Selasa, 28 Mei 2019

Nini Bulang

Nini Bulang T Surbakti mergana, berasal dari desa Surbakti Kec Simpang Empat berkeluarga di desa Keling Kec Merdeka, Kecamatan yang berbatasan langsung, dulunya satu Kecamatan, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Pria yang sangat berintegritas, tepat janji tepat omongan. Baik kepada semua orang sehingga banyak orang yang sebenarnya tidak ada hubungan keluarga tapi seperti keluarga kandung. Beliau tentu tidak suka sikap curang,  inkonsisten, beliau mendpat hak gaji sebagai veteran perang kemerdekaan. Kalau ada inspirasi yang paling kuat dalam diriku adalah beliau. Nini Bulangku ( kakek ) dari fihak ibu G Surbakti, bapakku dari marga Sinurat berasal dari Samosir Kab Samosir Sumut.

Bulang kami memanggil secara singkat, pria yang kreatif ada saja alat - alat rumah tangga, alat pertanian yang beliau buat untuk mempermudah pekerjaan sehari hari. Beliau pernah merekam suaranya di tape recorder lagi mendongeng untuk kami cucu - cucunya, sayang sekali rekaman itu hilang entah kemana. Masih aku ingat sekali bagaimana nada suara beliau dalam mendongeng dalam bahasa Karo. Kisah perjalanan anak manusia, kisah perjuangan anak manusia, ajaran budi baik yang di siratkan dalam dongengnya.

Kalu Darwis Tere Liye suka menulis karena di masa kecil kakeknya suka mendongeng, tidak salah kalau aku juga begitu, di tambah peran bapak yang suka membawa koran Minggu SIB bekas ke rumah. Di hari Minggu pagi aku tidak sabar lagi untuk melahap cerita - cerita anak yang memang banyak di koran Minggu berwarna itu di hari biasa tidak berwarna hanya hitam putih saja. Sesuai istilah orang membuat surat perjanjian " hitam diatas putih ".Masih ingat beberapa cerita untuk anak di koran itu, tentang budi baik, sikap baik, sikap ksatria.

Masih ingat bagaiman kalau Bulang memulai kata - kata dengan sangat bijak dan tenang, kalau di masa itu kita melihat ketenangan Presiden RI kedua Jend Suharto, aku merasa wibawa itu sangat mirip. Tapi jangan coba - coba katakan begitu di masa itu, bisa - bisa jadi masalah, karena menganggap pak Harto sejajar dengan perajurit itu pamali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar