Kamu terlalu banyak pakai uang negara ini. Kita perlu uang untuk proyek
lain. " Tapi pak, uang itu untuk kesejahteraan anak buah saya. Mereka dibayar mahal untuk menjaga
keamanan negara ini termasuk menjaga anda dan keluarga anda.
Tidak !, untuk tahun ini mungkin untuk tahun yang akan datang,' sahut menteri pertahanan.
Baik pak,' sahut panglima militer.
Kriiiinggg...siap pak perintah ? Suara dari seberang.
" Kamu merapat ke ruangan saya sekarang !
Siap pak ! Laksanakan.
Masuk ! Masuk ! Duduk !
Komandan pasukan khusus duduk dengan wajah penuh tanda tanya, tiba - tiba panglima tertinggi militer meminta dia menghadap.
Politisi bajingan itu tidak mau menambah anggaran militer, mereka lebih fokus ke proyek jalan. Mereka lupa kalau kita juga punya peranan penting di negara ini. Kalau lagi aman begini mereka lupa kalau kita punya tugas penting.
Perintah pak ?,' tanya komandan pasukan khusus. Kalau negara aman kita tidak dianggap perlu,' kata panglima. Iya pak,' apa yang bisa saya bantu ?,' tanya komandan pasukan khusus. Kamu memang cuma seorang kolonel belum bisa berfikir seperti jenderal. Siap pak, minta petunjuk,' sahut komandan pasukan khusus. Gunakan satuan anti terormu untuk membuat situasi tidak aman.
Pasukan anti teror membuat teror pak ?,' tanya komandan pasukan khusus bingung.
Iya kolonel ! kamu buat teror agar negara terlihat tidak aman, agar mata mereka terbuka untuk tetap menambah anggaran kita.
Baik pak saya laksanakan, kapan bisa dimulai ?.
Jangan terburu buru karena baru saja permintaan kita ditolak. Ini juga bagus buat kamu dan anak buahmu untuk mengatur skenario, dan memilih orang - orang yang faham maksud kita. Baik pak. Apa bentuknya pak ? Separatis, ideologis, ?
Terserah kamu yang penting dampaknya menarik kita untuk siaga.
Bagaimana kalau pencurian rudal oleh teroris ?
Bagus juga, laksanakan dengan rapi tanpa jejak,' perintah panglima.
Televisi nasional menyiarkan pencurian rudal oleh sekelompok teroris. Para pengamat teroris, politikus, pejabat polisi dan militer ramai di kejar media. Rapat demi rapat di gelar, politikus relasi Panglima militer berkata," perlu kenaikan anggaran untuk militer. Sempurna ! sesuai dengan rencana.
Tidak !, untuk tahun ini mungkin untuk tahun yang akan datang,' sahut menteri pertahanan.
Baik pak,' sahut panglima militer.
Kriiiinggg...siap pak perintah ? Suara dari seberang.
" Kamu merapat ke ruangan saya sekarang !
Siap pak ! Laksanakan.
Masuk ! Masuk ! Duduk !
Komandan pasukan khusus duduk dengan wajah penuh tanda tanya, tiba - tiba panglima tertinggi militer meminta dia menghadap.
Politisi bajingan itu tidak mau menambah anggaran militer, mereka lebih fokus ke proyek jalan. Mereka lupa kalau kita juga punya peranan penting di negara ini. Kalau lagi aman begini mereka lupa kalau kita punya tugas penting.
Perintah pak ?,' tanya komandan pasukan khusus. Kalau negara aman kita tidak dianggap perlu,' kata panglima. Iya pak,' apa yang bisa saya bantu ?,' tanya komandan pasukan khusus. Kamu memang cuma seorang kolonel belum bisa berfikir seperti jenderal. Siap pak, minta petunjuk,' sahut komandan pasukan khusus. Gunakan satuan anti terormu untuk membuat situasi tidak aman.
Pasukan anti teror membuat teror pak ?,' tanya komandan pasukan khusus bingung.
Iya kolonel ! kamu buat teror agar negara terlihat tidak aman, agar mata mereka terbuka untuk tetap menambah anggaran kita.
Baik pak saya laksanakan, kapan bisa dimulai ?.
Jangan terburu buru karena baru saja permintaan kita ditolak. Ini juga bagus buat kamu dan anak buahmu untuk mengatur skenario, dan memilih orang - orang yang faham maksud kita. Baik pak. Apa bentuknya pak ? Separatis, ideologis, ?
Terserah kamu yang penting dampaknya menarik kita untuk siaga.
Bagaimana kalau pencurian rudal oleh teroris ?
Bagus juga, laksanakan dengan rapi tanpa jejak,' perintah panglima.
Televisi nasional menyiarkan pencurian rudal oleh sekelompok teroris. Para pengamat teroris, politikus, pejabat polisi dan militer ramai di kejar media. Rapat demi rapat di gelar, politikus relasi Panglima militer berkata," perlu kenaikan anggaran untuk militer. Sempurna ! sesuai dengan rencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar