Aku jalan menuju sekolah berjalan kaki, mobil - mobil berlalu lalang, pret..! salah satu mobil melindas becek, air berwarna coklatpun menerjang baju sekolahku, "Aduhh..!..mobil itu melaju kencang, aku bukan siapa - siapa untuk mereka lirik. Sapu tangan, tissue, habis aku pakai mengelap bajuku, air mataku mau menetes dari mataku, sudah baju sisa kakak, disiram air lumpur lagi, ke sekolah bakal telat, di sekolah juga tidak dianggap siapa - siapa oleh teman - teman. Hidup ini tidak adil amat sih buatku,' bathin Santi.
Santi anak kelas satu SMA 70 Rawa lumpur, anak dari orang miskin, mungkin termiskin di kota ini. Tapi dia masih beruntung, kedua orang tuanya sangat baik padanya. Mereka tidak pernah mengeluh sebagimana diajarkan guru agama, hidup ini harus disyukuri. Karena mengeluh hanya aakan meambah beratnya beban hidup. Di sebuah tanah luas milik orang kaya mereka menumpang mendirikan gubuk, entah sampai kapan ? kalau suatu saat pemiliknya mau bangun sesuatu di tanah itu, yakin dan pasti mereka akan tinggal di kolng jembatan. Santi anak kedua dari dua bersaudara yang tinggal bersama orang tuanya. Kakaknya sudah tamat SMA sekarang dia bekerja di pabrik tekstil. Di belakang gubuk mereka ada sebuah pohon beringin besar, seperti sudah ada di situ sejak zaman Belanda. Di bawah pohon beringin ini Santi sering menumpang ngadem, karena tidak AC di gubuk mereka.
Di sekolah Santi melirik Andri cowok paling ganteng di sekolah, tapi itu hanya angan - angan semata, Santi tidak masuk radar Andri. Hanya sikap Andri yang tidak suka ikut membully Santi yang yang bisa mengobati hati Santi yang ingin segera menyelesaikan sekolahnya dan menyusul kakaknya jadi buruh pabrik tekstil. Pabrik itu sangat maju, kekayaan pemiliknya tidak tehingga, bertolak belakang dengan gaji buruhnya. Perbudakan sudah tidak ada, tapi di zaman modern ini mereka adalah budak - budak yang diperas tenaganya tanpa gaji layak, tanpa tunjangan sosial, kalau sakit berobat ala kadarnya, kalau mati cepat diganti.
Ruangan kelas mulai rame, anak - anak berdesakan, baju Santi yang masih kotor menyenggol baju Rina, anak paling cantik di kelas,
" Ehhh!..kamu hati - hati jalannya, lihat tu baju saya ikutan kotor,' teriak Rina.
" Sorry,' kata Santi,
" Sorry, sorry, makanya ke sekolah itu jangan jalan kaki, naik angkot dong,' teriak Rina,
" Saya tidak punya duit naik angkot Rin !,' teriak Santi,
" Eh, kamu sudah salah nyolot lagi,' teriak Rina,
" Saya tidak sengaja, kamu saja yang jalan tidak lihat orang main serobot saja !,' teriak Santi.
" Sudah, sudah, potong Andri di tengah kedua gadis itu, sambil menebarkan bau farfumnya membuat suasana damai seketika. Kedua gadis itu tentu tidak mau terlhat buruk di depan idola sekolah : Andri.
Sambil menyanyikan lagu " Dona dona " Santi duduk dibawah pohon beringin di belakang gubuknya,
" Hai cantik kenapa kamu begitu bersedih ? kamu tidak semenderita itu, kamu masih bisa meminta kepada kami, kami akan memberi apa yang kamu mau, asal kamu tetap jadi orang baik, jangan suka membalas perbuatan buruk orang lain,' suara dari atas lebatnya pohon beringin.
" Siapa kamu ?,' tanya Santi, saya adalah kamu,' kata suara itu. Saya adalah sahabatmu, kami akan menemamimu di setiap masalah yang akan kamu hadapi, kami hanya meminta kamu jadi anak baik. "
" Saya sudah lelah diremehkan, dihina, di caci orang, saya sudah tidak perduli jadi apa, orang tua saya juga mengajarkan begitu tapi saya sudah lelah.
" Sabarlah sayang, semua akan bisa kamu atasi,' pembisik dari kegelapan.
" Kamu mudah berkata, kamu tidak tahu yang saya rasakan, apa saja yang bisa kamu bantu ?,' tanya Santi,
"Apa yang kamu inginkan ?,' tanya pembisik gelap.
"Aku ingin Rina mendapat kecelakan biar wajahnya jadi jelek,' kata Santi.
" Maaf sayang, kami tidak bisa mengabulkan doa buruk kamu.
" Iyah deh maaf,' kata Santi.
" Makanya tidak semua orang diberi kekuatan besar karena manusia suka menyalah gunakan kekuatan yang dia miliki, coba kamu minta,' Rina tidak jahat sama kamu,' perintah pembisik gelap.
" Iya deh, itu aja,' kata Santi,
"Tidak sekalian agar Andri melirik kamu ?,' tanya pembisik gelap.
"Iya deh itu juga,' kata Santi malu - malu.
"Mulai besok kamu sapa mereka di sekolah dengan senyuman, minta maaf sama Rina.
"Baik om,' kata Santi.
"Bangun San, tidak baik anak gadis tidur di luar,' suara emak merusak mimpiindah Santi,
" Huu...emak, ganggu mimpi indah saja,' kata Santi,
"Eh kamu ini mimpi siang bolong, mimpi apaan ?,' tanya emak.
"Anu, anu..eh..Santi menoleh ke kiri dan ke kanan, ke atas pohon beringin, tadi ada suara dari atas pohon mak, katanya bisa bantu Santi.
"Huss..itu hanya mimpi, bunga - bunga tidur, yang bantu diri kita hanya diri kita sendiri, bekerja keras, dan berdoa,' ketus emak.
" Iya mak, Santi mimpi rupanya,' Santi.
" Sudah mandi sana !,' teriak emak.
Santi berjalan malas menuju gubuk mereka, tinggal emak toleh toleh ke kiri ke kanan dan ke atas, sambil bergidik emak menyusul Santi. Memang banyak cerita seram di pohon beringin tua itu. Tapi karena alasan ekonomi tidak ada waktu untuk takut lagi.
" Hari yang indah untuk pergi ke sekolah, sesuai dengan pesan mimpinya, Santi mencoba senyum kepada semua orang di sekolah, dengan kikuk Rina pun membalas senyuman Santi. Semua memang lebih mudah dengan senyum. Hanya di sana ibu guru matematika tidak mau membalas senyum Santi dia sepertinya kecewa dengan perubahan Santi, sepertinya dua tanduk berwarna merah muncul di balik kedua kupingnya.
Ruangan kelas mulai rame, anak - anak berdesakan, baju Santi yang masih kotor menyenggol baju Rina, anak paling cantik di kelas,
" Ehhh!..kamu hati - hati jalannya, lihat tu baju saya ikutan kotor,' teriak Rina.
" Sorry,' kata Santi,
" Sorry, sorry, makanya ke sekolah itu jangan jalan kaki, naik angkot dong,' teriak Rina,
" Saya tidak punya duit naik angkot Rin !,' teriak Santi,
" Eh, kamu sudah salah nyolot lagi,' teriak Rina,
" Saya tidak sengaja, kamu saja yang jalan tidak lihat orang main serobot saja !,' teriak Santi.
" Sudah, sudah, potong Andri di tengah kedua gadis itu, sambil menebarkan bau farfumnya membuat suasana damai seketika. Kedua gadis itu tentu tidak mau terlhat buruk di depan idola sekolah : Andri.
Sambil menyanyikan lagu " Dona dona " Santi duduk dibawah pohon beringin di belakang gubuknya,
"..How the winds are laughing
They laugh with all the their might
Laugh and laugh the whole day through
And half the summer's night...................
They laugh with all the their might
Laugh and laugh the whole day through
And half the summer's night...................
" Hai cantik kenapa kamu begitu bersedih ? kamu tidak semenderita itu, kamu masih bisa meminta kepada kami, kami akan memberi apa yang kamu mau, asal kamu tetap jadi orang baik, jangan suka membalas perbuatan buruk orang lain,' suara dari atas lebatnya pohon beringin.
" Siapa kamu ?,' tanya Santi, saya adalah kamu,' kata suara itu. Saya adalah sahabatmu, kami akan menemamimu di setiap masalah yang akan kamu hadapi, kami hanya meminta kamu jadi anak baik. "
" Saya sudah lelah diremehkan, dihina, di caci orang, saya sudah tidak perduli jadi apa, orang tua saya juga mengajarkan begitu tapi saya sudah lelah.
" Sabarlah sayang, semua akan bisa kamu atasi,' pembisik dari kegelapan.
" Kamu mudah berkata, kamu tidak tahu yang saya rasakan, apa saja yang bisa kamu bantu ?,' tanya Santi,
"Apa yang kamu inginkan ?,' tanya pembisik gelap.
"Aku ingin Rina mendapat kecelakan biar wajahnya jadi jelek,' kata Santi.
" Maaf sayang, kami tidak bisa mengabulkan doa buruk kamu.
" Iyah deh maaf,' kata Santi.
" Makanya tidak semua orang diberi kekuatan besar karena manusia suka menyalah gunakan kekuatan yang dia miliki, coba kamu minta,' Rina tidak jahat sama kamu,' perintah pembisik gelap.
" Iya deh, itu aja,' kata Santi,
"Tidak sekalian agar Andri melirik kamu ?,' tanya pembisik gelap.
"Iya deh itu juga,' kata Santi malu - malu.
"Mulai besok kamu sapa mereka di sekolah dengan senyuman, minta maaf sama Rina.
"Baik om,' kata Santi.
"Bangun San, tidak baik anak gadis tidur di luar,' suara emak merusak mimpiindah Santi,
" Huu...emak, ganggu mimpi indah saja,' kata Santi,
"Eh kamu ini mimpi siang bolong, mimpi apaan ?,' tanya emak.
"Anu, anu..eh..Santi menoleh ke kiri dan ke kanan, ke atas pohon beringin, tadi ada suara dari atas pohon mak, katanya bisa bantu Santi.
"Huss..itu hanya mimpi, bunga - bunga tidur, yang bantu diri kita hanya diri kita sendiri, bekerja keras, dan berdoa,' ketus emak.
" Iya mak, Santi mimpi rupanya,' Santi.
" Sudah mandi sana !,' teriak emak.
Santi berjalan malas menuju gubuk mereka, tinggal emak toleh toleh ke kiri ke kanan dan ke atas, sambil bergidik emak menyusul Santi. Memang banyak cerita seram di pohon beringin tua itu. Tapi karena alasan ekonomi tidak ada waktu untuk takut lagi.
" Hari yang indah untuk pergi ke sekolah, sesuai dengan pesan mimpinya, Santi mencoba senyum kepada semua orang di sekolah, dengan kikuk Rina pun membalas senyuman Santi. Semua memang lebih mudah dengan senyum. Hanya di sana ibu guru matematika tidak mau membalas senyum Santi dia sepertinya kecewa dengan perubahan Santi, sepertinya dua tanduk berwarna merah muncul di balik kedua kupingnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar