" Kelompok itu jangan kamu ganggu ! karena tidak sesuai dengan prinsip kebebasan,' perintah Ben kepala intelijen negara adi kuasa.
" Tapi dia menggangu pemerintahan saya ?,' kata presiden bonekanya.
Presiden yang berkuasa di negara yang baru merdeka tidak bisa berbuat banyak menghadapi negara besar yang menguasainya. Dia seperti boneka yang di mainkan oleh tangan dalang seperti di atas panggung sandiawara. Dia seperti ikan di dalam akuarium yang bisa di atur sesuka hati pemilik akuarium.
" Cukup kamu katakan di media,' kamu tidak sependapat dengan mereka.
" Pemerintahan saya mengakomodir semua kepentingan ekonomi negara anda, bagaimana kalau pemerintahan saya jatuh ? semua aset kalian akan diambil alih mereka. Itu dasar politik mereka.
Dia mengkhawatirkan sebuah kelompok yang mendemo pemerintahannya akhir - akhir ini. Tangan bodohnya hanya tahu membunuh dan membungkam, tanpa mampu berdialog dengan mereka. Kenaikan dia ke tampuk kekuasaan bukan dari diskusi tapi dengan kekuatan senjata. Di tv dia berkata akan mengurus negaranya, tapi sebenarnya itu hanya syahwat berkuasa saja, kekuasaan memang memabukkan. Di tambah istrinnya yang sangat dia cintai, sangat menikmati semua pelayanan terbaik bagi keluarga presiden. Dia akan membunuh siapa saja yang mau merebut itu.
" Tidak akan, kamu hanya paranoid saya, kamu bukan pemimpin kuat, semua yang terjadi di negerimu yang bodoh itu di bawah kontrol kami,' kata Ben.
" Berarti anda sengaja merekayasa mereka ?,' tanya presiden.
Kelompok - kelompok politik di negara itu dibiarkan saling bersaing dan saling jegal, ini memudahkan negara Ben untuk berkuasa atas negara kaya dan lemah itu.
Kelompok - kelompok politik di negara itu dibiarkan saling bersaing dan saling jegal, ini memudahkan negara Ben untuk berkuasa atas negara kaya dan lemah itu.
" Tidak !, kami hanya mengikuti kemauan rakyatmu, akan hadir beberapa kelompok lain yang pada akhirnya juga meminta minta dukungan kami, itu harus dibiarkan sebagai negara modern, kamu tidak mungkin berkuasa selamanya,' kata Ben lagi.
" Lalu kenapa kalian larang saya membungkamnya ?.' tanya presiden.
Kalau pemerintah kuat? Ben mendorong oposisi, kalau oposisi kuat? Ben akan mendukung pemerintah.
Kalau pemerintah kuat? Ben mendorong oposisi, kalau oposisi kuat? Ben akan mendukung pemerintah.
" Karena tidak sesuai dengan prinsip kebebasan yang kami dengungkan selama ini di dunia internasional. " Kamu memang bangsa terbelakang ! tidak bisa memahami dunia internasional, kamu bisa jadi presiden hanya karena belas kasihan rakyatmu, bukan karena kamampuanmu,' kata Ben.
" Anda menghina saya !, saya dipilih dengan suara mutlak,' kata presiden.
" Kamu memang tidak mengerti apa yang kami maksud, kamu hanya merekayasa opini rakyatmu agar percaya padamu, suatu saat mereka akan faham dan kami tidak mau ikut ikutan membantu aksi bodohmu, kamu hanya tahu jual beli asetmu saja seperti pedagang zaman purba lakukan.
" Pemerintahan kamu korup, orang - orangmu mau ikut kamu karena ingin kaya semata, aktifis idealis tahu kamu tidak becus, dengan adanya gerakan kelompok baru itu merongrong pemerintahan kamu, mereka akan sibuk konsesntrasi membahas itu, tidak ingat lagi untuk untuk mengomentari pemerintahanmu,' kata Ben.
" Saya mengerti sekarang tuan,' kata presiden.
" Kalau kamu bungkam mereka kami akan menekan kamu dengan isu kebebasanm kalau kamu biarkan mereka kami akan mnekanmu dengan isu pembiaran pelanggaran kemanusiaan, kebetulan sekali kami membela mereka kali ini karena sudah lama kami ditekan isu anti mereka,' kata Ben.
" Anda benar - benar memeras saya !,' kata Presiden.
" Kamu kira bagaimana caranya kami menguasai politik dunia ? dengan cinta ? seperti tokoh - tokoh cinta yang kamu buang ? cara mereka akan membuat kita jadi martir, karena itu kami mendukung kamu saat membungkam mereka, apa kamu tidak sama saja dengan kami ? ,' tanya Ben. " Kalau mereka yang berkuasa ? kita semua akan terbuang ke jalanan, apa kamu sanggup melihat istri kamu yang cantik dan manja itu jadi gembel ?.' tanya Ben.
" Tidak tuan, saya sangat mencintai dia, saya rela melenyapkan satu pula di daratan bumi demi dia.
" Bagus !, kamu punya semangat,' kata Ben.
Kepala intel negara adi kuasa berbincang dengan presiden bonekanya,' presiden dari negara dunia ketiga yang kaya sumber daya alam dan sumber daya manusia bergaji rendah. Negara yang sangat menarik untuk di kuasai. Sumber daya alamnya melimpah, tenaga kerjanya murah, elit politiknya mudah disuap. Elit politiknya berlagak sebagai pemimpin besar dan baju mahal hasih keringat dan darah bangsanya. Mudah sekali mereka melenyapkan nyawa bangsanya demi kursi jabatan dan uang. Kelompok - kelompok politik berkembang dengan ideologi yang lemah, kanan, kiri, tengahm sama saja semua gila uang dan kekuasaan, kalau ada yang idealis ? akan di tekan oleh ketiga kelompok ini.
Kalau tengah yang berkuasa ? Ben dan kelopoknya akan mendekati kanan dan kiri, kalau kiri yang berkuasa Ben dan kelompoknya akan mendekati tengah dan kananm begitu seterusnya, Tujuannya satum negeri ini tidak boleh stabil karena akan menghambat Ben merampok semua kekayaan alamnya. Ada kelpompok politik besar kepala yang di dukung Ben untuk menekan pemerintah, begitu pemerintah berkuasa represif ? Ben akan menekan pemerintah berkuasa dengan isu kemanusiaan. Ada kelompok yang berlebihan menekan pemerintah berkuasa dengan senjata pemberian Ben ? Ben akan mendukung pemerintah berkuasa menegakkan kedaulatannya, kalau tidak mampu ? Ben akan membantu kelompok bersenjata untuk memerdekakan diri dan jadi boneka baru Ben.
Setiap nilai kontrak tambang akan dibagi ke negara dengan jumlah yang sangat sedikit, jauh lebih besar masuk ke kantong pribadi presiden berkuasa. Semua senang semua suka. Rakyat bodoh tidak perduli apa yang terjadi yang penting negara aman, tidak ada lagi kerusuhan. Padahal kerusuhan itu juga dirancang presiden berkuasa bersama tangan - tangan intelnya. Mereka menentukan kapan kerusuhan dimulai kapan diakhiri karena mereka adalah sutradaranya. Rakyat sangat tertekan dengan kerusuhan itu, presiden berkuasa tampil mengamankan, rakyat senang. Kontrak tambang tidak jadi perhatian penting lagi, rakyat tradisional ini juga sangat maklum kalau presiden dan keluarganya harus kaya, karena budaya yang mereka anut. Mereka sangat bangga melihat presiden tampan menawan putra dewata kata mereka. Figur sempurna yang dipercaya bisa membawa negeri aman dan sejahtera, rakyat tidak perlu berfikir banyak karena itu bertentangan dengan adat budaya. Rakyat diam saja, menerima apa yang disuguhkan penguasa, itu artinya rakyat baik. Rakyat yang banyak bicara itu kurang kerjaan, tidak tahu diri.
Presiden berkuasa akan setia mendengar keluhan rakyatnya, meminta rakyat laporkan semua kejahatan yang dialkukan oleh jajarannya, rakyat senang mendengarnya dia presiden jujur, Lima laporan rakyat dia tanggapi satu dan mencopotnya dari jabatannya. Bukan karena laporan korupsi dari masyarakat saja, tapi juga karena popularitas pejabat bersangkutan, mengalahkan popularitas anak pertama presiden berkuasa. Rakyat senang, anak presiden senang bisa jadi pengganti bapaknya.
Menteri korup menyetorkan uang korupsi kepada anak presiden, untuk membiaya sebuah ormas besar yang sedang mendemo gubernur muda yang sedang naik daun, kita hajar dia sebelum dia mengalahkan popularitas anda. Tidak lupa pak menteri juga membisikkan info ini salah satu wartawan favoritnya. Karena diam - diam pak menteri juga sedang menysun sebuah konspirasi untuk menjatuhkan presiden berkuasa yang berjasa mempopulerkan namanya dengan memberi jabatan menteri. Didepan presiden berkuasa dia selalu cium tangan. Didepan teman - temannya dia berkata, ' dia presiden banci, dia pakai saya untuk menutupi bau busuk kekuasaanhya. Pak Menteri ini berasal dari organisasi agama. Basis massanya dari umat beragama selalu senang mendapat sumbangan uang darinya. Tanpa pernah bertanya ini uang halal atau haram ? kelompok agama yang selalu mencaci maki Ben karena anti pada pada agama mereka. Dia lupa rekan mereka yang jadi menteri ini adalah anak buah dari presiden berkuasa boneka Ben. Dengan kata lain uang yang mereka nikmati di acara pertemuan besar agama adalah uang hasil konspirasi menipu rakyat bersama Ben. Tapi Ben tidak pernah menunjukkan sikap marah saat di demo, karena dalam kalkulasi politik itu adalah keuntungan.
Di satu sisi mereka meminta presiden berkuasa untuk menekan Ben, presiden berkuasa tersudut bagai petinju kena pukul ko, situasi tidak stabil menguntungkan Ben merampok semua kekayaan negeri itu.
" Ini seperti merampok rumah sedang terbakar " mudah sekali.
Setiap ada tokoh baru yang muncul dengan prinsip - prinsip ideal bisa mendapat dukungan rakyat akan menjadi perhatian Ben. Anda mau ikut kami ? atau menantang kami ?,' tanya Ben,
" Saya ikut rakyat saya tuan,' kata Budi idealis muda.
Berarti anda lawan kami, kami akan menggunakan semua kekuatan kami untuk membungkam anda.
Itu resiko yang harus saya hadapi tuan, bagi saya tidak ada bedanya berkuasa atau tidak berkuasa, kaya atau tidak kaya, hidup atau mati sama saja. Mungkin anda yang takut tidak berkuasa lagi karena anda begtu menikmati kekuasaan anda. Seharusnya menjadi penguasa itu beban berat karena memikirkan nasib bnyak orang, mengatur uang banyak orang. Dengan imbalan terhormat. Tapi anda menikmati kekuasaan itu dengan segala hawa nafsu anda. Wajar anda takut tidak berkuasa lagi dan juga takut mati. Bagi saya diam itu juga sama dengan mati, mati rasa akan ketidakadilan yang terjadi tu sama saja saya sudah mati. Kalau saya hidup dan berjuang akan lebih hidup klau sampai mati tidak jauh beda,' jawabnya tanpa ekspresi. Yang pertama saya tekan tentu boneka anda presiden kami. Kasihan sekali dia bakal kerepotan kalau kalian hajar, dia orang lemah. Bisanya pasang wajah kasihan seperti diawal di berkuasa mendapat simpati karena banyak orang kasihan tapi begitu berkuasa dia rampok semua. Kalau kalian bisa berkuasa nanti kami juga akan tetap datang mengajak kerjasama.
" Kerjasama sejajar sebagai negara yang sama - sama berdaulat ?,' tanya Budi.
" Tentu, tapi apakah orang - orangmu mau hidup benar ? tidak korupsi seperti sekarang ?.' tanya Ben.
Akan sangat berat mengingat bangsa kami sudah lama terbiasa memanfaatkan kekuasaan untuk diri sendiri,' kat Budi.
" Baiklah, kami akan melihat sejauh mana anda bisa melangkah, kami tidak merusak negara kalian tapi bangsa kalian yang tidak mau bermain benar, terutama dikalangan istana sendiri yang memulai.
" Bagaimana yang lain tidak mengikuti ?,' kata Ben.
" Kalau kalian semakin besar si presiden boneka itu akan mengerogoti orang - orangmu dari belakang dengan uang dan jabatan,' Ben.
" Pasti akan di lakukan,' kata Budi.
Budi tampil di media seolah didukung oleh negara maju, pengikutnya semakin yakin untuk mengikutinya.
Kalau tengah yang berkuasa ? Ben dan kelopoknya akan mendekati kanan dan kiri, kalau kiri yang berkuasa Ben dan kelompoknya akan mendekati tengah dan kananm begitu seterusnya, Tujuannya satum negeri ini tidak boleh stabil karena akan menghambat Ben merampok semua kekayaan alamnya. Ada kelpompok politik besar kepala yang di dukung Ben untuk menekan pemerintah, begitu pemerintah berkuasa represif ? Ben akan menekan pemerintah berkuasa dengan isu kemanusiaan. Ada kelompok yang berlebihan menekan pemerintah berkuasa dengan senjata pemberian Ben ? Ben akan mendukung pemerintah berkuasa menegakkan kedaulatannya, kalau tidak mampu ? Ben akan membantu kelompok bersenjata untuk memerdekakan diri dan jadi boneka baru Ben.
Setiap nilai kontrak tambang akan dibagi ke negara dengan jumlah yang sangat sedikit, jauh lebih besar masuk ke kantong pribadi presiden berkuasa. Semua senang semua suka. Rakyat bodoh tidak perduli apa yang terjadi yang penting negara aman, tidak ada lagi kerusuhan. Padahal kerusuhan itu juga dirancang presiden berkuasa bersama tangan - tangan intelnya. Mereka menentukan kapan kerusuhan dimulai kapan diakhiri karena mereka adalah sutradaranya. Rakyat sangat tertekan dengan kerusuhan itu, presiden berkuasa tampil mengamankan, rakyat senang. Kontrak tambang tidak jadi perhatian penting lagi, rakyat tradisional ini juga sangat maklum kalau presiden dan keluarganya harus kaya, karena budaya yang mereka anut. Mereka sangat bangga melihat presiden tampan menawan putra dewata kata mereka. Figur sempurna yang dipercaya bisa membawa negeri aman dan sejahtera, rakyat tidak perlu berfikir banyak karena itu bertentangan dengan adat budaya. Rakyat diam saja, menerima apa yang disuguhkan penguasa, itu artinya rakyat baik. Rakyat yang banyak bicara itu kurang kerjaan, tidak tahu diri.
Presiden berkuasa akan setia mendengar keluhan rakyatnya, meminta rakyat laporkan semua kejahatan yang dialkukan oleh jajarannya, rakyat senang mendengarnya dia presiden jujur, Lima laporan rakyat dia tanggapi satu dan mencopotnya dari jabatannya. Bukan karena laporan korupsi dari masyarakat saja, tapi juga karena popularitas pejabat bersangkutan, mengalahkan popularitas anak pertama presiden berkuasa. Rakyat senang, anak presiden senang bisa jadi pengganti bapaknya.
Menteri korup menyetorkan uang korupsi kepada anak presiden, untuk membiaya sebuah ormas besar yang sedang mendemo gubernur muda yang sedang naik daun, kita hajar dia sebelum dia mengalahkan popularitas anda. Tidak lupa pak menteri juga membisikkan info ini salah satu wartawan favoritnya. Karena diam - diam pak menteri juga sedang menysun sebuah konspirasi untuk menjatuhkan presiden berkuasa yang berjasa mempopulerkan namanya dengan memberi jabatan menteri. Didepan presiden berkuasa dia selalu cium tangan. Didepan teman - temannya dia berkata, ' dia presiden banci, dia pakai saya untuk menutupi bau busuk kekuasaanhya. Pak Menteri ini berasal dari organisasi agama. Basis massanya dari umat beragama selalu senang mendapat sumbangan uang darinya. Tanpa pernah bertanya ini uang halal atau haram ? kelompok agama yang selalu mencaci maki Ben karena anti pada pada agama mereka. Dia lupa rekan mereka yang jadi menteri ini adalah anak buah dari presiden berkuasa boneka Ben. Dengan kata lain uang yang mereka nikmati di acara pertemuan besar agama adalah uang hasil konspirasi menipu rakyat bersama Ben. Tapi Ben tidak pernah menunjukkan sikap marah saat di demo, karena dalam kalkulasi politik itu adalah keuntungan.
Di satu sisi mereka meminta presiden berkuasa untuk menekan Ben, presiden berkuasa tersudut bagai petinju kena pukul ko, situasi tidak stabil menguntungkan Ben merampok semua kekayaan negeri itu.
" Ini seperti merampok rumah sedang terbakar " mudah sekali.
Setiap ada tokoh baru yang muncul dengan prinsip - prinsip ideal bisa mendapat dukungan rakyat akan menjadi perhatian Ben. Anda mau ikut kami ? atau menantang kami ?,' tanya Ben,
" Saya ikut rakyat saya tuan,' kata Budi idealis muda.
Berarti anda lawan kami, kami akan menggunakan semua kekuatan kami untuk membungkam anda.
Itu resiko yang harus saya hadapi tuan, bagi saya tidak ada bedanya berkuasa atau tidak berkuasa, kaya atau tidak kaya, hidup atau mati sama saja. Mungkin anda yang takut tidak berkuasa lagi karena anda begtu menikmati kekuasaan anda. Seharusnya menjadi penguasa itu beban berat karena memikirkan nasib bnyak orang, mengatur uang banyak orang. Dengan imbalan terhormat. Tapi anda menikmati kekuasaan itu dengan segala hawa nafsu anda. Wajar anda takut tidak berkuasa lagi dan juga takut mati. Bagi saya diam itu juga sama dengan mati, mati rasa akan ketidakadilan yang terjadi tu sama saja saya sudah mati. Kalau saya hidup dan berjuang akan lebih hidup klau sampai mati tidak jauh beda,' jawabnya tanpa ekspresi. Yang pertama saya tekan tentu boneka anda presiden kami. Kasihan sekali dia bakal kerepotan kalau kalian hajar, dia orang lemah. Bisanya pasang wajah kasihan seperti diawal di berkuasa mendapat simpati karena banyak orang kasihan tapi begitu berkuasa dia rampok semua. Kalau kalian bisa berkuasa nanti kami juga akan tetap datang mengajak kerjasama.
" Kerjasama sejajar sebagai negara yang sama - sama berdaulat ?,' tanya Budi.
" Tentu, tapi apakah orang - orangmu mau hidup benar ? tidak korupsi seperti sekarang ?.' tanya Ben.
Akan sangat berat mengingat bangsa kami sudah lama terbiasa memanfaatkan kekuasaan untuk diri sendiri,' kat Budi.
" Baiklah, kami akan melihat sejauh mana anda bisa melangkah, kami tidak merusak negara kalian tapi bangsa kalian yang tidak mau bermain benar, terutama dikalangan istana sendiri yang memulai.
" Bagaimana yang lain tidak mengikuti ?,' kata Ben.
" Kalau kalian semakin besar si presiden boneka itu akan mengerogoti orang - orangmu dari belakang dengan uang dan jabatan,' Ben.
" Pasti akan di lakukan,' kata Budi.
Budi tampil di media seolah didukung oleh negara maju, pengikutnya semakin yakin untuk mengikutinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar