Selasa, 28 Mei 2019

rumah makan pinggir jalan


Melihat gadis cantik itu mau ke kamar mandi kedua pria mesum itu pun siap - siap mengintip. Jalan mengendap endap kayak maling gitu, emang maling sih.. Duk..!!! Karena tidak hati - hati kepala kejedut pintu dapur yang pendek yang di lewati.

" Hati - hati bang,' kata Santi kalem dari dalam kamar mandi.
" Wadaw, dia tahu kita mau ngintip,' kata Joni kepada Erick yang merunduk di belakanganya, menunggu giliran ngintip.

Sial bagi Erick, tidak kebagian ngintip tapi kena kasus ngintip.

Lebih sial lagi waktu mengira yang mandi adalah Santi rupanya nenek sebelah numpang mandi, " Tukang ngintip !!!!...,' teriak si nenek. Sial dua kali dia.

" Ya jelas tahulah, kelakuan otak mesum kayak kalian,' teriak Santi yang keluar dari kamar mandi.
" Enggak kok, aku cuma mau ke belakang lihat ayam,' kata Joni ngeles.

" Kok kejedutnya di dekat pintu kamar mandi ?,' teriak Santi.

Santi pegawai masak di rumah makan yang sepi di pinggiran kota. Dia tidak bisa kasar kepada tamu walau sudah kurang ajar. Bahkan kehadiran dia di rumah makan itu spertinya untuk " dijual " kepada supir - supir dan tamu yang datang. Untuk menarik perhatian pria - pria iseng yang silih berganti datang ke rumah makan itu. Tidak jarang tamu yang sudah makan di tempat lain, biasanya dibayarin bosnya, kalau tidak ? pasti sudah makan di sini,' menyempatkan diri barang beli air mineral agar bisa bertemu Santi. Memang benar ide pemilik rumah makan, Santi pengelaris dagangannya.

" Mau gak jadi bini muda abang ? ,' tanya supir - supir iseng.
" Jadi pertama saja tidak mau bang,' jawab Santi.

" Kok gak mau dek ?,' tanya supir itu lagi.
" Bakal makan hati, hidup sama abang, setiap parkir ada bini,' Santi kalem.

Malam hari perampok mampir di rumah makan, sambil hitung - hitung hasil rampokan. Santi pura - pura tidak tahu apa yang mereka lakukan. Walau dia kenal polisi yang sering mampir di rumah makan .

" Ini buat kamu,' kata perampok itu habis makan, melemparkan uang 100 rb ke ujung meja dekat Santi berdiri, tidak lupa menyentuh pinggang Santi yang sexy itu..
" Terimakasih bang,' jawab Santi sambil ketawa genit.

" Habis jalan jauh bang,' Santi basa basi.
" Iya nih, ada proyek dek,' Perampok.

" Hati - hati bergaul sama mereka,' kata ibu Yuli pemilik rumah makan.
" Kenapa bu ?,' tanya Santi pura - pura bego, padahal tidak pura - pura juga sudah bego.

" Mereka itu rampok San, nanti kamu terbawa bawa,' Ibu Yuli.
" Oh iya bu, yang sering merampok uang rakyat di tv tv itu ya bu,' Santi kalem.

" Itu mah koruptor,' Ibu Yuli.
" Beda lagi ya bu,' Santi pura - pura bego lagi.

" Sebenarnya sama saja sih, sama - sama rampok, bedanya satu sekolah yang satu tidak sekolah,' Ibu Yuli.
" Oh gitu ya bu,' Santi tetap pura - pura bego.

Bergaul dengan macam - macam orang membuat Santi selalu pura - pura bego. Tapi itu malah membuat orang merasa pintar di hadapan Santi. Mereka antusias menunjukkan kecerdasannya, walau ada yang malah jadi meremehkan Santi karena begitu bodoh.

" Kamu tidak tahu kalau kita ini capek mengurus negara,' kata pegawai kabupaten yang mampir makan.
" Oh capek ya pak, mau makan apa dong ?,' tanya Santi genit. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar