, kalian mau ikut atau istirahat dulu ?,' Hendra.
Bekerja sebagai debt collector sangat mudah, bagi orang yang siap bermasalah, asal siap ribut, siap di uber massa, atau di kejar polisi, bisa kerja di daerah mana saja, terutama tentunya ada relasi di daerah itu. Tidak perlu siapkan baju rapi, cukup siapkan nyali untuk ribut, debat, bisa menumpang kerja di daerah mana saja.
" Sepertinya kami mau istirahat dulu Hen, besok kami mau numpang kerja sama kalian, atau kami cari info sendiri, nanti kita callingan,' Bagas.
" Itu ada adek saya di kosan, dia lagi cari kerja di sini, jangan kalian macam - macam sama dia, kalau mau lama hidup di Bandung,' Hendra,
" Iya, bro, adik kamu kan adik saya juga,' Bagas.
" Dek, kenalin kawan - kawan abang dari Jakarta, jangan percaya sama orang ini, belum jinak mereka ini,' Hendra.
" Hahahha,,,' masak sih bang ?,' tanya Rini.
" Bohong kakak kamu itu dek, kami sudah di suntik kok,' Bagas.
Joni cuci muka dan rebahan, tapi Bagas masih tertarik berbicara dengan Rini.
" Rencana kerja dimana dek,' Bagas.
" Apa aja bang, namanya juga cuma lulusan SMA mau pilih apa juga,' Rini.
" Benar dek, di zaman begini yang penting bisa makan sudah syukur, nanti kalau ada yang lebih baik, maju lagi, saya suka cara berfikir adek, tidak milih - milih kerja, kami juga begitu dek, perasaan lelah juga kerja begini, tapi belum ada yang lain, kita jalani dulu,' Bagas.
" Belum istirahat bang,' Rini.
" Belum ngantuk dek, apalagi kalau ditemani kamu, hehe,,,' Bagas.
" Saya juga pergi bentar lagi bang, mau ketemu teman siapa tahu ada kerjaan buat Rini,' Rini.
" Ohya, tapi belum pergi kan ? nanti kalau adek pergi aku tidur,' Bagas.
" Abang darimana ?,' Rini.
" Dari Jakarta dek, asalnya sama dengan kalian dari Medan juga,' Bagas.
" Sudah lama di Jakarta ?,' Rini.
" Sekitar lima tahunlah dek, akibat frustasi gagal meminang gadis pujaan, stress, ribut di Medan, lari ke Jawa,' Bagas.
" Berarti abang buron dong ?,' Rini.
" Begitulah dek,' Bagas.
" Ohya, aku mau persiapan dulu ya bang, mau jalan, tadi aku masak nasi, siapa tahu kalian lapar, bang Hendra jarang pulang siang,' Rini.
" Ohya, makasi dek, ini buat ongkos kamu,' Bagas memberikan lembaran uang 100 rb ke tangan Rini. " Kalau pakai mobil kita kamu tidak bisa dek, mobilnya panas, hanya bisa bagi orang - orang panas,' Bagas.
" Aduh, Rini ada uang kok bang, jangan repot begitu,' kata Rini. " Emang mobilnya kenapa bang ?,' lanjut Rini.
" Itu mobil tarikan yang belum kami setorkan, jadi status dia masih nunggak kredit, kalau dijalan ketemu debt collector ? kasihan kamu di kerubungi,' Bagas.
" Benar panas kalau begitu bang, lagian Rini belum bisa bawa mobil bang,' Rini.
Sore tiba, Hendra bersama timnya kembali ke kosan. Kalau sudah berjalan bergerombol begini, mereka mirip sekali dengan serombongan tekab, sering debitur, melapor ke polisi, di tangkap orang di jalan yang mengaku polisi. Padahal mereka tidak ngaku sebagai polisi, tapi gaya bahasanya di buat mirip dengan polisi. Hal itu membuat debitur yang kurang faham," serasa " berurusan dengan polisi di jalan. Terkadang mobil dikendarai oleh orang kedua, ketiga, yang sama sekali tidak faham keadaan kenaraan yang di kendarai.
" Hei buronan, sudah pada makan ?,' teriak Hendra dengan timnya kompak.
" Sudah bro, dapat hasil kalian hari ini ?,' Bagas.
Empat orang anggota tim Hendra menyalami Bagas dan Joni penuh ke akraban, sebagai sesama debt collector. Teringat kisah yang lalu mereka diuber ormas di Bandung, mereka lari ke Jakarta. Sambil buron ? mereka masih di beri kesempatan cari makan di Jakarta di bantu Bagas dan Joni. Mengingat banyaknya lalu lalang, kendaraan yang melintas di Jakarta. Satu per satu plat kendaraan mereka amati dari dalam mobil, sambil memegang daftar plat kendaraan yang bermasalah. Kalau ada plat kendaraan di daftar mobil bermasalah ? mereka ikuti, sambil menelpon fihak leasing, plat ini tolong di cek, kalau bermasalah, orang kantor segera membuat surat kuasa dan mengantarkan ke lapangan, atau ada kurir yang menjemput ke kantor.
Debt collector ini bisa berperan ganda, menarik kendaraan yang bermasalah atau melindungi kendaraan yang bermasalah. Karena yang akan menarik kendaraan bermasalah itu ? adalah rekan - rekan sesama debt collector juga.